"Entah mengapa mereka seperti hantu saja." Ujar Hime seraya bergidik ngeri, melihat para villain yang kini entah berjumlah berapa, bahkan bentuk dari mereka pun beragam.
"Apa villain?! Tidak mungkin mereka bisa masuk ke sekolah pahlawan!" Seru Kirishima tak percaya, sedangkan Hime hanya terdiam dan melirik Aizawa dengan ekor matanya “jadi... Sekarang apa yang akan dilakukan para hero jika hal seperti ini terjadi ?" Batin Hime seraya menggenggam erat pedangnya.
Aizawa melangkahkan kakinya dan berdiri di sebelah nomor. 13 "tiga belas, lakukan evakuasi. Coba telpon pihak sekolah."
Hime menatap Aizawa dengan tatapan terkejut "ch-chotto! Otousan--- eh maksudnya sensei, sensei tidak akan melawan mereka sendirian kan?! Itu terlalu berbahaya!" Ujar Hime mencoba melarang Aizawa untuk melawan para villain seorang diri.
Tangan Aizawa terangkat, ia mengelus puncak kepala Hime pelan. Membuat Hime menatapnya dengan tatapan sedih "aku akan baik-baik saja, aku juga akan menunjukkan padamu, apa yang akan dilakukan pahlawan jika diserang villain."
Aizawa meloncat turun, membuat Hime menatapnya dengan tatapan tak percaya "aku mengandalkan mu tiga belas dan Hime." Ujar Aizawa sebelum pergi melawan para villain.
Aizawa berlari seraya menggenggam kain(?) putih yang selalu melilit di lehernya, ia menghapus quirk villain yang berada di depannya, membuat mereka bertiga kehilangan quirk mereka, dengan cepat Aizawa segera melilit mereka dengan kain yang ia genggam, mengangkat nya ke atas lalu membenturkan kepala mereka bertiga satu sama lain.
Hime menatap Aizawa khawatir, ia melihat seseorang bertubuh lumayan besar hendak meninju Aizawa, namun Aizawa sempat menghindar dan meninju muka Villain itu hingga retak dan melempar nya ke udara, sebelum akhirnya kain putih itu melilit kaki villain, Aizawa kembali menghindar saat ada seorang villain yang ingin meninjunya dari belakang. Ia menendang villain itu dan menjatuhkan villain yang lain, membuat mereka saling tertindih "otousan..."
"Hime-Chan!!" Hime segera menatap Ochaco dan teman-teman yang lainnya yang sudah berlari, Hime melirik ke arah Aizawa sebelum akhirnya ikut berlari "otousan... Semoga kau baik-baik saja."
Saat mereka hendak mencapai pintu USJ, tiba-tiba lubang hitam muncul dihadapan mereka. Membuat nomor. 13 menghentikan langkahnya karena terkejut, dan tak lama muncul sesosok kabut "aku tidak akan membiarkanmu."
"Sekarang giliran ku beraksi." Ujar kabut itu.
Namun tanpa mereka duga, Bakugou dan Kirishima berlari dan meloncat menghampiri kabut itu, mereka menggunakan quirk mereka membuat ledakan yang cukup besar.
"Apa kau tak berpikir kami akan menyerang mu sebelum kau melakukannya?" Ujar Kirishima seraya mengaktifkan quirk pengeras nya.
Kabut bekas ledakan Bakugou menipis, meambuat kabut itu kembali terlihat "astaga, tadi itu sangat berbahaya. Itu benar. Walaupun kau siswa. Kalian adalah telur emas yang bagus."
"Gawat! Kalian berdua, menjauhlah!" Seru Nomor 13
"Tugasku adalah untuk memisahkan kalian dan menyiksa kalian sampai mati!"
Hime mengaktifkan quirknya, matanya menjadi biru kuning serta tempat yang ia pijaki di keliling warna biru, saat kabut itu hendak menyerang mereka dengan quirknya yang pasti nya dapat memisahkan mereka. Hime terbatuk saat terlalu memaksakan quirknya, namun tetap saja ia paksa kan sampai-sampai ia tidak sadar jika kabut itu berada tepat dibelakangnya.
"Kita bertemu lagi, Hime-San."
"Hah?!" Mata Hime membulat saat ada yang memukul tengkuk belakang nya, Hime jatuh tersungkur tak sadarkan diri, membuat quirk manipulasi gravitasi nya tidak aktif dan membuat mereka terpisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Strong Girl!(Hiatus)
Acak"Hari ini kau akan pindah ke U. A." "APAA?!!" Hime terpaksa mengikuti saran orang tuanya, ia terpaksa pindah sekolah demi menuruti kemauan ayahnya untuk mengontrol quirk nya. •~WARNING!~• >ooc >typo bertebaran dimana-mana >alur tidak sesuai dengan...