17 - Pilihan Falila

10.1K 2.2K 162
                                    

"Mau ke mana lo?"

Falila agak kaget ketika Kabiru mencegatnya yang sedang berjalan menuju salah satu meja sajian. "Mau ngambil pudding buat Raya."

"Nanti diambilkan." Tanpa menunggu persetujuan Falila, Kabiru menarik lengan kakaknya agar segera kembali di mana keluarga mereka berkumpul.

Mereka sedang ada di acara resepsi pernikahan yang mana keluarga pengantin wanita adalah tetangga lama keluarga Ersa. Pasangan pengantin tersebut juga adalah teman-teman akrab Kabiru, yaitu Aria dan Nando. Jadi, ketika Falila datang bersama keluarganya, Kabiru sudah lebih dulu bergabung bersama teman-temannya.

"Apa sih, Bi?" Falila semakin heran ketika Kabiru agak memaksanya untuk kembali ke meja.

"Jangan dibiarin sendiri, Mas," pinta Kabiru kepada Jared yang sedang asyik memangku putrinya, Naraya, yang baru berumur dua tahun. Pria itu langsung menaikkan alis, bertanya.

"Si Dinata dari tadi ngelihatin Lila terus," ujar Kabiru, menjawab rasa heran Jared. Dia mencari keberadaan papa dan mamanya yang ternyata sedang berbincang dengan kolega mereka di meja lain, hingga hanya Jared satu-satunya yang bisa diminta bantuan untuk mengawasi Falila.

Jared langsung paham. Tatapannya menyipit untuk memantau keberadaan pria yang tadi disebutkan Kabiru.

Bukan tanpa alasan Jared dan Kabiru bersikap waspada. Pria penikmat one night stand bernama belakang Dinata itu telah dengan berani berterus terang di depan Jared dan Kabiru, kalau sedang tertarik kepada Falila.

Tidak peduli mereka sedang bekerja sama dalam urusan pekerjaan, Jared dan Kabiru tetap tidak akan membiarkan pria playboy itu mendekati Falila.

Falila mendesah kasar. Langsung mengerti situasinya. Para saudaranya sedang kumat. Merepotkan saja.

Naira, istri Jared yang sedang membantu putranya menghabiskan santapan, tersenyum geli melihat raut kesal Falila. "Anak Pak Dinata atau Pak Dinatanya nih yang lagi ngincar kamu, La?" canda Naira.

"Nggak tahu. Kenal aja enggak sama yang namanya Dinata itu," sahut Falila cuek, sambil membimbing Naraya agar duduk sendiri di bangku yang tepat berada di sampingnya. Gadis mungil itu sangat kooperatif dan lembut dalam bersikap. Menggemaskan di mata mereka semua.

"Dia bilang udah ngobrol sama kamu, pas kamu nemanin Papa ke acara resepsi beberapa minggu lalu." Jared menatap Falila dengan penuh selidik.

"Mana aku ingat, Mas. Kan banyak teman Papa di sana yang nyapa," ucap Falila, berkata jujur. Dia memang sempat berkenalan dengan beberapa kolega papanya saat menemani pria itu berkeliling. Namun, kebanyakan langsung dia lupakan karena memang tidak merasa penting untuk berurusan dengan mereka nantinya.

Falila melihat Kabiru dan Jared saling bertatapan dalam diam. Menyebalkan sekali melihatnya. Kedua pria itu seperti sedang merencanakan sesuatu.

"Balik aja ke teman-teman lo. Biar gue yang ngawasin Lila," ucap Jared kepada Kabiru.

Kabiru terlihat ragu untuk pergi, tapi panggilan beberapa temannya untuk foto bersama membuatnya terpaksa melimpahkan tugas penjagaan kepada Jared.

Kabiru sempat mencegat seorang pelayan yang sedang melewati meja mereka, lalu meminta diambilkan pudding yang diinginkan Falila agar wanita itu tidak lagi pergi sendiri meninggalkan meja.

"Jangan jalan sendiri," pinta Kabiru, sebelum berlalu meninggalkan meja di mana kakak-kakaknya duduk.

Falila tidak ambil pusing. Dia lebih memilih mengajak Naraya berbincang.

"Si Dinata itu nggak beres orangnya. Kamu jangan mau kalau dia ngajak ngobrol lagi."

"Hm," gumam Falila ketika mendengar wejangan Jared.

FALILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang