[6] ~_~

1.1K 63 0
                                    

Seperti kebanyakan manusia. Akhir weekend adalah hari santai Eli. Karena Eli adalah perempuan rajin, jadi gak ada niatan untuk menghabiskan hari weekend-nya hanya untuk rebahan gak jelas.

"El! Ayo, udah belum kamu?" tanya Nafisa yang sudah rapi hendak membuka pintu kamar kost-an mereka berdua.

Ya, mereka sekamar. Karena untuk menghemat uang, sekamar itu mereka patungan untuk bayar bulanannya. Nafisa juga sama kerja satu tempat dengan Eli, hanya saja dia baru saja masuk setahun lalu. Nafisa juga lebih tua dari Eli tiga tahun.

Eli membernarkan kerudung pasminanya dan mengambil tas selempangannya. Dia berlalu keluar kamar mengikuti Nafisa yang sudah anteng di motor maticnya.

"Sapa aja yang ikut El?" tanya Nafisa sambil fokus pada jalanan di depannya yang sudah sangat ramai padahal jam baru menunjukkan pukul setengah tujuh.

"Palingan Leli sama Firoh Na." jawab Eli sambil membalas chat Leli yang memarahinya karena belum sampai juga ke rumah dia.

Mereka berempat sudah berwacana akan jalan-jalan ke wisata pantai dari akhir bulan lalu. Hanya saja, pekan kemarin Leli dan Firoh tengah melaksanakan ujian tengah semester. Jadi rencana mereka tinggal wacana.

"Ah kalian kesiangan kesininya. Nanti di sananya tuh udah rame banget!" seru Leli yang menyambut kami di halaman rumah dia dengan Firoh yang sudah anteng di dalam mobil dengan Toto sebagai supir dadakan mereka.

"Udahlah. Ayo masuk El. Udah siang ini." seru Toto membuat Leli tak jadi untuk berkicau kembali.

"Ayah sama ibu belum pulang Cak?" tanya Eli yang sudah duduk di jok samping Toto dengan jendela yang terbuka agar udara masuk karena jelas ac mobil tak dinyalakan.

"Udah." jawab singkat Toto.

Sesampainya di area parkir pantai kami pangsung keluar. Kami akan ke rumah makan yang biasanya berbentuk gazebo permasing-masing rombongan. Kita di sana menaruh barang-barang seperti baju ganti dan lain-lainnya.

"El, ayo main air! Biarin itu Toto yang jagain barang-barang." ajak Leli sambil berusaha menarik Eli yang sudah tiduran dengan paha Toto sebagai bantalannya.

"Oh tidak bisa dinda! Kakanda akan tetap di sini. Kakanda ke sini hanya untuk melihat senyum para dindaku yang cantik jelita ini." lebay Eli sambil mencolek dagu Firoh, "Kalian saja yang bermain air dan biarkanlah kakanda kalian ini menikmati hari yang tenang dengan angin sepoi-sepoi ini. Oh~ kasihanilah diriku ini dinda~" Eli meracau dengan tangan terangkat seperti seorang kaisar yang berkuasa dan banyak kerjaan.

Nafisa bergidik ngeri teman sekamarnya itu, sungguh dia bersyukur sekali Eli tak pernah kumat seperti itu saat berdua dengannya. Karena jujur, itu mengerikan, "Udah ah Lel. Kita main bertiga aja. Biarin kakak beradik KW itu berkabung." selorohnya sambil menarik kedua tangan Leli dan Firoh ke dekat pantai.

"Emang kamu gak ada mangsa yang ngajakin main hari ini El?" tanya Toto sambil main game di ponselnya sendiri.

Eli memakan snack dari tas Leli, "Ada sih, tapi males aja gitu. Keinget cowok kemarin mulu. Jadi males main sama cowok lainnya tahu." sahut Eli malas sambil beranjak duduk karena makan snack sambil tiduran itu kurang nikmat.

"Oh, udah ada chatting? Atau punya fotonya gak? Lihat?" cerocos Toto membuat Eli jengah.

Dia mulai hafal dengan sikap soknya Toto. Dia akan sok kepo sama cowok yang tahan sedikit lama dengan Eli, kesannya kaya dia kakak yang perhatian. Tapi tetap saja, rasanya hambar untuk Eli.

"Gak ada." balas Eli singkat membuat Toto menatap Eli lama membuat gamenya kalah.

Eli mengedarkan tatapannya ke penjuru sekitar mencari objek yang menarik. Dan tepat sekali, objek cowok jankung yang tengah menggendong balita dan di sampingnya wanita yang terlihat cantik sekali.

Eli terus mengawasi keluarga bahagia itu karena penasaran dengan tampang orang tua balita itu yang terdapat bibit unggul.

"Astaghfirullah!"








Alhamdulillah
Semoga suka, jangan lupa ngaji teman...




I love you♥

Adi, My Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang