_04_ [ REVISI✓ ]

493 83 56
                                    

"CINTAI USUS MU MAKAN WIJEN TIAP HARI"

"TOLOL, EMANG LO KATA ONDE-ONDE."

Keributan yang mereka buat sendiri di kantin, mampu menarik perhatian para penghuni kantin tersebut. Siapa lagi yang akan membuat onar satu sekolah jika bukan Zaki, Bara, dan Dion. Tiga pasukan inti geng 'ASGAL' yang di ketuai oleh si dedemit Zaki.

"Sakit bangke! Kelapa gue ini suci asal lo tau, tiap ramadhan gue selalu di pitrahin sama nyokap gue, dan lo dengan seenak jidat tonyor-tonyor kepala gue!" Dion pun lantas membalas perbuatan si dedemit Zaki dengan geplakan di kepalannya.

"Heh Bango, kepala bukan kelapa lo kata pala lu itu buah apa?!" Bara membenarkan ucapan Dion tadi saking gemasnya dia dengan kebegoan temannya itu, sampai-sampai ia ingin sekali menerobos masuk kedalam kepala Dion dan menyengat otaknya dengan rangkaian listrik pararel, supaya gak bego-bego amat. "Lo punya otak tapi cuman buat pajangan mah buat apa, sini mending kasih ke gue biar gue jual terus dapet duit."

"Sekate-kate lo kalau ngomong, walau otak gue ini gak ada isinnya, tapi dia menghiasi otak gue dengan saraf-saraf indahnya," Ucap Dion mendramatisir.

Sedangan sang ketua geng, ia sedang mengusap kepalannya yang tadi terkena geplakan oleh Dion. Mengapa temannya ini tidak ada takut-takutnya sama sekali kepada ketuanya sendiri, justru disini ia sebagai ketua malah sering dianggap bawahan oleh bawahan sendiri.

"Kenapa lo?" Dion yang melihat Zaki terdiam dan masih mengusap kepalannya tadi.

"Gara-gara lo lah bego. Main geplak kepala gue sembarangan, emang lo kata gendang!" Ucap Zaki dengan perasaan dongkolnya.

"Oh." Oh? Oh doang? Emang benar- benar teman laknat.

"Ehh, btw. Pada kemana nih tumben sepi," Ujar Zaki, karna biasanya dimejanya ini sudah banyak anggota geng nya tapi tumbenan hari ini hanya mereka bertiga.

"Rame gini ki, lo bilang sepi." Ujar Bara malas.

"Maksud gue, pasukan yang lain pada kemana Bara apiii.."Zaki gemas pada teman-temannya ini, saking gemasnya rasanya Zaki ingin menenggelamkannya pada lumpur lapindo.

"Ya lo ngomong yang jelas dong." Zaki memutar bola matanya jengah.

"Eh.. eh-" Ucapan Dion terputus kala Zaki memotongnya.

"Eh.. eh.. eh.. eh bang jono, kenapa kau tak pulang-pulang-" serobot Zaki.

"Bego. Malah nyanyi, denger dulu napa." Gerutu Dion.

"Apa-apa? Apakah ada hal penting yang perlu saya dengarkan?" Ucap Zaki menggebu-gebu.

"Lo pada tau gak kapan upin upin lulus dari tadika mesra?" Okeh pertannyaan unfaedah lah yang keluar dari mulut Dion.

"Gue kira mau gibah skuy, lah tau-tau cuman mu ngomong, omongan unfaedah kek gitu? Nyesel gue nanggepin." Harapan yang diharap- harapkan Zaki pun mulai pupus.

"Yah.. abisnya gue nonton dari abad berapa tau, sampe sekarang, mereka kagak lulus lulus njir.. mana tuh rambut kagak tumbuh-tumbuh, kan greget gue nontonnya!" Jangan salah, Dion ini termasuk salah satu orang penggemar berat tontonan si kembar botak itu.

"Ya lo, udah tau tuh kartun diulang-ulang terus, masih aja di tonton. Heran gue." Kadang Zaki heran dengan temannya ini, badan doang gede tapi masih suka nonton si kembar botak yang ntah mengapa tidak tumbuh-tumbuh.

"Suka-suka gue dong, lagian juga gue nonton tu kartun cuman pen liat si Mail sama Mei-mey pacaran, kesian mereka berdua terjebak dalam kejamnya dunia friendzone."

Zaki Somplak [ REVISI✓ ] [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang