"Laila! Ayo makan!" sentak Eli sok galak sambil menahan bahu Laila yang hendak maju menyambut suapan Eli.
Laila berteriak kesal membuat senyuman Eli terbit. Lalu dia menyuapkan nasi pada Laila, sebelum orang-orang yang berlalu di depan rumah Adi salah paham akan tingkahnya.
"Mbael akal! Aila nak akan Mbael!" seru Laila kesal pada Eli yang kembali memainkan suapannya.
"Hahaha iya sayang." tawa Eli gembira lalu kembali menyuapi Laila.
"Assalamu'alaikum." salam perempuan di depan teras rumah Adi membuat atensi kedua wanita beda generasi itu menoleh.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Mbak siapa? Nyari siapa?" tanya Eli seraya berdiri dan menggendong Laila yang tengah mengemut sendok makannya.
Perempuan itu menebar senyum manis, "Saya Kayla, em... Ada Mas Adi nya?" tanyanya sedikit sungkan, "Oh iya, ini Laila ya?" tanyanya lagi seraya hendak mencubit lengan gembul Laila.
"Aaaaa! Ndak au!" teriak Laila heboh sambil berontak dari gendongan Eli.
"Iya-iya, enggak di cubit kok. Tuh, gak di cubit kok." bujuk Eli sambil menepuk bokong Laila agar tenang kembali.
"Kak Ad–"
"El! Jangan di mainin mulu Lailanya! Suapin yang bener..." sambar Adi yang baru saja membuka pintu.
Adi mengambil alih Laila dan melepas sendok makan Laila dari mulutnya, "Kamu ini. Di mainin mulu, anak saya lho ini El." geram Adi.
"Mas."
Panggilan itu membuat Adi langsung menoleh dengan cepat. Dia merubah wajahnya, kentara sekali menurut Eli wajah itu mendatar sedatarnya dan mengeluarkan aura tak nyaman sekali.
"Ah, mantan istri kah itu?" gumam batin Eli lalu menatap wajah Adi yang terpaku menatap Kayla datar.
"Ayo sayang, ikut Mbael aja. Biarin para orang tuir berbincang tentang bau tanag mereka." ajak Eli merampas Laila dari gendongan Adi.
"Aku ke dalem dulu ya Mbak." pamit Eli pada Kayla, "Kak Adi, tamunya kalo mau di suruh ke dalem, ayo. Kalo enggak mohon di percepat ya urusannya. Aku belum nerima lho ya, masa udah ada polisi tidur sih di antara kita..." ledek Eli halus sambil mencolek bahu kekar Adi.
Adi menoleh dan menebar senyumnya, "Tenang aja, tulang rusukku. Nanti saya hilangkan polisi tidurnya, di ganti sama tentara bangun." balas Adi membuat keduanya terkekeh pelan.
"Oh iya Mbak, ini anaknya ya? Mau gendong dulu sebelum aku mandiin?" tawar Eli dengan mada mengejeknya.
Kayla tersenyum kecut, "Boleh." katanya dengan nada bangga.
Eli menghampiri Kayla dan menyodorkan Laila, "Mau sama mamah? Ibu? Mommy? Emak? Atau apa sih?!"
Laila tertawa keras, "Ya udah inilah Mbak, silakan di gendong anaknya." kata Eli menyerahkan Laila.
Laila berpindah pada gendongan Kayla, tapi atensinya tetap pada Eli. "Hai anak ibu" sapa Kayla pelan sambil mencium pipi gembul Laila.
Laila menoleh sekilas, lalu kembali menatap Eli, "Mbael! Ndi yo! Ndi! Aila au ndi! Mbael!!" jerit Laila merentangkan tangan pada Laila minta untuk dimandikan.
"Mandi sama ibu yuk." ajak Kayla lembut menarik tangan Laila agar menghadap padanya.
Laila diam, seolah meneliti wajah Kayla.
PAAK! Laila memukul keras wajah Kayla lalu berteriak heboh memberontak dari gendongan Kayla.Eli segera mengambil alih tubuh gembul itu sebelum jatuh, "Udah dong. Yuk mandi aja sama Mbael." ajak Eli lalu langsung berlalu masuk ke alam rumah meninggalkan sepasang mantan suami istri itu di luar.
Alhamdulillah
Semoga suka, jangan lupa ngaji teman...I love you♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Adi, My Duda
Diversos"Udah duda punya buntut wahid! Masih aja ngeselin, t-tapi Engkok terro ka kakeh."-Eli "Saya kira kamu udah dewasa. Ternyata masih bocah baru dapet KTP, t-tapi saya bahagia hanya melihat wajah kamu."-Adi _____________________________ "Whahaha gitu. T...