"Lalu, orang itu adalah Daddy?" Tanya Sebastian sambil berhenti mengelus surai Ciel. Ciel terdiam disana, setelah beberapa detik kemudian dia mengangguk.
"Kenapa bisa orang itu adalah Daddy?" Sebastian bertanya, kali ini nada nya cukup datar dan dingin. Ciel menjauhkan wajahnya dan menatap ayahnya sekarang.
"Ciel tidak tahu~ hanya saja Daddy tiba-tiba muncul menjadi bunga tidur Ciel dan ughh..." Ciel meremas baju Sebastian dibagian dada sambil menunduk. Sebastian mengangkat sebelah alis melihat raut wajah Ciel.
"Kenapa Daddy harus hadir dalam mimpi Ciel sambil melakukan hal seperti itu..." Ciel menggigit bibr bawahnya, mengeluh dan semakin menundukkan kepalanya. Sebastian menghela nafas lembut, menangkup kedua pipi Ciel dan mengangkat wajahnya.
"Ciel sayang~ seharusnya Daddy yang bertanya seperti itu. Sudah siang, waktunya tidur siang. Daddy akan menemanimu." Sebastian mengelus lembut kepala Ciel, membaringkan tubuhnya di kasur dan menepuk tempat kosong disebelahnya.
"Ayo, sini." Ajak Sebastian kepada Ciel yang masih terdiam disisi ranjang. Ciel mengangguk singkat dan merangkak menghampiri Daddy nya.
"Tidur, okey." Sebastian menarik Ciel dalam pelukannya, sedangkan Ciel menyembunyikan wajahnya di dada bidang Sebastian. Tak lama mereka berdua terlelap, terbuai ke alam mimpi masing-masing.
======================
"Ahn...Ngghh.. pelan-pelan..." desahan dan lenguhan kecil itu lolos dari bibir mungil dengan nafas yang terputus-putus karena tubuhnya yang terguncang.
"Ughh..." sedangkan orang yang berada diatasnya tak menghiraukan apa yang diucapkan pemilik si tubuh yang terus saja melenguh. Kedua orang yang berada diranjang saling bergumul, peluh membasahi wajah dan tubuh mereka yang sudah polos tanpa menggunakan sehelai benang pun.
"S..sakit..pelan-pelan..Ahhh.." Nafasnya tercekat dan terputus, wajahnya memerah mendongak keatas. Kedua tangannya meremas erat kasur hingga jari-jarinya memutih, saliva yang mengalir dalam mulut mungil malah menambah kesan menggoda menghiasi wajah dan permainan panas mereka berdua.
"Sabar sayang, Aghhh ini--nikmat..kkh..."Terus menghujamkan kejantanannya di lubang yang licin melubrikasi dirinya sendiri dengan cairan bening. Pria yang mendominasi itu menahan nafas dan desahannya sambil meraup apa yang bisa dia jangkau untuk tubuh kecil dan rengkuh.
"Aghh..enggh...aneh..tubuhku--ahh aneh.." kedua tangannya mulai meluruh, remaja itu mulai penasaran dan melongok lesu.
"AHHH..." Cairan menyembur keluar berkali-kali mengenai perut dan pahanya. Sementara yang terus menyodoknya bahkan belum ada tanda-tanda ingin keluar, sepertinya hentakan yang tadi itu mengenai titik kenikmatan nya.
"B-berhenti." Remaja itu mencicit kecil memerintahkan pria yang sedang menikmati tubuhnya itu untuk menghentikan kegiatannya. Pria itu menurut dan mengikuti apa yang dikatakan orang dihadapannya, secepat kilat posisi terbalik. Remaja mungil itu mendorong tubuh besar dan kekar si pria hingga terlentang dikasur.
"Hnggg--" Sembari melenguh, remaja berbadan cilik itu mengangkat bokongnya naik keatas.
Sleb.
"AHHH~~~MPPH.." Mendesah, hingga suaranya menciptakan gema di ruangan yang memiliki atmosfer panas sekarang. Wajah yang memerah itu mendongak keatas, dengan lidah terjulur.
"D-daddy..."
.........
"Sial!" Umpatnya seketika, tubuh besarnya kini bangun dari acara tidurnya, "Kenapa bisa aku bermimpi seperti itu..." Sebastian menutup separuh wajahnya, seperkian detik mengusap wajahnya frustasi.
Menolehkan kepalanya, menatap Ciel sang anak yang sudah tertidur lelap, dia jadi ingat bagaimana mimpi anaknya yang sempat dia dengar. Kini......
Dia yang mengalaminya.
Sebastian melongok menatap kebawah diantara selangkangannya. Dia memalingkan wajah dan merapatkan kedua pahanya seraya menggigit bibir bawahnya.
"Tenanglah.." bisiknya pelan, Sebastian menarik nafasnya dalam-dalam dam menghembuskannya perlahan sambil memejamkan kedua matanya.
"D-daddy..."
Sebastian menggeleng cepat, berusaha menghalau suara yang sekarang terngiang-ngiang ditelinganya. Sekali lagi, kepalanya berputar memandangi Ciel yang meringkuk anteng layaknya anak kucing. Sebastian menggeser tubuhnya, mendekat dan mengamati lekat-lekat tubuh putranya.
Dari atas...sampai bawah, Ciel anak semata wayangnya tampak sempurna dimatanya tanpa ada cacat sedikit pun, sebulir dua bulir titik peluh meluncur melewati pelipis Sebastian.
Glek.
Susah payah dia menelan salivanya sendiri, membasahi kerongkongan nya, merapatkan mulut yang terbuka karena terpana menikmati view dihadapannya.
"Cih, tidak beres." Sebastian membuang mukanya dan beranjak turun dari ranjang perlahan agar tidak membangunkan Ciel yang sedang tidur. Setelah keluar dari kamar dia menuruni tangga dan menuju dapur, melirik lemari kecil yang berada diatas dan membukanya, ada wine beralkohol disana. Sebastian mengambil satu botol lalu menutup pintu lemarinya.
Rumah megahnya begitu sepi, mungkin para pelayannya sedang sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing, di ruang tamu hanya ada dirinya seorang bersama gelas dan botol kaca Wine beralkohol. Tangannya tergerak menuangkan cairan beralkohol itu ke gelas kaca, lalu mengangkat gelas kaca tersebut seolah tengah bersulang dengan seseorang. Sebastian akhirnya menenggak segelas wine-nya kemudian menggeleng sekilas.
"Setidaknya ini lebih baik."
Holaa~ lama ga up lumutan aku (~_~')
Maaf ya yang nunggu lama /plak/ ukhh makasih yang udah mau nunggu>\\\< emak pada kalian kyaa (TwT/) jujur saja diriku dah keabisan ide ingin gimana dan seperti apa selanjutnya:) belakangan ini aku sangat very slow up sepertinya. Oke jaa mata ne~28-02-21 : 11.07 am
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DADDY [BL]
Short StoryATTENTION, PLEASE! DI MOHON UNTUK MEMBACA DESKRIPSI! Judul : My Daddy Status : Tamat Genre : Mature, Slice of life, Romance, Fanfiction, M-Preg. Penulis : Echtellion/ Kuma Usagi FIRST WARNING ⚠🔞 Author gamau tanggung jawab lho yang baca cerit...