Training time

267 34 5
                                    

Hime yang sibuk dengan gamenya segera berdecak kesal begitu ponselnya berdering, entah pesan dari siapa yang membuat ponselnya terus-terusan berdering sedari tadi, padahal ini hari terakhir liburannya, ia hanya ingin berdua dengan gamenya tapi kenapa selalu saja ada yang menganggu nya.

"Iya iya ish, siapa sih yang ganggu. Awas aja kalau gak penting, ku lempar keluar bumi nanti." Ujar Hime kesal seraya memberhentikan gamenya, dengan ogah-ogahan ia mengambil ponselnya yang berada di atas kasurnya. Mengecek siapa orang yang berani mengganggu waktunya dengan gamenya.

Hime mengerutkan keningnya bingung saat melihat notifikasi di layar ponselnya, di notifikasinya terdapat puluhan pesan dari orang yang tidak ia kenal, hanya terlihat nomornya saja.

"Tunggu, Jangan-jangan aku di teror?!" Hime menjauhkan ponselnya, lalu menggigit kuku jarinya. Ya, Hime suka berpikir negatif bahkan ia sering parno sendiri terlebih lagi mengingat ia sering bermain petak umpet dengan para villain.

Hime terkejut begitu nomor orang yang mengirimnya banyak pesan tiba-tiba saja menelponnya, ia menoleh kesana kemari sebelum akhirnya menjawab telpon dari nomor yang tidak ia kenal. Baru saja ia menempelkan ponselnya ke dekat telinganya, suara seseorang langsung terdengar cukup keras, membuat Hime menjauhkan ponselnya dan mengusap telinganya yang berdengung.

"Ternyata memang villain." Ujar Hime setelah mengusap telinganya yang sedikit berdengung.

"Hah?!! Kau bilang aku apa??" Yap, orang yang mengirim pesan beruntung ke ponsel Hime adalagi Bakugou, entah kesambet darimana sampai-sampai Bakugou mengirimkan nya pesan.

Hime memutar bola matanya malas "ada apa? Jika tidak penting, aku akan membuang mu dari bumi."

"Cih, kau ingatkan janji mu? Kau harus berlatih dengan ku, neko chibi."

Hime berdecak kesal saat Bakugou masih ingat ke janjinya, padahal ia hanya berpura-pura tapi Bakugou malah menganggapnya serius "jangan sekarang, oke? Aku ingin berduaan dengan kesayangan ku."

"Hah??! Apa itu Deku?!! Atau setengah-setengah sialan?!!!"

"Tentu saja bukan." Ujar Hime seraya menghela napasnya pelan, ia duduk di kasurnya seraya menatap game yang ia hentikan.

"Aizawa-Sensei?"

"Ya tou-chan memang kesayangan ku sih, tapi bukan dia." Hime mengambil konsol gamenya, lalu melanjutkan permainan yang sempat ia tunda sedangkan ponselnya ia taruh di bahunya.

Terdengar suara decakan dari seberang sana "oi, chibi. Kau punya pacar?"

"Apa pacar itu sejenis makanan?" Jawab Hime bingung, walaupun ia sedang fokus dengan game yang ia mainkan.

"Kesayangan mu itu siap, chibi?!! Jangan menguji kesabaran ku!!"

"Tentu saja, game. Kesayangan ku yah pertama itu tou-chan, lalu game, dan makanan." Hime terkejut saat ia mendengar suara ledakan dari ponselnya, ia menatap ponselnya dengan tatapan ngeri.

"Hoi, chibi baca pesan ku." Setelah mengatakan hal itu, Bakugou langsung memutuskan panggilan mereka. Hime hanya bisa bergidik ngeri saat tadi ia mendengar suara Bakugou.

Dengan sangat terpaksa Hime menyudahi gamenya, padahal sebentar lagi ia akan melawan bosnya sayang sekali jika ditinggalkan. Namun suara Bakugou langsung terngiang-ngiang di otaknya, membuatnya mau tak mau meninggalkan game kesayangannya.

Bom Peledak

Cepat datang kesini, neko sialan

Kau ada dimana?
Aku bukan cenayang
Yang bisa mengetahui
keberadaan mu.

Lokasi
Aku tunggu kau lima belas menit
Jika kau lambat, aku akan
Meledakkan mu

Be Strong Girl!(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang