Keluarga Adi berdatangan ke ruang rawat Laila. Eli sudah tertidur di dekapan Toto setelah menangis hampir 6 jam lamanya.
"Di. Sekali lagi, aku minta maaf atas kecerobohan adik aku. Tenang, manti biaya rumah sakit aku tanggung seluruhnya." kata Toto pelan pada Adi yang duduk di sampingnya.
Adi menghela nafasnya lalu melirik Eli yang tertidur dengan keadaan mata, bibir, dan pipinya yang bengkak. Bahkan kerudungnya pun miring dan berantakan sedikit memperlihatkan beberapa helai rambut Eli.
"Ya udahlah. Udah kejadian ini, kamu bawa pulang aja itu Eli. Kasihan itu Eli pasti sakit semua nanti pas bangunnya." kata Adi yabg di angguki oleh Toto.
"Ya udah ya. Kita pulang dulu, besok insya Allah kita jenguk lagi." kata Toto sambil berusaha berdiri dan mengakat Eli ke gendongannya. Dia menggendong Eli di depan seperti koala.
Adi menggeleng, "Besok Laila sudah langsung bisa pulang. Di sini cuman semalem buat pemulihan habis di CT-scene." jelas Adi engan senyum maklumnya dan berdiri di samping Toto.
Toto mengangguk, "Sekali lagi, aku minta maaf Di."
Lalu Toto keluar dari ruang rawat Laila setelah berpamitan pada keluarga Adi yang ada di sana.
"Hiks... Maaf..." igauan Eli saat Toto baru menaruhnya di jok depan dan sedikit di kebawahin sandarannya.
Toto langsung membawa Eli ke rumahnya. Sesampainya di rumahnya, dia di sambut Leli yang khawatir setelah mendapat kabar dari kakaknya.
Leli membuka pintu kamarnya. Toto meletakkan Eli di ranjang Leli dengan perlahan.
"Eli kenapa Kak?"tanya Leli pada Toto yang duduk di sebelah Eli.
"Dia cuman Tidur doang Lel." jelasnya pelan ambil mengelus kepala Eli.
Setelah hari itu, Eli tetap menjalankan hari biasanya. Hanya saja, dia tak pernah mampir ke rumah Leli lagi dan tak berusaha menanyakan kabar Laila pada Adi juga. Dia terlalu malu dan takut hanya untuk sekedar mengirim pesan pada Adi dan menanyakan keadaan Laila.
Adi yang mengerti akan pikiran Eli pun mulai resah karena Eli menjauhinya dan tak pernah mengangkat telfonnya. Padahal, dia udah tak merasa kesal pada Eli. Dia berusaha mengerti dan lagi pun pepatah "Cinta itu buta" sepertinya telah tertanam pada Adi.
Maka pada keputusan akhirnya ia dengan membawa Laila yang terlihat senang sekali sambil berceloteh seolah ia mengerti akan bertemu dengan pujaan hati sang ayah.
"Ulu-ulu. Tahu aja ya." canda Adi pada Laila yang di sahutnya oleh tawa balita itu.
Adi juga sudah menghubungi Toto untuk menanyakan sekitar pukul berapa Eli pulang bekerja.
Sore ini Adi sudah berdiam diri di mobilnya di depan toko tempat Eli bekerja.
Melihat Eli sudah keluar dari toko itu. Adi segera menggendong Laila menuju Eli.
"Mbael! Mbael!" teriak Laila sambil menjulurkan tangannya kearah Eli dan menggeliatkan tubuhnya dari gendongan sang ayahnya.
Eli yang tengah melambai ke Wahyu langsung menghadap depan dan mendapati duda buntut wahid yabg tengah ditakuti olehnya untuk di temui.
Eli membelabakkan matanya, wajahnya menegang sambil meremat ponselnya takut. Ia ingin langsung lari, tapi ia ingin bertemu dengan mereka.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh El." salam Adi yang sudah berdiri di depan Eli.
Laila berusaha menggapai tubuh Eli. Melihat itu, Adi menyodorkan tubuh gembul balita itu ke Eli.
Eli menatap sendu pada balita itu. Dia menunduk sambil menggeleng pelan, "Nanti jatoh." lirihnya yang masih dapat Adi dengar.
Adi tersenyum melihat reaksi Eli, "Pulang bareng saya yuk." ajak Adi sambil membenarkan gendongannya karena Laila tak mau diam dan terus berusaha menggapai tubuh Eli.
"Enggak. Eli pulang jalan kaki aja." jelasnya pelan masih menunduk.
Eli sekali lagi sadar diri. Meski dia berkata menyukai duda itu, semuanya hancur sejak hari dimana dia ceroboh menjaga Laila.
"Aku gak marah atau gimana El. Ayo, ini Lailanya mau sama kamu mulu. Masa tega sih." jenaka Adi sambil menyodorkan Laila kembali ke Eli.
Akhirnya Eli mendongak dan menatap Laila yang masih berusaha menggapainya. Segera dia mengambil tubuh gembul itu ke dekapannya, "Hahaha Mbael! Mbael!" seru girang Laila sambil menepuk-nepuk wajah Eli.
Eli tersenyum lalu mencium pipi gembul itu gemas.
Alhamdulillah
Semoga suka, jangan lupa ngaji teman...I love you♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Adi, My Duda
Random"Udah duda punya buntut wahid! Masih aja ngeselin, t-tapi Engkok terro ka kakeh."-Eli "Saya kira kamu udah dewasa. Ternyata masih bocah baru dapet KTP, t-tapi saya bahagia hanya melihat wajah kamu."-Adi _____________________________ "Whahaha gitu. T...