⚠ FOLLOW SEBELUM BACA ⚠
"Dasar cowok kepala batu! Gak mau ngalah! Banyak omong! Tukang ngedumel! Aneh! Susah di atur! Intinya gue kalo ketemu sama lo itu bawaannya selalu pengen nabok muka lo tau."-Aqilla Angelina.
"Dimana-mana orang kalo ketemu sam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
※※※
Motor milik Raffa berhenti tepat didepan gerbang utama sekolah yang sudah tertutup rapat. Raffa menengok ke arah belakang, ia melihat Aqilla yang kini masih sedang memeluknya dirinya erat dengan mata yang terpejam.
"Udah nyampe woi! nanti lagi modusnya." Ucap Raffa memecahkan suasana yang canggung baginya.
Aqilla membuka kelopak matanya saat mendengar suara Raffa, Aqilla langsung melepaskan pelukannya pada cowok itu.
"Dih, siapa juga yang modus." Kesal Aqilla pada Raffa yang mengatai dirinya sedang 'modus' pada cowok itu. Aqilla memukul pundak bagian belakang Raffa, lalu segera beranjak turun dari motor itu dan melempar jaket Raffa yang mengikat di pinggang nya tadi. Dengan cepat Raffa menangkap jaketnya itu agar tidak mengenai wajah tampannya.
"Menurut lo, kalo meluk anak orang sembarangan dan cuma di lakuin sama satu pihak, itu namanya apa kalo bukan modus?" Tanya Raffa sambil tersenyum penuh kemenangan, karena sepertinya kali ini dirinya akan memenangkan ajang festival perdebatan dengan Aqilla.
"Tapi lo juga kan yang nyuruh gue buat pegangan! Lagian tadi kenapa harus ngebut-ngebutan coba?! Pasti lo sengajakan ngelakuin itu semua biar gue takut, terus meluk lo kaya tadi?!"
"Enak aja kalo ngomong! Gue kan cuma nyuruh lo buat pegangan, bukan nyuruh lo buat meluk! Lagian gue ngebut buat ngejar waktu supaya kita gak telat." Ucap Raffa membela diri dari tuduhan Aqilla.
Aqilla benar-benar merasa malu saat ini, pasalnya yang di ucap oleh Raffa memang ada benar nya juga, Raffa kan menyuruh Aqilla untuk berpegangan bukan untuk memeluk Raffa.
Duhh bener juga sih apa kata si Raffa, tapi masa bodo lah, toh semuanya juga udah kejadian. Mendingan sekarang gue pura-pura gak ngerti aja sama omongan dia. biar gausah di bahas lagi. Batin Aqilla.
"Sekarang lo bisa liat sendiri kan, pintu gerbangnya udah ke tutup, itu artinya kita telat dan yang pasti kita bakalan kena hukuman." Ucap Aqilla, cemas.
"Dan ini semua salah lo!" Tunjuk Raffa pada Aqilla
"Lah kok jadi gue sih yang di salahin?"
"Ya iyalah, coba aja deh kalo misalnya lo langsung ikut sama gue pas tadi gue ngajakin lo buat bareng, pasti kita gak akan telat kaya gini."
"Eh, itu gak sepenuhnya salah gue ya! Lagian lo juga kan yang mulai duluan buat ngajakin gue debat!" Sewot Aqilla. "Terus mau gimana lagi coba kalo udah kaya gini?" Sambung Aqilla yang juga membela diri sendiri, dan pada kesimpulannya Aqilla memang tidak salah sepenuhnya.
