_03_ [ REVISI✓ ]

518 94 37
                                    

"Gue mu kasih tau lo, kalau nyokap lo tadi katanya pingsan dirumah."

Tanpa aba aba Zaki pun beranjak dari duduknya lantas ia berlari menuju kelasnya untuk mengambil tasnya lalu ia pun ke parkiran dimana motornya berada.

_________________

Sandra yang melihat raut Zaki yang khawatir pun sontak penasaran.

"Ehh Bar, emang ada apa sih? Tumbenan gue liat si Rojak botak itu hari ini kalem? Padahal mah pagi tadi masih sama kek setan jarian."

Bara yang masih menormalkan nafasnya pun sontak menoleh lalu tersenyum jahil.

"Siapa? Rojak botak? "Jangan tanya Bara, karna memang Bara tidak tahu siapa pemilik nama Rojak botak tersebut.

Sandra hanya memutar bola mata nya malas. "Ya, si kampret Zaki lah! Emang nya siapa lagi?"

"Ohhhh.... Ceritanya lo kangen nih sama Zaki yang barbar yang suka usilin lo itu? Jujur deh San, lo itu sebenarnya suka kan sama si Zaki? Tapi lo itu gengsi mu bilangnya." Sandra yang mendengarnya pun mendelik ke arah Bara yang sedang nyengir.

"Heh! Badak lembu, gue kan cuman nanya, kenapa jawabannya kek gitu!"

"Hheee, gak kok. Itu loh si Zaki, mamahnya lagi sakit, terus kan bokap nya lagi ada di Singapore, Bang Darva juga dia lagi kuliah di luar, jadi ya gitu. Gak ada yang bisa di ngandelin, kalau bukan si Zaki, ya mu siapa lagi?" Sandra yang mendengarnya merinding. Bagaimana bisa, seorang Zaki yang barbar dan mempunyai tingkat menyebalkan di atas kuadrat bisa sebegitu perhatiannya?

"Kan ada pembantunya, atau dokter keluarga gitu?"

"Ya lo pikir aja San, kalau dokter kan ga bakalan nungguin pasiennya terus, dia juga masih punya kerjaan kali. Kalau pembantunya? Pembantunya juga kan punya tugas sendiri di dapur mana bisa dia ninggalin kerjaannya, yaaa... walaupun dia bisa ngecek gitu ke kamarnya. Lagian kalau udah nyangkut tentang mamahnya, si Zaki itu bakalan berubah jadi bener-bener posesif San, asal lo tau." Bara menjelaskan panjang×lebar+tinggi yang membuat Sandra menahan nafasnya tanpa ia sadari.

Sandra hanya mengangguk anggukan kepalannya saja. So, dia juga tidak mau ikut campuri urusan orang.

Bara yang menyadari ada orang selain dirinya dan Sandra pun menukik alis tebalnya.

"Itu siapa?" Tanpa sadar bibirnya mengeluarkan kata tersebut.

Sandra yang mendengarnya pun sontak melihat kearah dimana sahabat-sahabatnya tadi yang tertidur. Memang kalau mereka berdua sudah tidur seakan lupa dunia.

"Tuh, duo curut got."

"Hah? Curut got?" Okeh otak Bara sedang pending.

Sandra memutar bola matanya malas lalu menjawab. "Si Lia sama si Ufa lah, emang siapa lagi?"

"Ohh, kenapa lo gk bilang sama gue kalau ada Ufa! gue kan mu pdkt."

"Gimana mu bilang kampret, orang si Ufa nya aja molor noh."

"Ohh iya."

Nggheu. Yang sedang di bicarakan tadi menggeliat lalu perlahan membuka matanya.

"Loh, kok ada Bara sih?"

Bara yang melihat itu gemush sendiri, melihatnya saja jadi pengen makan.

"Ya elu, dah tau tadi si Bara teriak, emang kagak kedengaran apa? Makannya tidur itu jangan kek kebo pe'a."

"Ya namannya orang tidur pasti ga akan sadar lah!" Ufa membela dirinya.

"Iya. Lo kan tidurnya udah kayak orang mati!"
Sandra menekan kalimat terakhirnya.

"Udah-udah napa San, orang baru bangun tidur juga, udah lo omelin, kesian nyawanya belum ngumpul," Ucap Bara. Ufa yang merasa di bela pun lantas tersenyum dan mengacungkan jempolnya setuju.

"Tuhh, bener kata Bara."

"Bela aja terusss, dasar lo, duo bucin tingkat setan."

"Btw, koreksi, tingkat dewa kali San," Ucap Bara mengoreksi ucapan Sandra barusan

"Suka-suka gue lah," Jawabnya santai.

_________________

Sandra dkk memutuskan untuk ke kantin, berhubung bel istirahat telah berbunyi.

"Gue yang pesan deh," Ucap Sandra. "Mu pada pesan apaan lo pada?" Lanjutnya.

"Gue nasgor super pedes satu, sama air putih aja deh," Ucap Lia sembari mendudukkan bokongnya di tempat duduk yang kosong

"Kalau gue batagor sama es teh."

"Okeh." Sandra pun lantas pergi ke stan penjual yang menjual pesanan teman-temannya itu.

Tak harus menunggu lama akhirnya Sandra datang dengan pesanannya sembari di bantu oleh sang penjual.

Sandra duduk lalu mengucapkan terimakasih pada sang penjual yang mengantarkan makanannya tersebut, lalu ia menyantap makanannya dengan hikmad.

Tak butuh waktu lama mereka pun sudah beranjak dari duduknya setelah menyelesaikan acara memberi makan cacing di perutnya, lantas pergi menuju kelasnya, karna pelajaran pertama ia sudah membolos dan mereka akan masuk pada pelajaran kedua sampai terakhir. Jika memang bosan, yaaa... mungkin mereka akan bolos lagi hhe.

____________________

Se you next part:)
Jan lupa follow akun aku:)
Jan lupa juga votmen nya juga.


___________________

TBC

Zaki Somplak [ REVISI✓ ] [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang