5 \\ 🦋 : Kepastian

3.8K 309 80
                                    

Bella terdiam kaku yang masih berdiri di hadapan calon suami-nya. Bella menunduk-kan sedikit kepala-nya, kejadian itu kembali masuk ke dalam pikiran Bella lagi, tatapan Bella lagi-lagi kosong karna itu.

"Bella?." sela Jordan memegang pundak Bella seraya menatapi Bella apakah ia baik-baik saja atau tidak.

"Bagaimana anda tau?." tanya Bella berkaca-kaca menatap kedua mata Jordan sayu.

Sejenak Jordan terdiam melihat Bella, lalu "Ma--maaf, saya sudah buat kamu menangis. Saya tidak bermaksut buat kamu menangis Bella," pungkas Jordan menunduk, Bella terdiam tak merespon. Air mata-nya telah turun menuruni kedua pipi cantik-nya. Lagi-lagi perasaan Bella tersakiti karna bayangan-bayangan itu.

"Bella, coba ceritakan semua yang sudah membuat-mu menjadi sedih seperti ini." pinta Jordan lembut, Bella terdiam. Ia sedikit ragu untuk menceritakan-nya pada Jordan.

"Bella sayng, jangan nangis syng. Cerita-kan saja apa yang terjadi tadi ke saya. Jangan malu-malu, saya ini suami kamu Bella." lanjut Jordan yng berusaha menenang-kan Bella.

Awal-nya, Bella hanya terdiam di penuhi dengan rasa keraguan-nya. Tetapi, setelah ia menatap lagi ke arah Jordan. Bella seperti melihat ke arah Jord. Kemudian, Bella-pun bertanya. "Bukankah anda sudah tau? hiks,." lirih Bella sayu. Jordan sungguh tak tega dengan keberadaan Bella saat ini, ia tau pasti Bella sangat tersakiti karna mantan pacar-nya.

Lepas itu, Jordan menarik lembut tangan cantik Bella lalu memeluk tubuh Bella yang selembut sutra. Bella menangis puas di dada bidang calon suami-nya, Bella menyembunyi-kan wajah dan kesedihan-nya di sana.

Rasanya, Bella sedang di peluk oleh Jord saat ini. Entah kenapa pelukan itu terasa sangat sama dengan pelukan yang Bella rasakan dari Jord ketika di mimpi.

Bella-pun mengeluar-kan seluruh amarah-nya. Ia tak peduli dengan orang yng melihat-nya dari di dalam. Bella menangis sembari memukul-mukuli dada bidang Jordan, calon suami-nya.

"Saya cinta sama diaa!! Sudah ada beribu-ribu kenangan yang kubuat bersama-nya!! Dia jugaa pernah bilang ke saya, kalo dia bakal nikahin syaa nanti!! Tapi apa?! Yang ada Dia malah selingkuhin saya!! DIA SELINGKUH SAMA SAHABAT SAYA SENDIRI!! ITU GA ADIL KAN?!. GA ADIL KAN?!! ... huhu .... hikss,, hiks,,"

Tatapan mata Jordan sungguh tak tega kearah Bella. Jordan tak bisa apa-apa, ia hanya bisa mengelus punggung Bella, agar Bella tenang. Sedangkan Bella masih saja menangis di dada bidang ituu, kedua tangan-nya mengerut jas bagian belakang Jordan.

"Ssht, Bella ... jangan nangis syang, sini-sini kamu duduk dulu." pinta Jordan lembut menuntun Bella duduk di kursi yng sudah tersedia di Balkon.

Bella duduk sembari terisak-isak karna tangisan-nya tadi. Jordan berjongkok tepat di depan Bella duduk, ia memegang kedua tangan Bella lembut dan menatap calon istri-nya.

"Cup, cup, sayng ... ga boleh nangis. Mungkin Tuhan mencarikan-mu laki-laki yang lebih baik dari dia. Ya kan?" ujar Jordan sembari mengusap lembut kedus pipi Bella sekilas. Mendengar perkataan Jordan, Bella mulai terdiam.

"Bella tau ga? Perempuan akan terlihat lebih bahagia di bandingkan kehidupan-nya jika dengan laki-laki yang tepat. Perempuan juga akan terlihat cantik di laki-laki yang tepat. Sekarang saya tanya, Apa mantan pacar-mu pernah bahagiain kamu lebih dari hidup-mu?" aju Jordan tiba-tiba.

Bella terdiam sejenak mengalihkan pandangan-nya, lalu Bella menjawab. "Saya ... saya tetap bertahan walaupun dia sudah berkali-kali nyakitin hati saya. Dan akhir-nya hubungan saya dengan dia berakhir dengan rasa sakit yang tak pernah saya alami sebelum-nya." jelas Bella pasrah.

Jordan mendengar semua jawaban Bella, ia menghela nafas-nya panjang sembari duduk di sebelah Bella. Lalu Jordan bertanya. "Apa laki-laki itu tepat bagi-mu?" tanya Jordan membuat Bella mengalih-kan pandangan-nya lagi dan lagi.

CEO Perfect My Husband - PRE ORDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang