"Allah akbar!" seru Eli lebih keras membuat Toto penasaran dan mengikuti arah mata Eli memandang dengan sangat terkejutnya.
"Kenapa El?"
Eli menunjuk keluarga bahagia itu yang sekarang wajah pria dan wanita itu terlihat dengan jelas.
"Itu tuh cowok yang aku ceritain kemarin Cak! Yang tahu umur aku dari KTP aku itu!" seru Eli keras membuat orang yang merasa di tunjuk menoleh padanya.
Wajah pria itu pun sama terkejutnya dengan Eli. Sungguh, padahal semalam Eli sudah ada niat untuk mendekati pria itu kan lumayan sama tampang berduitnya itu untuk menambah pemasukan.
"Oh itu? Itu mah teman Cacak El. Itu yang bocah di gendongnya itu anaknya." penjelasan Toto membuat mulut Eli membeku terngangap tak bisa menanggapi.
Beberapa detik kemudian, Eli membenarkan wajahnya dan menatap Toto, "Jadi? Itu anaknya sama istrinya dong?" tanya Eli geli membayangkan dia menjadi pelakor jika dia tak mengetahui fakta ini lebih dulu.
Toto tersenyum geli melihat nada getar Eli dan wajahnya yang sudah pias. Bukannya kasihan, Toto justru terlintas pikiran untuk mengerjai adik tirinya itu yang sangat jarang menampakkan wajah imut, manja, atau takut menggemaskan seperti sekarang.
Toto menepuk kepala Eli gemas, "DI! SINI!" panggil Toto sambil melambaikan tangan pada Adi yang sama tengah melihatnya.
Eli membelabakkan matanya tak percaya akan tingkah kakak tirinya itu. Eli memukul punggung Toto keras dengan wajah menggerutu kesal dalam hati.
Melihat Adi dan keluarga mininya itu mendekat, Eli segera menggeser duduknya ke belakang Toto. Sungguh, dia malu dengan pemikirannya sendiri yang ada niatan untuk mendekati suami orang? Kaya gak ada cowok lainnya aja!
Toto bukannya mengasihani nasib sang adik tiri. Dia malah terkekeh dengan bahagia. Eli menggeram kesal melihat tingkah Toto, membuat dia mencubit pinggang Toto keras dengan semangat membara.
"Uh!" lirih Toto tapi tetap mempertahankan kekehannya meski telah merasakan cubitan maut Eli.
"Kenapa To?" tanya Adi yang sekarang sudah duduk di pinggiran gazebo dengan balita di pangkuannya.
"Anak kamu udah umur berapa ini Di?" tanya Toto sambil mengajak bermain anak Adi.
"Bilang aja mau modus ke Mba' Lita kamu To!" sambar Adi sambil menyerahkan sang anak ke pangkuan Toto.
Toto terkekeh lalu menarik lengan Eli agar keluar dari persembunyiannya yang sia-sia. Dengan penuh usaha, akhirnya Eli menggeser duduknya kesamping Toto.
"Di, kata Eli, kemarin kalian udah ketemu?" tanya Toto sambil menyerahkan anak Adi pada Eli yang kelimpungan menerima tubuh gembul balita berumur setahun lebih itu.
"Cak..." rengek Eli sambil berusaha merengkuh tubuh gembul balita itu yang tak mau diam dan menarik-narik kerudung pasmina Eli.
"Sini Laila..." kata Adi lembut sambil merentangkan tangan pada sang anak.
Tapi bukannya menyambut tangan sang ayah, balita itu justru menarik kerudung Eli semakin erat dan memukul-mukul wajah melas Eli yang kelimpungan.
"Hahaha itu Lailanya kayanya seneng banget dapet korban baru." seruan wanita yang di samping Adi membuat wajah Eli mendongak dan mendelik kesal padanya.
"Hahaha udah biarin aja itu anak kamu anteng dulu di Eli. Lagian El, kenalin ini itu kakanya Adi, bukan pacarnya atau istrinya." penjelasan Toto semakin memperburuk keadaan Eli.
Dengan Toto berkata seperti itu Eli seakan sudah kepincut pada Adi. Padahal dia hanya berniat berteman plus-plus aja. Maksudnya plus-plus itu ya bisa jalan sambil di bayarin gitu.
Toto dan Adi menjadi-jadi berbincangnya. Lita sebenarnya berusaha menyapa Eli, hanya saja Eli sangat kelimpungan menangani Laila dan tidak ada yang membantunya untuk mengurus balita yang lagi masa aktifnya itu.
Alhamdulillah
Semoga suka, jangan lupa ngaji teman...I love you♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Adi, My Duda
Acak"Udah duda punya buntut wahid! Masih aja ngeselin, t-tapi Engkok terro ka kakeh."-Eli "Saya kira kamu udah dewasa. Ternyata masih bocah baru dapet KTP, t-tapi saya bahagia hanya melihat wajah kamu."-Adi _____________________________ "Whahaha gitu. T...