Part15

157 63 76
                                    

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA COMENT!

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!JANGAN LUPA COMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※

"Btw, kalo kita jadi goes mau pake sepeda punya siapa?" Tanya Devira melerai suasana yang menjengkelkan bagi Aqilla.

"Di sini ada kok tempat buat penyewaannya sepeda." Jawab Luna.

"Bagus deh kalo gitu. Abis ini kita langsung ke sana gimana?" Tawar Devira.

"Setuju mumpung, suasanannya masih pagi." Seru Alvaro.

Dengan sengaja Andra berdehem saat melihat Alvaro tersenyum ramah pada Devira. Alvaro langsung saja menatap sinis Andra yang duduk di sebelahnya.

Setelah selesai sarapan pagi mereka ke tempat penyewaan sepeda, lalu mereka bersepeda hanya mengelilingi kebun teh dan sekitarnya, menikmati suasana di pagi hari dengan kicauan suara burung yang menyatu dengan sejuknya angin di sana. Seperti de javu, merasakan hal yang sama seperti waktu di mana mereka pergi ke tempat persawahan saat mencari tanah liat.

Mungkin sekitar 2 jam mereka bereka bersepeda, tentunya di sela oleh waktu untuk beristirahat. Mereka kembali ke tempat penyewaan untuk mengembalikan sepeda sekaligus membayar uang sewa.

Bagaimana rasanya mengelilingi kebun teh yang amat sangat besar luasnya? Tentunya melelahkan bukan? Itulah yang di rasakan keenam oknum yang sedang bersepeda di sekitar sana. Saat itu juga perut mereka sudah berdemo, pasalnya tadi pagi mereka hanya memakan mie instan tanpa ada tambahan nasi sebutir pun.

Baiklah, sepertinya mereka akan segera mengisi perut mereka sebelum berdampak buruk kedepannya jika berlama-lama untuk menunda makan saat ini.

Dengan menggunakan dua mobil, mereka sampai di depan warung makan sederhana namun terlihat modern. Menu di sana tak jauh beda seperti menu makan restoran di kota, hanya saja di sini ada tambah beberapa menu dari setiap makanan khas daerah.

Satu pelayan menghampiri meja makan Aqilla dan yang lainnya, pelayan itu memberikan daftar menu kepada mereka, agar dapat memilih makanan yang akan mereka pesan.

"Mbak kalo menu utama di sini apa ya?" Tanya Andra, basa basi kepada pelayan yang menurutnya terlihat cantik.

"Semur jengkol balado, mas." Jawab pelayan itu.

"Yah, sayang banget ya mbak."

"Kenapa ya mas?"

"Saya kira yang utama itu cuma menua bersamamu selamanya."

Alvaro menyenggol lengan kiri Andra dengan sikut tangan kanannya. "Jaga attitude lo bege." Alvaro berbicara pelan tepat di samping telinga Andra.

"Lagian jangan mau sama dia mbak, dia mah tukang goshting orangnya." Celetuk Raffa.

"Maaf juga ya mbak, soalnya temen saya yang satu ini emang suka kambuh kalo obatnya lupa di minum." Alvaro merangkul Andra yang sudah memasang wajah kesal kepada Alvaro dan Raffa.

RAFILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang