3 \\ 🦋 : Hurt so Good

4.1K 375 134
                                    

PLAK!

Syela menampar kencang pipi Bella hingga membuat bibir Bella berdarah. Bella menunduk, wajah-nya ditutupi dengan rambut panjang milik-nya. Perlahan telapak tangan Bella memegang pipi-nya yang tengah telah lecek karna tamparan Syela.

Raffa sangat terkejut dengan perlakuan Syela terhadap kekasih-nya. Raffa menatap benci kedua mata Syela, seperti ada seseorang yang mengendali-kan amarah-nya.

"Syela ..." lirih Raffa menatap.

"Apa? Kamu mau belain si Cupu ini hm?! Iya?!." pekik Syela menunjuk kearah Bella. Raffa hanya diam menatap Syela tak sanggup.

"BELLA!! MENDING LO SEKARANG KELUAR DARI SINI!! PACAR LO ADALAH PACAR GUE DARI DULU, DAN SOAL KITA SAHABATAN ITU SEMUANYA FAKE!!."

DEG!

"Apa?." lirih kejut Bella menatap Syela.

"Jadi, kita ..."

"ASAL LO TAU YAA!! Gue sahabatan ma lo ituu cuman pingin deket ma pacar lo dan soal gue baik ma lo itu semua-nya FAKE!. Dan sekarang, lo lihat sendiri kan? Pacar lo uda jadi milik gue, gue uda pacaran ma dia setahun lebih. Dan bagus-nya lagi, lo diselingkuhin ma dia? Keren bukan?." jelas Syela membuat Bella semakin syok abis.

Bella hanya terdiam tak menyangka dengan semua perkataan Syela. Kemudian, dengan tatapan sayu di mata-nya, Bella menatap Raffa untuk terakhir kali-nya. Sebenar-nya Bella tau Raffa ingin meminta satu kesempatan lagi pada diri-nya untuk memperbaiki semua ini.

Tetapi Bella tak mau, Bella tak mau mempercayai pacar-nya lagi. Bella lelah, ternyata selama ini diri-nya hanya dimanfaat-kan oleh Raffa pacar-nya sendiri.
Raffa terus meminta alasan ini dan itu untuk mempercayai Bella. Mungkin takdir harus mengharus-kan mereka berdua ber-pisah detik ini.

"Terimakasih untuk semua-nya, aku pergi. Mulai saat ini, jangan pikirkan aku lagi, jangan khawatir lagi padaku. Aku tak lagi mengenal-mu, jika kita bertemu. Jangan panggil aku, larilah." ucap Bella ikhlas melerakan orang yang ia cintai kepada teman-nya sendiri.

Setelah itu, Bella memaksa diri-nya untuk tersenyum kepada mereka berdua. Raffa tak tega saat melihat senyuman yang Bella berikan, walaupun ia tau itu senyuman paling menyakit-kan bagi-nya.

Bella melangkahkan kedua kaki-nya mundur. Dapat 3 langkah memundur, Bella membalik-kan badan-nya lalu berlari sekencang mungkin dari gudang. Bella menangis seraya mem-bayangkan kejadian tadi. Ia tak mem-perdulikan orang-orang yang sedang melihat-nya.

"Eh-eh! Itu kan si Bella!." -Katia

"Hah?! Mana-mana?!." -Vera

"Itu tuuu!!." -Katia

"Kenapa dia lari-nya kenceng bet dah?." -Vera

"Yaa mangkan-nya cepet samperin! Ayok!." -Katia

Vera dan Katia mengejar Bella yang masih saja berlari. Di lihat-lihat, seperti-nya Bella berlari keluar dari gedung Kampus. Vera dan Katia terus mengejar sembari meneriaki nama Bella dari belakang. Namun semua-nya percuma, Bella terlalu kencang. Vera dan Katia tertinggal di belakang. Dan mereka-pun memutus-kan untuk berhenti berlari karna kehabisan nafas.

"Cepet banget lari-nya si Bella, capek gue." keluh Vera memegangi kedua lutut-nya.

"Dia kan pernah ikut lomba lari tingkat internasional cok! " sahut Katia ngegas.

"Nggak usah ngegas napa ..." ujar Vera melirik.

"Oh yaa, ngomong-ngomong si Bella kenapa yak tiba-tiba lari sekenceng tadi?" gumam Vera berpikir.

"Iyaa yaa, tadi kan dia di gudang ma pacar-nya" sambung Katia, mereka berdua bertatapan kejut.

"Jangan-jangan ..." -Katia

CEO Perfect My Husband - PRE ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang