Teman-teman Falila baru mengetahui latar belakang keluarganya saat mendekati kelulusan SMA, ketika kasus bersama Raisa terjadi. Pasca kejadian tersebut, semua temannya telah terlampau takut untuk mengusik Falila setelah dirinya bersikap nekat akibat memperebutkan seorang cowok. Hanya segelintir orang yang berani mengajaknya bicara, itu pun untuk urusan sekolah yang mendesak.
Beruntungnya kala itu mendekati ujian kelulusan sekolah, hingga hampir semua siswa angkatannya sibuk mempersiapkan diri. Begitu pun Falila yang mendapat pengawasan ketat dari orang tuanya.
Setelah menjalani skors, dia datang ke sekolah murni untuk belajar, lalu langsung pulang ketika jam sekolah berakhir. Jam istirahat dihabiskan di kelas sendirian ataupun pergi ke perpustakaan, disertai pengawasan guru yang diminta khusus oleh Amelia demi keselamatan mental dan fisik anaknya yang sedang tidak ingin diusik.
Alhasil, masa sebelum kelulusan telah dijalani Falila dengan penuh kesuraman. Hasil ujiannya pun tidak begitu memuaskan. Untung saja ujian masuk universitas negeri masih bisa dia lewati dengan baik, akibat tekad kuat untuk segera pergi dari Jakarta demi dapat menenangkan diri.
Efek dari menjauhi dan dijauhi teman-temannya pada akhir masa sekolah, membuat Falila tidak pernah menaruh minat ketika kabar reuni angkatan atau reuni akbar sekolah datang padanya.
Malu, penyesalan, rasa bersalah, urusan yang belum selesai bersama Raisa, dan juga menolak bertemu Ervin. Semua itu adalah beberapa dari banyak alasan yang membuat Falila tidak pernah hadir dalam acara reuni sekolah, terumata reuni SMA.
Falila yang pengecut dan merasa masih membutuhkan waktu, selalu mencari alasan untuk tidak datang. Beberapa dari mereka yang telah mampu memahami alasan di balik sikap nekatnya dulu, berusaha meyakinkan kalau mereka sama sekali tidak peduli lagi dengan kejadian di masa lalu yang juga bukan urusan mereka. Harusnya Falila tidak perlu terlalu khawatir. Tapi, Falila yang masih tidak mendapat respons dari Raisa, bertahan dengan tidak ingin menunjukkan wajah karena merasa belum pantas. Akibatnya, bujukan teman-temannya selalu gagal dan Falila tidak pernah muncul.
Namun, tahun ini berbeda. Beberapa teman yang melihat Raisa memajang sebuah foto bersama Falila di akun sosial medianya, meyakini kalau Falila pasti akan hadir pada acara reuni mereka kali ini.
Memang benar. Begitulah yang terjadi. Kemunculan Falila membuat kaget banyak temannya. Jiwa penasaran pun mulai bermunculan, tapi tertahan ketika mendapati Raisa yang terlihat sangat terbuka dengan kehadiran Falila. Keduanya tampak santai berinteraksi layaknya dulu sebelum pertengkaran masa remaja mereka terjadi. Pemandangan tersebut cukup membuat mulut-mulut penggosip hanya berani berkicau di belakang saja, tanpa menyuarakan langsung di depan mereka.
Kali ini adalah reuni akbar sekaligus ulang tahun berdirinya sekolah. Para panitia reuni sengaja memilih bekerja sama dengan OSIS sekolah untuk merayakan reuni mereka bersamaan dengan ulang tahun sekolah. Tempat acara juga dilakukan di sekolah, dibarengi dengan kegiatan dari OSIS.
Kegiatan tapak tilas menjadi salah satu acara yang diagendakan panitia. Masing-masing kelas juga menampilkan berbagai hal untuk menyambut para alumni serta merayakan ulang tahun sekolah mereka.
"Duh, sumpah, gue kepo, nggak bisa nahan lagi, nih!" keluh seorang teman Falila yang bernama Anid.
"Apaan? Nggak usah nanya kenapa sekarang Falila udah mau duduk bareng kita di sini, ya!" tegur Raisa, terang-terangan memperingkatkan Anid untuk tidak lagi membahas masa lalu.
"Nggaklah! Emang bocil, masih bahas begituan," sanggah Anid. "Bodo amat sama cerita cinta monyet kalian. Yang penting sekarang kita udah happy bareng, bisa sok elit di depan nih bocah-bocah." Matanya melirik ke arah para remaja SMA yang berseliweran di sekitar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALILA
RandomLET YOU HEAL ME. Falila. Panggilan kecil, Lila. Pengkhayal yang pernah terluka. Satu-satunya anak perempuan dalam keluarga Ersa yang terbiasa menerima perlindungan dari seluruh keluarganya. Lila yang sedang berusaha menyembuhkan diri, tiba-tiba diin...