05 - Spesialnya Falila

13.3K 2.4K 153
                                    

Beberapa Waktu Sebelumnya

"Kalau begitu, apa yang membuat kamu berani ke sini setelah menyadari kamu bukan yang terbaik?"

Haditya masih tampak tenang. Dia diam sejenak. Bukan karena gentar atau tidak punya jawaban. Hanya saja sedang berusaha memilih kata agar tetap menempatkan dirinya sebagai seorang pria yang meminta dengan cara baik-baik, bukan mendesak tak tahu diri.

Kabiru sebenarnya mulai gerah karena harus menahan diri dari membombardir Haditya. Penyakit lama. Dia masih sangat bermasalah kalau mendapati Falila didekati atau diinginkan seorang pria. Kejadian di masa lalu membuatnya memiliki sensitivitas tinggi dalam memproteksi kakak perempuannya.

Sesungguhnya Kabiru juga sedang dilanda dilema. Seandainya yang datang adalah pria lain, maka dia tidak pusing memikirkan harus apa setelah ini. Dia bisa dengan ringan hati mengerjai pria yang dianggapnya tidak layak mendekati Falila.

Namun, pria ini adalah Haditya. Sosok yang sudah lama dia kenal secara sikap dan pola pikir. Pria yang dianggap Kabiru sama tololnya dengan dirinya terkait urusan romansa, tapi juga paling diyakininya tidak pernah berminat bermain-main dengan wanita. Jadi, kalau Haditya sampai sejauh ini demi seorang wanita, pastilah pria itu serius dengan keinginannya.

Kans Haditya untuk menyakiti Falila, terlihat minim di mata Kabiru yang telah mengenal pria itu. Dapat dipastikan, nantinya Haditya akan dengan mudah mendapatkan rasa percaya Kabiru seperti yang sudah-sudah selama masa pertemanan mereka.

Namun, Kabiru masih tidak rela mempercayakan Falila kepada seseorang selain keluarga. Lagipula belum tentu Falila bersedia menerima Haditya, mengingat kakaknya itu lumayan pemilih dalam urusan pria.

Daripada langsung mendukung Haditya, Kabiru memilih untuk membiarkan Rama bertindak. Papanya tidak mengenal Haditya dan masih menganggap pria itu sebagai ancaman. Jadi, biarkan saja Haditya menikmati momen menyenangkan menghadapi Rama selama prosesnya.

Kalau memungkinkan, Kabiru akan ikut serta mengerjai Haditya. Kesal juga dia karena pria itu tidak lebih dulu berbicara kepadanya. Seperti terkhianati, tapi terasa berlebihan.

"Maaf, Om. Kalau secara fisik dan materi, mungkin saya bukan yang terbaik." Akhirnya Haditya menyahut setelah sekian waktu membiarkan Rama puas mencibirnya. "Saya juga tidak punya pengalaman banyak dengan wanita," lanjutnya sambil melirik Kabiru yang pastinya mengerti maksud tatapannya.

"Tapi pemahaman saya, berdasarkan apa yang diajarkan dan dicontoh Papa saya dan juga keluarga, menikah bukan hanya perkara fisik, materi, serta pengalaman dalam hubungan percintaan," ujar Haditya, berucap tenang dan sedikit menundukkan kepala agar tidak tampak superior di depan para orang tua. Walau begitu, matanya tetap fokus kepada Rama.

"Jadi, menurut kamu apa yang penting dalam pernikahan?" sambar Rama, sangat ingin tahu isi kepala pria muda yang berani membahas perkara pernikahan di depannya yang sudah berpengalaman.

Haditya masih berusaha tenang, menyembunyikan waswasnya yang semakin bertambah. Sedikit saja dia salah berbicara, habis semuanya. Semoga saja apa yang ada dipikirannya dapat tersampaikan dengan baik tanpa menyinggung.

"Maaf, kalau saya keliru. Tapi saya meyakini kalau komitmen dan tanggung jawab harus menjadi yang utama, selain bahwa menikah adalah bagian dari ibadah," kata Haditya tanpa ragu. "Komitmen akan menjadi mindset saya bahwa menikah artinya saling setia sampai maut memisahkan, walau fisik bukan yang terbaik dan minim pengalaman. Sedangkan tanggung jawab akan membuat saya optimal lagi dalam memenuhi kesejahteraan materi keluarga."

Rama mendengkus. Terlihat sinis meski aslinya sedang menahan tawa. "Jadi bukan karena cinta? Karena yang Om lihat, kamu menginginkan putri Om setelah terserang cinta pada interaksi pertama, begitu, kan?" Masih saja Rama tidak bisa menghentikan rasa jengkel akibat Haditya yang berani terpesona kepada putrinya. Bahkan membahas perkara pernikahan dengan cukup berhasil di depannya. Kesal saja mendengarnya.

FALILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang