25 - Argumen Falila

15.1K 1.8K 230
                                    

"Kenapa tadi diam aja? Kamu bilang kamu juga keberatan dia mendekati Lila, kan?"

Jared meminta adik bungsunya menghadap ke ruang keluarga. Selepas kepulangan Haditya, mereka kembali berkumpul sebelum Jared dan keluarganya pergi.

Falila yang sudah tahu akan kembali dihakimi secara personal sudah menyiapkan diri. Namun, sepertinya Kabiru duluan yang harus menjadi sasaran Jared.

"Jangan-jangan kamu sudah tahu duluan, ya, dia mau ke sini lagi?" tuduh Jared. Dia menatap Kabiru dengan tatapan menyelidik.

"Enggak tahu dia bakal ke sini," jawab Kabiru, cuek. Mulutnya sibuk mengunyah kue kering nastar buatan Amelia, padahal baru saja menyantap makan siang. "Lagian, orang yang keganjenan duluan itu si Lila. Wajar aja si Hadit jadi belingsatan mau ke sini lagi."

"Jadi, kalau mau nyari sumber masalahnya, tuh, si ratu drama!" tunjuk Kabiru ke arah Falila menggunakan gerakan dagunya.

Falila mendelik. Baru saja dia merasa Kabiru keren karena mampu bersikap lebih dewasa selama kehadiran Haditya, tapi langsung luntur ketika mendapati bahwa adiknya itu ternyata tetap menyebalkan.

"Maksud kamu apa, Bi?" Rama langsung menaruh perhatian.

Princess-nya Papa yang duluan kecentilan mancing-mancing. Si Hadit yang lagi kena pelet, ya, pasti langsung gerak cepat nangkapnya. Makanya aku sempat bilang keberatan dia ngedekatin Lila karena khawatir ke dianya, bukan ke Lila.”

"Apaan, sih, lo!" sergah Falila. Ingin sekali dia menjejalkan kue nastar banyak-banyak ke mulut adiknya itu.

"Dari mana kamu tahu?" tanya Jared, melirik Falila sebentar agar gadis itu diam dulu.

Kabiru mengangkat bahu, cuek. "Suka ngasih lope-lope dan sapa-sapaan di Instagram. Katanya nolak, tapi suka nyari perhatian orangnya. Malu-maluin, lo!" Dibanding menjawab Jared, dia lebih senang memojokkan Falila.

"Bocah banget, sih, kelakuan lo! Tukang...."

"Diam dulu, kamu!" potong Jared, menghentikan pekikan Falila yang ingin memulai perang dengan si bungsu.

Untung saja anak-anak Jared diamankan ke ruang bermain. Siapa pun di ruangan keluarga jadi leluasa mengeluarkan karakter asli mereka tanpa repot melalukan sensor.

Amelia yang biasanya paling cerewet memilih mengambil aksi diam kali ini. Dia lebih dulu ingin mendengar apa yang mau disampaikan Falila sampai berani bertindak di luar perizinan keluarga. Tentunya sesuatu yang menarik, jadi Amelia memilih pasif dulu.

Dia dan Naira malah asyik mengamati pajangan update-an terbaru dari salah satu merek tas langganan mereka di iPad milik menantunya itu.

"Maksud kamu apa, sih, La? Sekarang sudah nggak ada lagi orangnya. Jadi, jelaskan semuanya. Harus jujur. Nggak pakai drama dan berbelit-belit," titah Jared, mewakili keinginan Rama yang sedari tadi lebih banyak diam mengamati anak-anaknya.

"Lila!" tegur Jared lagi ketika mendapati sang adik masih diam dengan bibir cemberut manja.

"Ya, aku ternyata jadi tertarik sama dia. Udah, gitu aja," ucap Falila, menolak menatap Jared dan yang lainnya.

"Ngapain kamu tertarik sama dia?!"

"Emang nggak boleh?!" Falila menatap Jared dengan heran. Aneh sekali kakaknya ini.

“Kenapa harus dia?!” Jared terdengar semakin tidak terima.

"Mas, pertanyaan kamu itu aneh. Normal, kan, kalau Lila suka sama orang. Apalagi cowok." Naira yang gemas dengan suaminya, tidak tahan lagi terus diam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FALILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang