Part06

160 74 59
                                    

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA COMENT!

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!JANGAN LUPA COMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※

"Aqilla lo gak papa kan?" Tanya Devira.

"Aqilla kok diem sih? Aqilla emang nggak seneng ya kalo satu kelompok bareng Luna sama Devi." Kini giliran Luna yang bertanya

Aqilla langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Nggak gitu kok, gue seneng bisa satu kelompok bareng kalian, tapi~" Aqilla menggantungkan ucapannya

"Tapi kenapa?"

"Tapi masa kita satu kelompok juga sih sama cowok nyebelin kaya si~" Lagi lagi Aqilla menggantungkan ucapannya saat melihat Raffa dan ke dua temannya berjalan memasuki ruang kelas.

"Si? Si siapa sih?" Saat ini Luna benar-benar semakin di buat penasaran oleh temannya itu.

"Wihhh,, lagi pada ngomongin apa nih, seru banget nih kayaknya." Sambar Andra dengan yang baru saja memasuki ruang kelas bersama Raffa dan Alvaro.

"Lagi pada ngomongin gue pasti ya?! Iya kan?! Ngaku lo pada!" Sambungnya dengan tingkat ke pede-an yang tinggi.

"Kita nggak lagi ngomongin Andra kok, kita itu lagi ngomongin soal cowok yang-,"

Belum sempat Luna menyelesaikan perkataannya, dengan cepat kini Aqilla sudah lebih dahulu memotong pembicaraan Luna. "Ehh Lun, kayaknya lipstik lo udah mulai luntur deh, bibir lo udah kayak mayat idup aja tau keliatannya."

Luna melebarkan kedua bola matanya. "Hah?? Massa sihh?"

Tanpa banyak bicara lagi luna langsung mengeluarkan cermin kecil yang selalu ia bawa dalam saku bajunya kemudian Luna mengarahkan cerminnya pada bagian bibir.

"Aqilla boong ya sama Luna! Orang bibir Luna masih ada olesan lipstiknya kok!" Ucap Luna setelah memastikan perkataan Aqilla mengenai bibirnya lewat pantulan cermin.

"Masa sih Lun? Ohh berarti mungkin tadi cuman perasaan gue aja kali ya." Balas Aqilla dengan memasang cengiran tak berdosa setelah berbohong pada Luna, sedangkan Luna hanya memajukan bibir nya setelah mendengar penjelasan Aqilla.

Aqilla sebenarnya tidak ada niatan untuk membohongi luna, hanya saja Aqilla terlalu panik dan refleks berbicara seperti itu, Aqilla hanya ingin mencari aman saja, karena pada saat itu ada musuh bubuyutannya, alias Raffa.

"Ini Lun makanannya." Alvaro memberikan Cilok yang di pesan Luna tadi.

"Makasih bang."

Alvaro hanya menampilkan senyum ke arah adiknya.

Luna memberi 1 plastik berisi Cilok kepada Aqilla dan Devira. Lalu mereka melahap nya.

"Ehh, apaan nih? Coba sini gue liat!" Andra merebut kertas yang ada di tangan Aqilla.

RAFILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang