Part03

278 150 125
                                    


VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!
JANGAN LUPA COMENT!

VOTE DULU YUK SEBELUM BACA!JANGAN LUPA COMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※

Aqilla dan Raffa kini sudah duduk dikursi yang berada diruangan BK, ditemani juga oleh pak Budi yang duduk berhadapan dengan mereka berdua. Sepertinya sidang dan hukuman untuk dua sejoli berlawan jenis akan segera diberlakukan.

"Aqilla, bapak ingin tau alasan kenapa kamu bisa terlambat berangkat kesekolah? Gak seperti biasanya kamu kaya gini. Bapak jadi curiga kalo kamu terlambat gara-gara-," Mata pak Budi melirik ke arah Raffa setelah mengucapkan kata 'gara-gara'.

Aqilla yang tadinya menatap ke arah pak Budi kini beralih tatapan menjadi ke arah Raffa yang sudah terlihat seperti orang kebingungan.

"Bapak nuduh saya?" Raffa menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.

"Oh nggak! bapak gak nuduh kamu Raffa, bapak cuman curiga aja, kan Aqilla terlambatnya bareng sama kamu."

Raffa mengarahkan pandangannya menatap Aqilla seolah meminta bantuan agar Aqilla angkat bicara untuk membelanya, karena sepertinya percuma saja jika Raffa membela dirinya sendiri, akan terasa sia-sia jika sedang berhadapan dengan pak Budi. Raffa adalah salah satu murid buronannya pak Budi dan tentunya pak Budi sudah pasti tidak akan mempercayai ucapan Raffa.

"Aqilla telat bukan gara-gara Raffa kok pak, tapi Aqilla telat karena emang bangun kesiangan." Jelas Aqilla, membuka suara yang sedari tadi hanya melihat interaksi antara Raffa dan pak Budi.

Pak Budi hanya mengangguk-angguk pelan. "Oke, kalo gitu bapa terima alasan kamu, jangan sampai di ulangi lagi! Tapi bapak tetap akan memberi kamu hukuman sebagai peringatan, agar hal seperti ini tidak terulang."

"Iya pak." Sahut Aqilla.

"Dan untuk kamu Raffa, alasan apa yang kamu punya kali ini terlambat berangkat sekolah untuk yang ke seratus delapan puluh dua kalinya dari awal kamu kelas memasuki kelas sepuluh."

"Kejebak macet di jalan pak." Jawabnya ngasal.

Pak Budi memijat-mijat pelipisnya setelah mendengar alasan yang di katakan Raffa, karena setiap Raffa ditanya mengenai mengapa dirinya alasan terlambat sekolah, Raffa selalu memberi alasan yang sama.

"Apa kamu gak ada alasan lain selain kejebak macet di jalan?" Tanya pak Budi.

"Kayak-nya gak ada pak, bapak kan tau sendiri kalo otak saya mentok cuman sampe sini." Jawabnya enteng

"Huftt,, percuma saya ngomong sama kamu, gak akan pernah nyambung, mubadzir tenaga saya." Tutur pak Budi.

"Mangkanya pak, kalo bapak mau ngomong sama saya pasang Pipa Rucika dulu, biar nyambung." Ucap Raffa memasang senyuman lebar yang terlihat aneh jika di ekspresikan dalam keadaan seperti ini.

RAFILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang