"Siapa?!" Sebastian bertanya, menajamkan pendengarannya, Wajahnya gelisah dan panik juga memerah padam. Dia berhenti melangkahkan kakinya kala mendengar suara nafas yang tersengal-sengal dengan sedikit nada yang halus. Perlahan Sebastian, melangkah maju mencari dengan tubuh telanjang bulat.
"Ma-maaf daddy.." Ciel muncul dengan sendirinya dengan wajah yang tak kalah merah dari ayahnya. Dia meremas ujung baju sambil menundukkan kepalanya tak berani menatap sang kepala keluarga. Sebastian membelalakan matanya terkejut ketika anak tersayangnya itu muncul dihadapannya.
"Ciel? Apa yang kau lakukan?" Sebastian menunjuk lurus, hanya sebentar setelah itu dia tersadar sesuatu dan bergegas menyambar handuk menutupi lekuk tubuhnya, kembali menghampiri anak satu-satunya.
"Ekhem--Ciel kau mengintip Daddy? Jujur." Sebastian menekankan akhir katanya. Mengapit dagu Ciel dan mengangkatnya lembut agar Ciel menatapnya, namun Sebastian dikejutkan respon tak terduga dari anaknya itu.
"Ci---Hmph!" Bibir Sebastian yang menuntut Ciel itu dibuat bungkam oleh remaja tersebut, Ciel menerobos masuk kala Sebastian terkejut dan membuka mulutnya membuat celah, Ciel mengabsen deretan gigi Sebastian, memejamkan matanya seraya memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan agar dia leluasa untuk mengakses gua kehangatan itu.
Ciel sedikit tersentak ketika Sebastian malah menekan tengkuknya. Ciel sangat sensitif bagian tengkuk, telinga, dan leher.
"Nghh.." Ciel mengerang, Ciuman panasnya terlepas begitu saja, Sebastian menahan pinggang Ciel saat putranya sedikit terkejut.
"Maaf Dad, Ciel sensitif dibagian sana. Maafkan Ciel juga karena--" Ciel lagi dan lagi menunduk menghindari tatapan tajam Sebastian. "Karena Ciel berani-beraninya..." tapi apapun yang Ciel katakan, Sebastian tidak menggubrisnya. Dia malah menelentangkan tubuh Ciel diatas pangkuannya, tangan kekarnya sudah menggenggam junior yang sudah menegang.
"Dad!" Ciel tersentak, seperkian detik wajahnya memerah sempurna. Berusaha menggulir matanya menatap apa yang sedang dilakukan sang ayah pada miliknya disana.
"Ciel..."Tatapan sayu itu mengarah pada tangan yang kini mulai naik turun lembut pada suatu objek.
"Aah..." Wajah yang sudah memerah bak kepiting rebus itu mendongak keatas, matanya terpejam lalu terbuka lagi seakan dia menikmati sensasi yang diberikan pria dihadapannya.
"Moans and call me, Ciel Michaelis."
Sebastian sudah mengubah posisi pemuda itu menjadi mengangkang menduduki kedua pahanya.Ciel dengan ragu menatap wajah ayahnya lalu memalingkan pandangannya kearah lain. Muncul di perempatan siku Sebastian, dia mengapit dagu Ciel dengan tangan satunya sambil berkata dengan nada tajam.
"Tatap Daddy, Ciel." Nadanya naik satu oktaf kala Sebastian mengelukan nama bocah tersebut. Ciel dengan malu, memandang wajah ayahnya, wajah mungil itu melontarkan tatapan sayu.
"Ugh.." Sebastian menatap redup Ciel, perlahan ia dekatkan wajahnya dan kembali bermain dengan mainannya semula.
"Ahnn..Dad..Sshh.."Ciel benar-benar seperti menikmati, bahkan posisi tubuhnya sudah sangat rapat. Sehingga kejantanan Sebastian yang menegang kini juga keras mengacung tegak kala bergesekkan dengan milik Ciel.
"Oh..Sh*t." Pria itu bahkan sempat mengumpat sambil menggigit bibirnya, hanya bersentuhan dengan milik anaknya sudah ereksi seperti itu? Mungkinkah..
"Ciel.." terus memanggil nama Ciel, yang dipanggil hanya mengerang saat tangan besar tuan rumah ini makin membabi buta mengocok miliknya.
"Oh..dad..Aahh..Aku..Engg..Oh.."
Tubuhnya melengkung dan makin merapat. Sebastian menyatukan kejantanannya dengan milik Ciel dalam satu genggaman tangan."Ohhh...Ciel.." Mata yang tajam itu kini menatap sensual pemandangan didepannya. Kocokannya semakin cepat, ditambah lagi erangan serta desahan Ciel yang saling berbentrokan dengan raungan Sebastian yang berat.
"Dad..Aaahh..aku..Nggh...Mmh~~"
"Ughh...Ssshh..Oh.."
Keringat membanjiri tubuh mereka masing-masing, juga precum yang melubrikasi milik mereka menambah suasana panas kegiatan tersebut.
"Dad...Aku....Ahhh..Hngg--" kedua tangan mungil Ciel mencengkram erat bahu Sebastian, sedangkan Sebastian memajukan wajahnya menaruh dagunya di perpotongan leher Ciel.
"Together come with me..Ciel...Ssh..Aahh..Arghh.." Tatapan yang nafsu itu memperhatikan kedua kejantanan yang sangat dekat dan bersentuhan.
"AHHH...COME..COME..OOHH.."
"Ahh..Daddy..."
.
.
.TBC or END?
......Apa nih:') astagaa...anda yang rindu denganku? Gaada :' ahaha bercanda..Hai readers Micuu/plak/ jari2 ku gatal gays yasudahlah gatau kapan up lagi :3 Semoga Suka..See you paipai~
15-04-2021 : 12.08 am
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DADDY [BL]
Short StoryATTENTION, PLEASE! DI MOHON UNTUK MEMBACA DESKRIPSI! Judul : My Daddy Status : Tamat Genre : Mature, Slice of life, Romance, Fanfiction, M-Preg. Penulis : Echtellion/ Kuma Usagi FIRST WARNING ⚠🔞 Author gamau tanggung jawab lho yang baca cerit...