Part11

140 55 37
                                    

VOTE SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA COMENT!

VOTE SEBELUM BACA!JANGAN LUPA COMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※

Sarapannya kali ini hanya memakan sandwich yang sudah di sediakan bi Asih. Setelah itu Raffa pergi ke bagasi melihat motornya yang sudah lama tak ia pakai, untuk di gunakan ke sekolah.

Sayangnya Raffa harus menerima kekecewaan saat melihat motor miliknya masih dalam keadaan kotor, sama seperti keadaan tiga hari yang lalu.

"PAK DIDI." Teriak Raffa memanggil supir yang biasa mengantarkan orang tua Raffa ke kantor.

Pak Didi lansung menghampiri anak majikannya, saat tadi memanggil dirinya.

"Motor Raffa gak bapak cuci?" Tanya Raffa langsung.

"Maaf den, bapak gak tau kalo motor den Raffa kotor. Terus motor Aden juga di tutup pakai kain, jadi bapak gak liat."

Raffa menepuk jidatnya. Ia lupa memberi tau pak Didi untuk mencuci motor miliknya. Motor nya Raffa tutup dengan kain agar papah nya tidak melihat sekaligus memarahinya sampai mengundang keributan anatara mereka berdua.

"Aden, bapak anter aja ya kesekolah. Mumpung masih ada waktu sebelum nganter tuan sama nyonya berangkat ke kantor." Tawar pak Didi.

"Gak usah pak, nanti Raffa nyari taxi aja di jalan."

Raffa berjalan sampai ke halte, ia nemutuskan untuk menaiki bus, karena di sepanjang jalannya tadi tidak ada satupun Taxi yang kosong, semua Taxi yang di temui nya hari ini sudah terisi oleh penumpang lain. Tadinya Raffa berencana untuk memesan taxi online, tetapi ia tidak membawa ponsel, karena ia meninggalkannya di rumah.

5 menit berada di halte, akhirnya bus yang di tunggu-tunggu datang. Ramai, itulah keadaan di sana. Raffa harus menunggu penumpang lain yang masuk kedalam bus secara begelombolan.

Sampai para penumpang sudah masuk semua kedalam bus, kini giliran dirinya yang akan masuk. Tapi Sayangnya tidak ada satupun tempat duduk yang tersisa, bahkan banyak penumpang lain yang berdiri karena tak kebagian tempat duduk. Sungguh, Raffa sangat benci situasi dimana ia harus berdesakan.

Raffa menuruni bus itu, ia tak jadi menaiki bus dalam keadaan yang sangat tidak nyaman untuk di taiki baginya.

Raffa kembali berjalan, matanya tak sengaja tertuju pada satu taxi yang baru saja di turuni penumpang, Ia langsung menghampiri taxi itu yang posisinya ada di seberang jalan.

Saat Raffa menyebrangi jalan menghampiri taxi itu, tiba-tiba seorang laki-laki paruh baya sudah dengan wanita di sampingnya lebih dulu membuka pintu mobil saat Raffa hendak membukanya.

"Pak, taxi nya sudah saya pesan terlebih dahulu." Ucap Raffa sopan.

"Iya dek maaf, tapi saya lagi buru-buru, istri saya mau melahirkan. Ini anak pertama kami, tolong mengerti." Kata laki-laki itu dengan nada yang panik.

RAFILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang