[10] ʕ•ε•ʔ

991 61 0
                                    

"Eli...?" lirih Adi tak percaya melihat remaja mungil berwajah dewasa itu di depannya.

"Maaf Kak, antreannya semakin panjang. Mohon untuk bergeser, silakan." kata Eli ramah dengan senyumannya dan tangannya yang memperagakan untuk Adi bergeser karena antrean semakin panjang. 

Adi berjalan keluar dari toko alat tulis itu sambil sesekali menoleh memastikan bahwa itu adalah Eli adik tirinya Toto yang seumuran dengan Leli.

Adi mulai memikirkan kenapa Eli ada di situ? Karena dari fakta bahwa Eli seumuran dengan Leli, harusnya dia sedang di sekolahnya. Karena ini masih rermasuk jam sekolah aktif.

"Masa keluarga Toto nelantarin dia karena anak tiri?" gumam Adi sambil menjalankan mobilnya menuju rumah.

Sesampainya di rumah, Adi melihat Lita bersama anaknya dan tentunya anaknya Lita juga. Mereka tengah ngumpul di teras rumah.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..." salam Adi dengan senyuman cerahnya.

"Wa'alaikumsalam Di. Kamu makan aja sana, belum sarapan kan tadi pagi kamu?" seloroh sang kakak yang langsung di angguki oleh Adi.

Sedangkan Laila yang melihat sang papah pulang dan tak langsung menghampirinya. Dia merangkak mengikuti sang papah memasuki rumah.

Lita terkekeh melihat bokong gembul berpempers Laila yang bergoyang karena balita itu yang merangkak dengan kecepatan penuh.

Lita membawa anaknya masuk lalu mengambil tasnya di sofa ruang tengah. Kemudian dia menuju dapur karena dari sana dia mendengar celotehan gak jelas Laila.

Dan benar saja, di meja dapur itu terdapat Adi yang tengah makan. Sedangkan Laila duduk di kursi bayinya di sebelah Adi yang tengah berceloteh seolah-olah dia tengah bercerita sesuatu pada sang ayah. Adi pun sesekali menyuapkan nasi yang di campur kuah sayur dan suiran daging ikan pindang.

"Tadi Laila aku buatin bubur kemasan Di. Tapi dianya malah gak mau dan ngerangkak ke dapur. Kaya orang gede aja yang tahu kalo ayahnya udah masakin buat dia." jelas Lita sambil terkekeh melihat Laila yang memainkan sayur yang keluar dari dalam mulutnya.

"Hahaha emang gak cocok dia sama bubur kemasan gitu Mba' maunya tuh langsung nasi. Makanya aku sebisa mungkin masak pagi-pagi." jelas Adi sambil mengambil sayuran yang di lepehi anaknya dan di maini oleh Laila.

"Ya dah ya Di. Mba' mau siapin makan siangnya Mas mu itu. Assalamu'alaikum." ucap Lita sambil mencubit pipi gembul Laila yang langsung di pukul oleh tangan kecil itu.

Lita terkekeh melihat tingkah sang keponakan lalu dia berlalu keluar, "Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab Adi sambil menyuapkan nasi ke mulutnya sendiri.

Setelah makan, Adi mengganti baju dan membawa Laila ke kamarnya juga bersama tasnya. Adi mulai mengoreksi nilai dan merekap nilai ujian murid-muridnya karena sebentar lagi akhir semesteran.

Laila pun seolah mengerti, dia setelah makan langsung tidur di satu ranjang bersama papahnya yang tengah kerja di ranjang itu juga.

Malamnya seperti biasa Adi dan Laila akan menonton televisi di kamarnya. Karena Laila sering tidur siang hingga hampir maghrib, dia jadi kalo tidur sedikit kemalaman dari jadwal tidur balita normalnya.

Seketika Adi mengingat Eli yang tadi ia temui di toko alat tulis sebagai kasir. Dia mengambil ponselnya dan mencari nomor Eli karena memang mereka sudah beberapa kali chattingan.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaralatuh El. Halo?" salam Adi saat telfonnya di angkat oleh Eli.

"Wa'alaikumsalam Kak. Ngapa Kak?" tanya Eli yang terdengar di sana seperti berisik sekali.

"Ah, gak bukan. Itu kamu di mana El? Kok berisik?" tanya Adi.

"Oh ini...? Aku masih di toko Kak. Mau nutup toko tapi masih beberes barang yang baru dateng dulu." jawab Eli santai.

Adi membelabakkan matanya melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Sedangkan Eli masih di toko itu?

"Saya jemput ya? Udah malam gini. Saya kesana sekarang ya El. Tungguin, jangan pulang dulu sampe saya sampai. Assalamu'alaikum warahmatuulahi wabarakatuh." salam Adi sambil mematikan ponselnya.

Dia bergegas memakaikan jaket pada Laila yang kebingungan. Adi mengambil kunci mobilnya lalu keluar rumah menuju mobilnya.








Alhamdulillah
Semoga suka, jangan lupa ngaji teman...


I love you♥

Adi, My Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang