Zaki serta anak-anak gengnya itu sedang menikmati waktu pulang sekolah mereka. Tepat di warung, di mana warung tersebut terletak tidak jauh dari belakang sekolahannya.
Mereka sibuk dengan urusan masing- masing. Ada yang sedang mabar, makan, merokok, main catur, ular tangga, dan nongki-nongki bersama yang lainnya.
Keadaan seperti itu lah yang nantinya akan mereka rindukan ketika sudah berpisah. Maka dari sekarang mereka akan selalu menyempatkan waktu luang hanya untuk sekedar berkumpul bersama.
Karna waktu kebersamaan yang mereka buat tidak akan pernah bisa diulang nantinya di masa depan. Karna setelah lulus mereka tidak akan lagi bisa sesantai seperti sekarang ini.
"Mak Janet, saya pesan mie goreng pake boncabe, jangan lupa telor mata sapi di atasnya," Ucap Barok salah satu dari geng ini.
"Saya juga bu, mie kuah cabainya 5 aja jangan lupa telor 2 ya," Zidan ikut memesan.
"Sekalian minumnya es teh aja." Lanjutnya lagi.
"Saya juga, minumannya samain aja kayak Zidan." Sambung Barok.
"Siap, asal kalian jangan lupa bayar," Ucap Mak Janet, lantas memasak pesanannya tersebut.
"Tenang Bu, di bayar cash." Sahut Zidan yang juga di angguki oleh Barok.
Yah, kurang lebihnya seperti itu kondisi warung yang selalu menjadi tempat berkumpul mereka, bahkan mungkin menjadi rumah kedua untuk mereka.
Karna tak jarang, dari mereka ada yang sampai larut malam disini bahkan sampai menginap dengan alasan, menjaga warung Mak Janet supaya tidak ada yang bobol. Padahal mah mereka hanya kesepian di rumahnya karna mungkin kedua orang tuanya juga sibuk dengan dunia kerjanya itu.
Zaki dan teman-temannya sedang menikmati kopi dengan gorengan. Kebiasaan mereka semua jika sudah pulang sekolah ya ke warung Mak Janet.
"Kalau bakso beranak lahirannya sesar apa normal?" Ucap Bara gabut sambil menyeruput kopi pesanannya.
"Kagak keduanya lah bodoh, lo kira bumil, lahirnya pake acara sesar atau normal." Ujar Dion malas sambil mengetukan sendok yang dipegangnya ke kening Bara.
"Lah kan namanya bakso beranak bego, ya pasti lahiran lah," Sahut Bara sambil mengusap keningnya yang sedikit nyut-nyutan.
"Ternyata lo sama aja kayak kite berdua." Zaki menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Makanya, waktu pembagian otak itu lu datangnya jangan telat Bar, jadi gini kan." Ujar Zaki
"Hilih lo juga berdua sama pe'a, otak hasil give away aja bangga lo." Sarkas Bara.
"Yang penting punya otak, ya gak Yon?" Ucap Zaki sambil menaik turunkan alisnya.
"Yoi," Sahut Dion sambil bertos ria dengan Zaki, menyoraki Bara yang kalah telak.
Sedangkan Bara memutar kedua bola matanya malas. Tidak sengaja pandangan matanya ia arahkan ke jalanan yang menampakan satu orang gadis sedang dihadang oleh bapak- bapak gemuk yang berjumlah 4 orang. Seperti... tampang-tampang preman.
"Zak, Yon, liat noh liat." Zaki langsung menoleh ke arah jalanan dan benar, ia menemukan seorang wanita yang berusaha untuk memberontak dari bapak- bapak gemuk tersebut.
Mereka masih memantaunya dan tiba- tiba... plak, satu tamparan yang gadis itu terima dari bapak-bapak gemuk tersebut. Zaki, Dion, dan Bara pun sontak berdiri lalu berjalan ke arah gadis yang sudah duduk di tepi jalan sambil menangis dan memegangi tasnya. Sedangkan bapak- bapak tadi sedang berusaha untuk mengambil tas gadis tersebut dengan sesekali berbuat kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaki Somplak [ REVISI✓ ] [Hiatus]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! BUDAYAKAN VOTE SETELAH MEMBACA! _______________ "Sandra lo mau gak jadi istri gue?" "Gak makasi." "Sandra, ayolah San mau yah? Ya... ya..ya.." "San, lo maukan jadi istri gue?" "Ogah." "Pasti mau, pokoknya harus mau!" "Apaan s...