VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA COMENT!※※※
Dengan penuh kesabaran dan rasa syukur, Mereka dapat menyelesaikan tugas mereka dalam usahanya yang telah bersusah payah.
Meskipun bentuk vas bunga yang mereka buat tidak sesuai dengan ekspetasi mereka masing-masing, setidaknya mereka telah bekerja keras dalam memaksimalkan hasil yang sebagus mungkin.Saat ini jam menunjukan pukul 17.00. Mereka semua berpamitan pada bu Rahma dan juga Guntur. Sebelumnya mereka sempat memberikan uang sewa itu kepada bu Rahma, tetapi bu Rahma menolaknya karena beliau berniat membantu Andra dan yang lainnya.
Mereka kembali berjalan meuju tempat dimana motor mereka terparkir.
"Bro, gue laper nih. Makan dulu skuy." Ajak Andra.
"Bukannya di layanin, yang ada kita di usir gara-gara liati penampilan kita yang udah mirip gembel." Ceplos Alvaro.
Raffa berdehem. "Maap, maap nih bro. Biarpun penampilan gue kucel and the kumel gini, muka ganteng gue nolak di samain kaya gembel, yang ada tuh gue lebih cocok jadi pangeran berkuda putih."
Mereka tak menanggapi ucapan Raffa karena telah merasa bosan saat Raffa selalu memuji dirinya sendiri. Beda hal nya dengan Aqilla, mulutnya tidak bisa tinggal diam saat Raffa selalu menampang.
"Narsis lo! Terlalu kepedean!"
"Percaya diri adalah salah satu kunci dari kesuksesan."
"Iya, tapi percaya dirinya lo itu beda banget sama orang sukses di luar sana!"
"Biarin aja, yang penting judulnya tetep pede."
Aqilla tak merespon balasan Raffa. Katakan lah kali ini Aqilla kalah debat dengan Raffa. Otaknya sedang tidak bisa berpikir panjang, karena pikiran utamanya memikirkan kondisi perut yang belum ia isi sejak tadi siang.
Di sepanjang perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat pemarkiran motor yang tadi. Raffa tentu mengantarkan Aqilla terlebih dahulu, begitu juga Andra pada Devira. Sedangkan Alvaro langsung pulang kerumah karena yang ia bonceng saat ini adalah adik kembarnya.
Saat ini jam menunjukan pukul 19.15. Raffa menurunkan Aqilla sampai depan rumah kediaman Aqilla. Saat itu Ayah dan Bunda Aqilla ada di depan rumah menunggu kedatangan Anaknya.
Raffa yang menyadari itu tentu menghampiri kedua orang tua Aqilla, lalu Raffa mencium punggung tangan mereka. Tak lupa, Raffa juga memberi penjelasan mengenai aktivitas hari ini, bahwa Aqilla, dirinya dan yang lain baru menyelesaikan pekerjaan tugas berkelompok. Setelah itu Raffa berpamitan untuk segera pulang.
"Siapa? Pacar kamu?" Tanya Frans selaku ayah Aqilla, saat Raffa sudah meninggalkan area perumahan mereka.
"Bukan yah, dia temen sekelas Aqilla."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFILLA
Teen Fiction⚠ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠ "Dasar cowok kepala batu! Gak mau ngalah! Banyak omong! Tukang ngedumel! Aneh! Susah di atur! Intinya gue kalo ketemu sama lo itu bawaannya selalu pengen nabok muka lo tau."-Aqilla Angelina. "Dimana-mana orang kalo ketemu sam...