Entah sudah berapa kali dia menenggak wine sampai tandas, hingga sisa wine beralkohol di botolnya sudah setengah.
"Hah..Panas.." Keluhnya, sambil mengibas-ngibaskan kedua tangannya. Kulit pria yang putih itu memerah hingga ke wajahnya, keringat bercucuran membasahi tubuh juga baju yang dia kenakan.
"Ugh.. Aku harus menyudahi ini semua--hik- kepalaku...Ssshh...Pening." Berhasil sudah wine yang dia minum bereaksi membuat nya mabuk, bahkan dia sudah merasakan sakit dan panas.
Dengan wine dan gelas kaca yang masih tertinggal di meja ruang tamu, Sebastian dengan langkah tertatih dan berusaha menyadarkan diri, berjalan menaiki tangga merambat berpegangan untuk menuju kamarnya. Setelah sampai kamar, Sebastian duduk ditepi ranjang, menggulir kedua netranya, satu guratan tipis menghiasi wajahnya. Tetapi dahinya berkerut, tiba-tiba tangannya mengepal erat ketika dia menatap siapa yang sedang nyenyak terbuai dialam mimpi diatas ranjang.
Masih merasa gerah akhirnya dia memutuskan untuk kekamar mandi, dan berdiri dibawah shower mengguyur tubuhnya. Sementara dikamar....
"Nggh.." Suata lenguhan kecil disertai gesekan antara tubuhnya dengan kasur. Remaja mungil yang tertidur itu akhirnya bangun dan duduk melamun dipinggir ranjang.
"Sssh.. Aku ingin buang air kecil." Ucapnya dan melangkahkan kaki kecilnya itu menuju kamar mandi, dia mendengar suara gemericik air dari dalam.
"Dad...apa kau didalam? Bisa cepat sedikit? Aku ingin buang air kecil." Kata Ciel, dia mencoba menunggu sebentar sampai orang yang didalamnya keluar, beberapa menit dia menunggu namun orang yang dia panggil tak kunjung membuka pintu. Ciel mondar mandir menahan diri yang ingin sekali buang air kecil, karena sudah tak tahan akhirnya dia coba mengetuk pintu sedikit kencang.
"Ck, lama sekali..Ayolah..aku sudah tidak tahan bisa-bisa aku mengompol.." Ciel jingkrak-jingkrak. Dia bisa saja memakai toilet sebelah, tapi toilet sebelah membuatnya trauma akan serangga yang pernah menghampirinya beberapa saat yang lalu. Sebenarnya dia juga trauma setiap kekamar mandi, namun setelah Sebastian meyakinkannya akhirnya Ciel berani masuk lagi kekamar mandi kecuali kamar mandi diruang sebelah.
"Oh? Tidak dikunci. Daddy, Ciel masuk." Ciel mendorong pintu lalu masuk kedalam dan menutupnya lagi, saat berbalik alangkah sangat terkejutnya dia, tubuhnya sampai membentur pintu kamar mandi hampir terjatuh. Sebastian yang dia akui ayahnya sendiri.....
Sedang onani dikamar mandi.
"Ahhh...ssshh.." Dengan tangan yang menggenggam kejantanannya naik turun disana sambil memejamkan kedua matanya erat-erat Sebastian menyandarkan tubuhnya di dinding kamar mandi dengan guyuran shower. Sementara yang menjadi saksi dikamar mandi itu hanya bisa melebarkan kedua matanya dengan mulut yang menganga lebar.
"Ughhh.." Ibu jarinya sesekali mengusap pelan kepala kejantanannya. Ciel dengan memberanikan diri mendekat perlahan, mencoba tidak menimbulkan suara.
"Ahhh...Ciel..Ciel..Mmhhh.." Sembari mendesahkan nama seseorang, tangannya terus bergerak bermain dibawah sana dengan tempo yang makin lama makin cepat. Kemudian dia mengatupkan rapat-rapat bibirnya. Ciel terperangah kala dengan suara rendah dan berat itu mengalunkan namanya, susah payah remaja itu meneguk ludahnya ketika matanya terarah pada kejantanan daddynya yang menegang sempurna.
"Ssh...ahh.." Desahan yang berat dengan suara baritone itu terdengar dengan iringan air yang keluar dari shower. Ciel yang mendengarnya memerah dan hanya bisa diam menyaksikan, takut ketahuan dirinya masuk tanpa izin akhirnya dia sembunyi disamping bak mandi air.
Dari sana Ciel masih bisa melihat jelas apa yang ayahnya lakukan disana, kedua kupingnya mencoba mencerna menajamkan pendengarannya.
"Ahh..Ciel...Kau sungguh...aghh..Nikmat--" tangan yang bertumpu pada keran shower, mengepal erat sedang yang satu lagi sesekali memainkan dua bola kembar dibawah kejantanannya. Anak yang bersembunyi itu tergerak tangannya menelusup masuk kebalik celana, sambil menatap gundukan yang menyembul.
"Lebih cepat...Ciel--Ahh.. kau pandai sekali.." Racaunya entah pada siapa, pada Ciel tentunya jika Sebastian menyadari ada orang yang sedang dia bayangkan disini. Ciel menyandarkan tubuhnya ke bak dan melebarkan kakinya, ternyata tempat persembunyiannya cukup luas. Sedangkan tangan satunya yang menganggur menyentuh nipple nya yang mengeras.
"Engg--" Ciel mendongak keatas dan berusaha menahan desahannya kuat-kuat. Dia berusaha melonggokkan sedikit kepalanya mengintip kegiatan daddynya.
"Ahh..aku...shhhh...kkhhh.." Terdengar suara yang tertahan, shower yang mengguyur tubuhnya mati mungkin tangan Sebastian yang bertumpu disana tak sengaja memutar kerannya.
"Aku---OHHHH!!" Sebastian mendesah panjang, tubuh kekarnya bergetar, kejantanannya tegak lurus dan menyemburkan sperma berkali-kali, jari-jari kaki saling mengepal, wajahnya mendongak keatas, tubuhnya luruh kebawah duduk sehabis pelepasan, nafasnya terengah-engah. Lantai dan perutnya ternodai cairannya sendiri, sementara Ciel yang masih ditempat persembunyiannya membekap mulutnya dan melanjutkan aktivitasnya, Ciel makin brutal mengocok kejantanannya sendiri.
"Aah....." Karena kelepasan desahan yang sedari tadi ia tahan berhasil lolos, Sebastian yang lunglai terkejut.
"Siapa?!"
(X/////X) Up, aku gemeteran nulisnya hufft.. untuk berpengalaman jadi seme di grup roleplay /buagh/ nyahaha...mumpung yang ini lagi ngalir idenya jadi gamau buang2 waktu🐤
28-02-21 : 14.06 Pm
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DADDY [BL]
Historia CortaATTENTION, PLEASE! DI MOHON UNTUK MEMBACA DESKRIPSI! Judul : My Daddy Status : Tamat Genre : Mature, Slice of life, Romance, Fanfiction, M-Preg. Penulis : Echtellion/ Kuma Usagi FIRST WARNING ⚠🔞 Author gamau tanggung jawab lho yang baca cerit...