Ps : maap maap yaa aku lambat up maap weh:" maapin ga nih*plak* gatau lagi aku lanjut nih plot begimane:" and banyak tugas menjulang dihadapanku wkwkwk jadi yaudah next aja aku ngemeng mulu nih:^
.
.
.
.
.Sebastian : 35 Years Old
Ciel : 17 Years OldDetik berganti menjadi menit, menit menjadi jam, jam menjadi hari dan seterusnya. Sampai dimana akan menemukan sosok remaja tampan nan imut menempati mansion megah milik sugar Daddy.
//woyyy author ya.. tapi Sebas chan emang sugar Daddy kan:^//
"Meirin, tolong buatkan aku kopi." Perintah sang kepala mansion dengan suara khas baritonenya di meja ruang makan, setelah sarapan pria itu menginginkan kopi sambil membaca berita terbaru di koran yang baru saja sampai pagi ini.
Minggu, hari dimana mereka semua bersenang-senang dan memanfaatkan hari libur mereka dihari itu. Setelah beberapa saat, Meirin datang dari dapur dan menyajikan secangkir kopi dihadapan majikannya.
"Tuan, ini Kop--"
"Daddy!!!!"
Suara teriakan yang melengking membuat semua orang menoleh keatas, disana berdiri pemuda remaja yang sedang berkacak pinggang menatap Sebastian, lalu menuruni anak tangga satu persatu dengan hentakan yang kasar. Sebastian hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku anaknya yang tak disangka sudah tumbuh menjadi remaja sekarang.
"Ada apa?" Sebastian beralih lagi pada koran yang dipegangnya, lalu menyeruput kopi dengan nikmat.
"Tuan muda, Tuan ingin sarapan?" Tanya Meirin. Ciel hanya menggelengkan kepala, mempoutkan bibirnya lucu sambil menatap Sebastian kesal.
Bard menepuk bahu Meirin dan mengisyaratkan semua pelayan untuk pergi dari sana.
"Daddy... Dengar aku tidak sih?" Ciel menghentak-hentakkan kakinya kesal berkali-kali sambil mengepalkan tangannya geram. Sebastian menghela nafas, menutup koran dan melipat lalu menaruhnya di meja.
"Ciel kamu kenapa, Baby?" Sebastian bertanya kepada Ciel mengambil tangan lalu mengusap-usapnya. Dirapihkannya anak rambut yang mencuat kesana kemari, lalu membereskan baju yang kusut.
"Berhenti memanggilku Baby, Daddy.. Aku sudah besar!" Wajah Ciel mengerut tidak suka. Sebastian terkekeh kecil dan menarik Ciel mendekat ke pangkuan nya.
"Jadi kenapa? Anak Daddy, merajuk kesal sepagi ini, hmm?" Tanya Sebastian lembut dan mengeratkan pelukannya dipinggang Ciel. Ciel hanya memalingkan wajah, dan mengembungkan kedua pipinya.
"Hmph!" Ciel merajuk, lalu menyilangkan kedua tangannya bersedekap di dada. "Dad tidak membangunkanku, Daddy bangun lebih dulu. Jadi Ciel bangun membuka mata tidak seperti biasanya melihat Daddy... Dan juga-- juga..." Ciel berbicara menatap wajah Sebastian garang dan memalingkan wajahnya lagi. Sebastian mengulum senyum, anaknya menggemaskan mungkin begitu.
"Dad di telpon tadi, maka dari itu Daddy bangun lebih dulu menerima telpon. Juga telpon itu mengatakan bahwa Daddy harus ke kantor karena ada urusan, Daddy baru saja kembali. Sayang." Jelas Sebastian sambil mencolek dagu si imut anaknya.
Ciel merona sampai ke cuping telinganya, semenjak remaja salah satu tingkah itulah yang disukai oleh seorang Michaelis, merona jika digoda.
"J-jangan merayuku, Dad. Aku sedang marah padamu!" Ciel melepaskan pelukan Sebastian lalu beranjak pergi.
Sret.
Chu.
Kedua bola mata Ciel membelalak, dia hilang kendali dan kesadaran seketika saat Daddy nya tiba-tiba menarik dan mencium bibirnya. Tidak hanya mencium, bahkan Sebastian sempat merasakan bibir nya mengulum, menggigit, menyesap dan masuk kedalam rongga-rongga yang memabukkan. Mengaksen setiap deretan gigi Ciel yang lucu dan rapi, mengajak benda lunak didalamnya menari dan menyapa langit-langit mulut Ciel.
"Fuah--hah.." Ciel mengatur nafas, ini terlalu tiba-tiba. Sebastian mengendong tubuh Ciel dan berkata, "Kau marah karena kehilangan kiss morning dari Daddy, karena itu juga kan?" Sebastian menyeringai pada anak remajanya.
"Daddy! Turunkan aku, turun!!!" Ciel memukul-mukul dada bidang Sebastian dan juga lengannya, memukul apa saja yang bisa dijangkaunya dan meronta-ronta dilepaskan. Sebastian menggeleng sambil terus berjalan keatas.
"Tidak mau, kau belum mandi. Kau harus mandi." Kata Sebastian tegas.
"Tidak mau." Ciel menggeleng.
"Atau mau mandi dengan Daddy, hmm?" Kata Sebastian sambil membuka pintu sesampainya didepan kamar.
"Big no, DADDY!"
//pendek huee maap:"//
.
.
.
.
.
.
.
.
💕Daddy...💕Hi guys reader:"3 kembali lagi sama aku KuUsa:') di BL story SebasCiel yang kedua :) sedikit gaje ceritanya. But biarlah, aku aja yang menikmati :"3
Hallo readers^-^ apa kabarnya kalian semua? Aku sangat berharap kalian baik-baik saja😊 Bagaimana ceritanya? Author minta maaf dengan segala hal yang ga jelas dalam cerita ini seperti : membosankan, melantur kemana-mana, typo bertebaran, sangat keluar dari karakter, tidak sesuai harapan readers, kosakata, peletakkan tanda baca lalu penulisan yang tidak jelas,terlalu baku atau kaku dan kekurangan lainnya mohon dimaafkan author juga manusia :"3.
Kalau memang banyak yang berbeda sifat characternya mungkin itu emang murni ide author^^ XDmaaf kalau characternya OOC(out of character) atau berbeda sifat dari karakter aslinya. Aku sendiri butuh mood dan support dari kalian untuk melanjutkan ini😯apa kalian bersedia sebagai sukarelawan yang dermawan?
Mungkin readers masih paham sopan santun dan tata kramanya^^ jika berkenan sampaikan support dan kritik yang baik😄
Vote, dan coment ya^^terimakasih😄arigatou
Salam sayang dan hangat untuk readers, keluarga dan yang lainnya^^ dari KumaUsagi😊💙*¤Character anime Kuroshitsuji by : Yana sensei. Jika ada character Kuroshitsuji yang tidak dikenal itu memang karakterku¤
16-08-2020 :12.24 am
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DADDY [BL]
Short StoryATTENTION, PLEASE! DI MOHON UNTUK MEMBACA DESKRIPSI! Judul : My Daddy Status : Tamat Genre : Mature, Slice of life, Romance, Fanfiction, M-Preg. Penulis : Echtellion/ Kuma Usagi FIRST WARNING ⚠🔞 Author gamau tanggung jawab lho yang baca cerit...