Kelompok

484 70 15
                                        

Hime mengacak rambut pirang pucatnya karena kesal, pita yang di taruh di dekat telinganya jadi berpindah tempat. Hime menghela napasnya berat, lalu membenturkan kepalanya ke meja belajar dengan keras, membuat Hime meringis dan memegangi keningnya yang memerah "ittai ta..." Rintih Hime seraya mengusap keningnya yang memerah.

Hime menghela napasnya, lagi. Ia menatap satu lembar soal yang belum ia selesaikan. Hime menatap nya kesal dan langsung menyambar kertas nya dan berlari ke luar kamar nya "tousan!! Tousan!" Seru Hime seraya menuruni tangga rumah nya dengan hati-hati.

Rambut pirang pucatnya bergerak dengan indah saat ia berjalan menuruni tangga rumah nya. Ia berhenti di dua anak tangga terakhir, ia menatap Ayahnya bingung "eh?"

"Hime? Ganti baju mu dulu." Ujar Aizawa seraya menghela napasnya pelan saat melihat Hime sedang memakai baju biru berlengan pendek dan hotpants, membuat lekuk tubuh Hime terlihat dengan jelas.

"Todo-Chan?" Hime mengerjapkan matanya kaget, ia segera melirik Aizawa yang sepertinya memintanya untuk kembali ke kamarnya. Hime menundukkan kepalanya, ia berbalik dan menaiki tangga lagi untuk ke kamar nya.

Enji menatap Aizawa "apa dia anak mu?"

"Ya, dia Hime yang selalu aku bicarakan." Jawab Aizawa malas seraya meminum tehnya.

Hime menatap pantulan dirinya di depan cermin, ia menepuk pipinya dan langsung membuka lemarinya dan mencari baju yang cocok untuk nya. Hime memakai baju berlengan pendek yang tadi, dan memadukan nya dengan rok yang berwarna senada agar tidak memakan waktu lama, ia mengambil sisir di meja riasnya dan menyisiri rambutnya asal-asalan, yang penting rapi, pikirnya.

Hime langsung keluar dari kamarnya, ia menuruni tangga dengan hati-hati dan duduk di samping ayahnya yang sedang menyesap tehnya, tak lupa tangganya yang menggenggam selembar kertas soal pemberian Aizawa.

"Otousan, aku ingin protes tentang soal ini." Bisik Hime yang kini duduk di sebelah Aizawa, ia menghampiri Aizawa bukan karena ingin menemaninya tetapi untuk protes. Ia melirik ke arah tamu yang duduk di hadapannya, ada Todoroki dan seseorang yang menurut Hime asing dan wajahnya terlihat galak, melebihi Bakugou.

"Gomen, saya menggangu kalian, gomen." Ujar Hime seraya menundukkan kepalanya.

"Apa kau yang bernama Hime?"

Hime mengangguk pelan seraya menatap Aizawa bingung, Aizawa yang tau arti tatapan Hime langsung berdeham pelan berniat untuk menjelaskan "dia Todoroki Enji, ayah dari Todoroki Shoto sekaligus pro hero kedua yang mendekati All might."

"Oh all might-Chan? Sugoi! Maaf saya tidak terlalu mengenal mu." Ujar Hime seraya menundukkan kepalanya lagi, Enji yang mendengar kata all might dengan suffix chan hanya bisa terdiam.

"All minght-Chan? Apa kau sering latihan dengannya?" Tanya Enji penasaran.

Hime mengangguk dengan cepat, matanya berbinar-binar membuat Aizawa menghela napasnya pelan, mulai lagi.

"All might-Chan kadang berlatih dengan ku di hutan, ia sering berlatih agar aku tidak kehilangan kendali. Aku sangat suka saat dia meneriakkan kata plus ultra! All might-chan sugoi! Aku sangat menyukainya setelah tousan." Jelas Hime panjang lebar, membuat Aizawa menghela napasnya pelan.

Enji terdiam lalu menatap Hime dengan tatapan menyelidik, membuat Hime merasa tak nyaman "apa quirk mu?"

Todoroki yang duduk di sebelah ayahnya berdeham pelan, mengode ayahnya untuk berhenti bertanya pada Hime "hm, aku mempunyai dua quirk. Quirk manipulasi gravitasi dan kucing, quirk gravitasi ku sangat berguna untuk bertarung, sedangkan quirk kucing ku berguna untuk regenerasi." Jelas Hime membuat Enji menatap Aizawa.

Be Strong Girl!(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang