Jam 22:48 wib
Zaki baru sampai rumahnya, ia berjalan dengan sangat perlahan, supaya orang di rumah tidak curiga. Ia mendorong motornya, membuka gerbang hasil menyolong kunci dari post satpam, dengan memanjat.
Lantas ia membuka gerbang tanpa suara, ia kembali mengunci gerbang rumahnya, lantas menaruh kuncinya kembali di dekat pak satpam yang sedang tertidur pulas itu.
Lantas Zaki mendorong motornya kembali menuju garasi tanpa memasukannya, karna jika ia memasukannya ke garasi maka akan menimbulkan suara.
Zaki pun mulai mencoba membuka pintu depan, yang sayangnya sudah di kunci, rumahnya pun sudah gelap, mungkin semua orang di rumah sudah tidur.
Tak ada pilihan lain, Selain lewat pintu belakang. Dan syukurnya pintu tidak di kunci. Mungkin si bibi lupa.
Oh iya, baru-baru ini bundanya mengangkat seorang pembantu, karna ia kewalahan harus mengurus si kembar yang sedang aktif-aktifnya.
Zaki pun mulai masuk dan kembali menutup pintu belakang rumahnya itu. Ia berjalan mengendap-endap.
/Tuk
Suara itu berasal dari benda yang mengenai kepala Zaki. Zaki kaget, karna di sini pun sama gelap dan hanya ada cahaya remang-remang.
"Aaaaa, ampun... gue masih pengen hidup, lo jangan ganggu gue nape setan! Dasar setan burik! Ampun, ampun dah ampun gue takut sama lo!" Lantur Zaki sambil memohon sambil sedikit membungkukkan badannya.
/Tuk
Lagi, namun pukulan kali ini lebih keras dari yang pertama.
"Aaaaa, gue bilang ampun ya! Dasar setan sialan lo! Pergi lo dari rumah gue!" Racaunya tidak jelas lagi.
/Clek
Lampu pun menyala.
Zaki sontak mengintip dengan sebelah mata, karna tadi ia memejamkan matanya, karna takut.
"A-ayah, bun-da" Ucap Zaki terbata-bata, lebih tepatnya kaget karna takut.
/Plak
"Sakit, Bun!"
"Siapa yang ngajarin kamu ngomong kasar hah?!" Ucap Hara galak sambil menggeplak mulut Zaki.
"Ya abisnya, kan a'a gak tau kalau itu kalian, mana gelap," cicit Zaki sambil terus menunduk takut.
"Abis berantem lagi? Apa tawuran kamu a'?" Tanya Debi sambil menatap ke arah Zaki dengan tatapan sulit di baca.
"Mmm, i-itu anu yah... Ehh, iya ehh e-engga serius boong, ehh maksudnya gak boong," Ucap Zaki tidak jelas sambil merutuki bibirnya dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Ampun yah, ampun Bun, jangan potong uang jajan a'a yah? Pliss..." lanjutnya sambil membuat puppy eyes
"Ohh,..." Ucap bunda Hara menggantung.
"Bunda marah sama kamu! Uang jajan kamu bunda potong satu bulan a'!" Teriak Hara tidak kencang, namun mampu menggertak Zaki.
"Yah yah kok gitu bund, ayolah Bun.. yang hukuman 2 bulan lalu aja belum selesai, masa udah di potong lagi sih, masa ia a'a jajan cuman gopek ke sekolah!" gerutu Zaki.
Perlu kalian tahu, bahwa setelah kejadian dua bulan lalu uang jajan nya kembali di potong setelah sekian lamanya. Yang tadinya tiga puluh ribu menjadi sepuluh ribu dan itu berlaku selama tiga bulan, dan sekarang? Sudah di potong lagi? Matilah dia.
"Yah..." ucap Zaki memohon kepada Debi.
"Kamu ayah hukum bersihin kolam renang a'!" Ucap Debi tidak mau di bantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaki Somplak [ REVISI✓ ] [Hiatus]
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA! _______________ "Sandra lo mau gak jadi istri gue?" "Gak makasi." "Sandra, ayolah San mau yah? Ya... ya..ya.." "San, lo maukan jadi istri gue?" "Ogah." "Pasti mau, pokoknya harus mau!" "Apaan s...