Gak ada ide buat namain judul njir, ngestuckಥ‿ಥ
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Hime melenguh pelan saat ada yang menarik selimut hangatnya, ia membuka matanya secara perlahan seraya mencari-cari selimut yang bisa menghangatkan dirinya dari cuaca yang dingin itu.
"Bangun, kau harus segera bersiap ke sekolah." Ujar Aizawa datar seraya melipat selimut Hime.
Hime yang mendengar perkataan sekolah langsung menatap Aizawa bingung "sekolah? Bukannya libur?"
"Sudah lewat bodoh, cepatlah bangun dan bersiap-siap."
Hime menghela napasnya pelan seraya menatap ke arah jendela kamarnya yang menampilkan jika di luar sedang hujan, ia mengambil bantalnya dan menaruhnya di atas kepalanya "diluar sana sedang hujan, jadi anggap saja sekolah libur."
"Alasan, cepat bersiap-siap!"
"Astaga tou-chan, lihatlah bahkan langit tidak mengizinkan aku untuk pergi bersekolah."
Hime segera berteriak saat Aizawa menarik kakinya dan menyeretnya, Aizawa menyeret Hime kedalam kamar mandi dan menyiramnya membuat Hime kembali memekik kaget, saat merasakan udara dingin yang menusuk hingga ke tulangnya. Aizawa keluar dari kamar mandi sedangkan Hime mencak-mencak kesal akibat ulah Aizawa, tak lama ia bersin dan langsung menggigil "ini sangat dingin."
Hime terdiam mematung di depan pintu kamar mandinya, ia terdiam karena melihat aura gelap menguar dari dalam tubuh Aizawa, di tambah mata Aizawa yang kini berwarna merah membuat Hime tak bisa berkutik.
"Kau..." Saat itu juga Hime langsung menahan napas saat mendengar nada Aizawa yang terdengar memberat dan dingin.
"Sejak kapan kau mempunyai pelayan?" Hime mengernyit bingung saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Aizawa, namun tak lama wajahnya memucat ketika teringat dengan Ken yang sedari tadi tidak terlihat batang hidungnya.
Jelas-jelas tadi malam Ken masih tertidur dengan pulas di sofa yang ada di kamarnya, tapi mahluk jadi-jadian itu kini menghilang entah kemana, bahkan tidak izin terlebih dahulu kepadanya. Hime menelan saliva nya kasar-kasar, masih berusaha mencerna seluruh kejadian ini bahkan ia sedang berusaha mencari alasan agar Aizawa tidak memarahinya.
"A-ano, tou-chan... Jadi begini---"
"Ah ternyata Aizawa-Sama ada disini, saya sudah mencari anda kemana-mana." Hime dan Aizawa segera menoleh, mata Hime membola ketika melihat Ken sedang berdiri di depan pintu kamarnya tanpa perasaan bersalah sedikit pun, dan apa-apaan dengan pakaian yang Ken kenakan.
Aizawa kembali menatap Hime, sedangkan Hime hanya terdiam tampak menyiapkan diri untuk mendengar ceramah dari ayahnya itu. Aizawa menghela napasnya pelan "aku tau kau memiliki banyak uang, tapi kau harus meminta izin dulu jika ingin memiliki pelayan. Terutama jika pelayan itu laki-laki."
"Sudahlah, segera bersiap-siap lalu turun. Dia telah menyiapkan sarapan untuk kita." Setelah berkata seperti itu, Aizawa langsung berjalan keluar dari kamar Hime.
Meninggalkan Hime yang terdiam membeku saat mendengar perkataan Aizawa, Ken yang melihat Hime terdiam segera menghampiri nya ia menggoyangkan tubuh Hime, agar Hime tersadar.
Hime yang baru sadar dari lamunannya langsung mengguncangkan tubuh Ken dengan kuat saat tersadar "kau ngapain muncul di depan tou-chan!! Dan kenapa tou-chan membolehkan ku semudah itu, kau apakan tou-chan ku!!"
"Wow wow wow, santai nona." Ujar Ken yang saat ini mulai merasakan sedikit pusing karena guncangan Hime.
Perempatan imajiner terlihat, Hime langsung mengguncangkan tubuh Ken dengan kekuatan penuh karena kesal "santai?! Bagaimana aku bisa santai, saat tou-chan seperti itu?! Dan lagi, apa-apaan dengan pakaian yang kau kenakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Strong Girl!(Hiatus)
Random"Hari ini kau akan pindah ke U. A." "APAA?!!" Hime terpaksa mengikuti saran orang tuanya, ia terpaksa pindah sekolah demi menuruti kemauan ayahnya untuk mengontrol quirk nya. •~WARNING!~• >ooc >typo bertebaran dimana-mana >alur tidak sesuai dengan...