[24] \( ö )/

702 43 1
                                    

"Mbael! Mbael!" seru Laila sambil menunjuk sesuatu yang di belakang Eli.

Eli dan Adi sontak menoleh mengikuti arah tunjuk Laila, "Oh, mau es krim?" tanya Eli.

Laila mengangguk antusias. Adi mengangguk meperbolehkan Eli untuk memberi Laila es krim.

Eli mengambil satu cup es krim dan menyuapi Laila yang sangat antusias memakannya.

"Mbak Kayla?" sapa Eli heran mendapati Kayla yang menghampirinya atau lebih tepatnya pada Laila.

"Kayanya gak afdol kalo orang masa lalu gak dateng di tengah hubungan tuh." gerutu batin Eli.

"Hai, kamu juga di undang sama Fina?" tanya Kayla.

Eli menggeleng, "Aku ikut Kak Adi." jawabnya sambil menyuapi Laila es krimnya, "Ya udah ya Mbak, duluan Mbak" sambar Eli cepat berpamitan sebelum Kayla kembali berkicau sok kenal.

Eli menghampiri Adi. Mereka berjalan menuju meja keluarga Adi. Tapi saat sampai di sana, Eli justru melihat Kayla juga sudah duduk di sana. Lebih parahnya lagi, kursi yang tersisa di meja itu hanya satu.

"Kak Adi sok duduk aja di situ. Gak papa aku yang berdiri." kata Eli menolak arahan Adi untuk duduk di sisa kursi itu.

Adi mengernyit heran, "Kamu aja yang duduk dong El. Kan kamu gendong Laila. Ayo cepetan duduk." kata Adi sambil menggeret kursi itu agar Eli cepat duduk.

"Iya El, biar kamu aja duduknya. Kasian kamunya, kan berat berdiri sambil gendong Lailanya." kata mamahnya Adi juga.

"Tuh El, udah duduk aja. Kan kamu bawa Laila." sambar Lita juga.

Eli terenyum, "Gak papa kok. Kan aku belum resmi jadi keluarga kalian, jadi aku sadar diri. Mending Kak Adi aja. Aku berdiri juga gak papa, udah biasa." kata Eli halus yang sebenarnya penuh serat isi sindiran.

"Hahaha tenang aja kali El. Ini Mbak Kay yang udah bukan aja anteng-anteng aja duduk kok. Udah, ayo–" kekeh Lita dan menarik Eli agar cepat duduk.

Kayla menelan pil pahit, dia masih berusaha menampilkan senyuman. Adi tersenyum geli yang baru sadar rencana Eli sejak tadi yang kekeh tak mau duduk.

"Ada aja kamu tul El, nyindirnya mantap banget." bisik Adi pada Eli yang di balas senyum kemenangan oleh Eli.

"Aku gitu lho Kak." sombongnya pada Adi sambil mendongak tersenyum senang.

"Eh? Ini gak ngambil makanannya gitu?" heran Eli karena meja itu belum ada makanannya.

"Hahaha Eli-Eli... Kan ini nanti makanannya di anterin sama waiters, bukan saji prasmanan gitu. Gimana sih, kan ini pernikahan orang berada." kata Kayla halus.

Tapi perkataan itu membuat Eli geram. Karena secara tak langsung dia mengataimya bukan tergolong orang yang sederajat dengan lingkungan Adi.

Eli sudah akan membuka mulutnya untuk membalas. Tapi tangan Adi yang tiba-tiba menepuk kepala Eli yang tertutupi kerudung pasminanya dua kali. Membuat Eli sedikit rileks, dia mendongak menampilkan wajah cemberutnya pada Adi.

"Tenang, dia levelnya bukan se kamu El." bisiknya halus.

Tapi Eli justru menangkap nada ejek dari perkataan Adi. Wajahnya semakin kusam. Dia tak habis pikir bahwa Adi juga mempersalahkan derajat dunianya.

Adi tersenyum lembut, "Kamu levelnya lebih tinggi dan lebih istinewa dari pada dia yang tukang menduai." jelas Adi.

Membuat Eli menerbitkan senyum senangnya. Padahal dia sudah sakit hati dengan perkataan Adi yang mengatakan bahwa dia tak se level dengan Kayla.









Alhamdulillah
Semoga suka, jangan lupa ngaji teman...

I love you♥

Adi, My Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang