Sandra sudah sampai di pekarangan rumahnya. Rumah yang cukup besar dengan nuansa putih serta abu menggambarkan ketenangan sendiri.
"Rumah Lo ngeri," Ucap Zaki sambil melihat kondisi rumah Sandra yang gelap dan seperti tidak ada penghuni di dalamnya.
Sandra menoleh ke arah Zaki, lalu menjitak kepalanya.
"Gak usah nakut-nakutin Lo bangke!" Sahut Sandra, jujur ia juga merasa sedikit takut melihat keadaan rumahnya yang gelap.
Yah, Sandra baru saja sampai di rumahnya pukul tujuh malam, karna tadi Zaki mengajaknya untuk mampir di kedai sate untuk mengisi perutnya.
Mau tak mau Sandra pun menurutinya, karna ia datang kesini bersama Zaki dan pulang pun harus bersamanya.
Jangan salah paham dulu, bukan niat Sandra ingin berduaan dengan si Rozak ini, bukan! Hanya saja, kedai sate yang tadi menjadi tempat singgahnya harus masuk kedalam gang dan jauh juga dari jalan raya, dan yang pasti akan sulit mendapat angkutan umum.
Setelah perdebatan singkat itu, akhirnya suara Zaki menginterupsi Sandra.
"Cepet masuk, udah malem," Ucap Zaki.
"Yang bilang siang siapa Bambang?" Jawab Sandra gemas.
"Yaudah masuk sana, gue mau pulang," Ucap Zaki menyuruh.
Sandra melihat ke arah rumahnya lalu kepalanya menengok ke arah Zaki.
Zaki yang melihat itu pun sontak otak nya bekerja dengan sendirinya untuk menyuruhnya mengerjai Sandra.
"San,.. San," Ucap Zaki heboh sembari menggoyangkan pundak Sandra.
"Apasih lo pegang pegang gue!" Ucap Sandra sambil melepaskan cekakan Zaki pada pundaknya .
Zaki menunjuk ke arah pohon yang berada di halaman rumah Sandra.
"Liat, liat... Gue liat tadi ada yang gelayutan masa..." Ucap Zaki heboh seraya menggunakan bahasa yang terkesan menakutkan di gendang telinga Sandra.
Sandra melihat ke arah pohon yang tadi di tunjuk Zaki dengan was-was.
"GKak usah nakutin Lo Rozak! Orang kagak ada apa-apa," Ucap Sandra, sambil meyakinkan dirinya sendiri bahwa memang tidak ada apa-apa.
"Serius gue, gini-gini gue masih bisa ngeliat," Ucap Zaki.
Ia tersenyum kecil, hampir saja ia terkekeh karna melihat wajah takut Sandra itu.
Sandra lantas menaiki jok belakang motor Zaki. Zaki yang belum siap pun, lantas motornya pun mengguling, ia dan Sandra pun ikut jatuh dengan posisi yang terlihat... euhh sangat sangat... intim?
Bagaimana tidak terlihat intim, bayangkan saja, posisi Zaki dan Sandra itu, Sandra yang berada di bawah serta Zaki yang berada di atas, dan jangan lupakan motor yang Zaki bawa tadi, motornya sudah menindih kaki Sandra serta Zaki.
Dan yang kalian harus percaya, satu senti lagi jika Zaki tidak menahan badannya maka yang terjadi ialah, bibirnya akan bersentuhan langsung dengan kening Sandra, dan badannya akan menubruk dada Sandra yang pasti.
Sepersekian detik, menit, mereka belum juga sadar sampai tiba tiba.....
Tin...tin...
Silau, adalah satu kata yang dapat di gambarkan. Karna lampu motor yang mengarah langsung ke muka mereka berdua.
"Anak muda zaman sekarang, ck..ck.." Ucap bapak-bapak pemilik sepeda motor tersebut menggelengkan kepalanya karna melihat posisi Sandra dan Zaki yang menurutnya sangat intim.
Lantas, Zaki dan Sandra saling tatap, lalu mereka berdua melotot.
Zaki menendang bodi motor nya kuat yang menghalangi kakinya serta kaki Sandra. Lalu ia menghempaskan badannya ke samping, sebelum di dorong oleh Sandra.
Ia tidak peduli dengan motornya, yang terpenting sekarang adalah malunya, karna sudah terciduk oleh bapak-bapak barusan. Yah walaupun ia tidak melakukan apapun.
"Kalau mau naena di dalem rumah neng, jangan di luar begini, gak enak di liat warga yang lainnya. Takutnya ntar pada ngiler," Ucap bapak-bapak tadi panjang lebar, lantas menjalankan kembali motornya.
Apa tadi ia dengar? Naena? Di luar? Dan akan membuat orang ngiler? HEY! SANDRA BAHKAN TIDAK MEMIKIRKAN HAL SEMACAM ITU DALAM HIDUPNYA!
Sandra berdiri dengan susah payah, karna kakinya memar akibat tertindih oleh motor sialan yang sayangnya tadi membawanya sampai rumah.
Ia berdiri lalu menatap tajam ke arah Zaki yang sedang melongo akibat ucapan bapak-bapak tadi.
"Heh! Gara gara Lo nih. Bangke emang ya! Dasar motor sialan, sama kayak pemiliknya yang sialan kek monyet!" Maki Sandra.
Zaki pun lantas tersadar, ia menggelengkan kepalanya untuk menolak pikiran-pikiran kotor di otaknya itu.
Lantas ia mendelik ke arah Sandra lalu...
"Heh! Kok Lo nyalahin gue? Salah Lo lah yang tiba-tiba naik motor gue!" Ucap Zaki tak mau kalah.
"Emang pada dasarnya aja Lo lemah, padahal badan gue gak berat berat amat."
"Bukan lemah, tapi belum siap! Lagian badan Lo itu berat udah kek Babon." Timpal Zaki sambil mencoba untuk berdiri
"Bantuin ngapa! Lo diem aje, ini juga karna Lo ya," Lanjutannya.
Sandra memutar bola matanya malas, lalu mengulurkan satu tangannya dengan malas.
Zaki yang melihat uluran tangan Sandra pun sontak ia meraih uluran tersebut untuk bisa bangun.
__________
Setelah membersihkan luka yang ada di kakinya serta kaki Zaki pun, Sandra memutuskan untuk tidur karna ia sangat lelah.
Tidak mudah bagi Sandra untuk memasuki rumahnya itu, padahal ia sudah tinggal di rumah ini selama 16 tahun.
Ia memberanikan diri untuk masuk rumahnya, tentu dengan di temani Zaki.
Karna pembantunya sudah di pecat dari rumahnya ini oleh mamahnya, karna tidak mampu lagi menggaji nya.
Mau tak mau Sandra harus membiasakan diri untuk tidak bergantung kepada orang lain terus- menerus. Ia juga sudah bertekad ingin mencari kerja sampingan untuk membantu beban mamahnya.
Sandra lantas mematikan lampunya, tak lama setelah itupun ia terlelap.
__________
Hai
Ketemu lagi hhee
Kalian mikir gak sih kalau cerita ini tu gaje? Soalnya cerita awal sampe sekarang ini kayak gaje aja gitu.Makannya aku males nulis karna ceritanya gak nyambung:(
Dan mungkin buat seminggu kedepan aku GK up dulu karna mu PTS dan buat kalian semangat PTS nya.
Stay safe juga buat kalian,jaga kesehatan,sama pola makannya biar gk sakit.
Yaudah itu aja, terimakasih buat kalian yang udah sempat membaca hhee.
Happy nice day
Bay bay💜'
•
•
•
TBC______
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaki Somplak [ REVISI✓ ] [Hiatus]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA! _______________ "Sandra lo mau gak jadi istri gue?" "Gak makasi." "Sandra, ayolah San mau yah? Ya... ya..ya.." "San, lo maukan jadi istri gue?" "Ogah." "Pasti mau, pokoknya harus mau!" "Apaan s...