Setelah bel pulang berbunyi, semua murid pun membubarkan diri mereka masing-masing untuk segera pulang.
Sandra, Lia, dan Ufa masih setia di dalam kelas, alasannya simpel, mereka tidak ingin desak-desakan dan memilih pulang jika keadaan sudah sepi.
"Ayo," Ajak Ufa.
Sandra dan Lia mengangguk, lantas berdiri dan berjalan di belakang Ufa yang sudah berjalan di depan.
"Kita langsung ke kafe atau pulang dulu nih buat ganti baju?" Tanya Lia.
"Langsung ajalah," Sahut Sandra
"Ogheyy," Ucap Lua dan Ufa berbarengan.
____________
Zaki sampai di pekarangan rumahnya. Kali ini ia langsung pulang dan tidak nongkrong dulu bersama temannya.
"Assalamu'alaikum," Ucap Zaki saat membuka pintu.
"Waalaikumsalam," Sahut bunda Hara dari dalam rumah.
Zaki menyalimi tangan bundanya itu, lalu menduduki sofa yang ada di ruang tamu.
Bunda Hara yang melihat wajah Zaki yang murung dan tidak bersemangat seperti biasannya pun di buat heran.
"Kenapa a'? Tumbenan kamu diem? Biasannya udah kaya cacing kepanasan," Ledek bunda Hara
Zaki menghela nafas kasar lalu berdecak.
"Bunda mah gitu, giliran a'a diem di ledekin, giliran a'a petakilan di marahin," Cerocos Zaki sambil mencebikan bibirnya kesal.
Bunda Hara mengelus rambut putra keduanya itu.
"A'a ada masalah hmm? Coba cerita sama bunda," Ucap bunda lembut.
Zaki menarik nafas lalu... "Sandra hari ini beda bun," Ucapnya lesu.
"Beda gimana?" Tanya bunda.
"Ya gitu, tadi pagi dia keliatan murung gitu, apalagi matanya bengkak terus merah, kek abis nangis gitu, terus kek ada masalah juga. Ehh pas a'a tanya masalahnya apa, dia malah jawab 'gak semua masalah harus di ceritain, gak semua orang itu peduli mungkin mereka hanya ingin tau' gitu katanya," Ucap Zaki dengan muka murungnya
Bunda Hara tersenyum menanggapinya, anaknya ini memang benar-benar mencintai Sandra, perempuan yang kerap kali anaknya ceritakan dan banggakan di depan keluarganya ini.
"Gini ya a', kamu mungkin gak salah nanya apa masalahnya Sandra, cuman kadang kita harus sadar diri, kalau misalkan kita cuman orang baru di kehidupan seseorang, kita jangan ikut campur terlalu dalam tentang kehidupan orang tersebut. Karna kita bisa bikin orang itu gak nyaman sama kita, kita harus deketin dia secara perlahan sampai buat dia percaya sama kita, kalau kita itu beneran peduli sama dia." Nasihat bunda Hara
Zaki merenung, apakah Zaki ini orang baru dalam kehidupan Sandra? Padahal ia sudah dekat dengan Sandra semenjak 3 tahun lalu, tepatnya saat baru pertama kali masuk sekolah SMA. Ya walaupun dalam artian enemy bukan friend.
Usapan tangan bunda Hara di atas kepalannya, menarik Zaki dari lamunannya itu. Lalu Zaki mengangguk dan bunda Hara pun tersenyum.
"Yaudah, a'a istirahat dulu sana," Ucap bunda. Zaki mengangguk lantas pergi menuju kamarnya.
Baru saja merebahkan diri di kasurnya. Suara ketukan pintu mengganggu kegiatan bahannya itu.
Zaki berjalan membuka pintu, lalu menghela nafas jengah, karna orang yang mengganggunya adalah Kenzo.
"Apa?" Ucap Zaki malas
"Bikinin puisi," Ucap Kenzo sambil mengangkat peralatan menulisnya itu.
Zaki menghela nafas berat lalu... "Yaudah masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaki Somplak [ REVISI✓ ] [Hiatus]
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA! _______________ "Sandra lo mau gak jadi istri gue?" "Gak makasi." "Sandra, ayolah San mau yah? Ya... ya..ya.." "San, lo maukan jadi istri gue?" "Ogah." "Pasti mau, pokoknya harus mau!" "Apaan s...