Lelaki berwajah mungil itu mendecak sebal. Melempar bola sepak yang ia bawa sejak tadi hingga mengenai punggung Yosep yang sedang berkenalan dengan cewek cantik di lapangan komplek.
Lelaki itu mengumpat sekasar kasarnya. Lalu meringis begitu si gadis langsung mengernyit tak suka kemudian pergi. Berlari kecil menuju Putra yang malah tiduran di tengah lapangan mengganggu yang lain.
"SETAN! Hampir dapet nomer hapenya!!" semprot Yosep setelah menendang pelan kaki Putra. Lelaki itu tak merespon. Masih betah rebahan dengan mata memejam.
Yosep mengernyit. Selonjoran menghadap Putra menatap bingung teman kelasnya yang terlihat lesu.
"Napa sih?" Tanya Yosep bingung.
Putra diam.
Yosep menghela nafas. Melirik kiri kanan ada beberapa lelaki yang tadi main sepak bola langsung berhenti dan berjalan menjauh dengan wajah kesal. Menendang lengan Putra membuatnya memekik.
"Kenapa nyet?!" Yosep mulai nyolot. Putra manyun, duduk selonjoran melirik kiri kanan. "Bolanya mana?"
Yosep mengumpat. Menunjuk bola yang tergelinding pasrah didekat tong sampah rumah orang.
"Lo lagi demen sama siapa?" Tanya Yosep tiba tiba. Putra melirik kaget.
"Kok tau?" Tanyanya lebay. Yosep kembali mengumpat. "Dia tuh anaknya cakep, sinting gemes gitu"
Yosep mengangguk angguk. Roll belakang lalu berdiri menarik kepala Putra yang terkejut. "Ayo kita bicarakan ini di rumah."
"Idih sok mantep," kesal Putra. Terseret pasrah menuju rumah Yosep yang hanya seberang rumahnya.
**
"Putra!" lelaki yang berjalan sendirian hendak pergi ke kantin lantai satu itu jadi menoleh, menahan senyum menatap gadis yang berlari kecil mendekatinya.
"Ikut gue," bisik Wendy tanpa berhenti berlari. Putra mengernyit. Tak urung berjalan di belakang Wendy yang sudah jauh tetapi masih terlihat.
"Ada apa?" Tanya Putra begitu berdiri di depan Wendy di lapangan basket samping sekolah.
"Emm....." gadis dengan jepit kecil dirambut depan itu menunduk sesaat menahan senyum. Putra jelas tau bahwa ada semburat merah dipipi Wendy.
Lelaki itu mengernyit bingung tetapi ada debaran lagi didadanya. Kata Joyo sih euphoria.
Gadis itu menghela nafas, "i love you," katanya cepat dengan mata memejam membuat Putra menahan nafas bingung harus apa. Ya memang seperti yang dikatakan Joyo kemarin, ia jatuh cinta. Tetapi tidak secepat ini pengungkapannya.
Putra mengelus tengkuk canggung. Menatap Wendy yang masih menunduk gugup memainkan jari jari tangannya.
"Eung...Wen, kayaknya gue-"
Putra mematung. Sedangkan Wendy yang sudah berlari menjauh menuju area sekolah setelah tadi sempat mencium pipinya. Lelaki dengan seragam abu putih itu berdehem menetralkan perasaannya. Astaga ayolah, dadanya sakit dan perutnya kram lagi.
Wendy berlari kecil menuju kelas. Sesekali melirik ke belakang mana tau Putra mengejarnya. Jantungnya berdegup kencang setelah apa yang ia lakukan. Menyentuh bibirnya yang bergetar kecil karena terlalu senang. Gadis itu mencicit malu melompat kecil dengan bahagia membuat para senior yang melihat bingung.
**
Lelaki dengan jersey futsal itu menendang kuat bolanya hingga mengenai tiang gawang membuat suara denging yang mengerikan. Teman timnya bahkan lawan main ada yang sampai mengumpat.
"Jenglot anjeng!" kesal Benji. Lelaki dengan rambut jambul warna hitam itu mengancam bogem. Sadam didekatnya malah terkekeh.
"Jenglot apa anjeng Ben?" Tanyanya jenaka. Benji mendelik.
Putra mengumpat kasar. Hampir merengek tetapi ia tahan karena citranya jika di sekolah ada si cool. Bisa hancur segala pencitraan yang ia lakukan.
Berlalu pergi meninggalkan Sadam dan Benji yang masih berdebat, malah kini ada anak lain yang ikutan debat sedangkan yang waras melanjutkan main futsal walau harus repot karena mereka berdebat di tengah lapangan.
Mengacak rambut bingung harus apa. Rasanya bukan ini yang ia inginkan. Dia suka saat banyaknya hal terbang diperutnya. Atau saat melihat mata berbinar Wendy yang menyenangkan. Saat gadis rewel itu merecokinya, merajuk saat ia diacuhkan. Dia suka mereka yang saat ini, yang saling malu malu atau nyolot nyolotan.
Perasaan berdebar debar karena lebih dari teman dan kurang dari pacar.
Atau pada nama lainnya, friendzone.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM✓
Teen FictionPermen karet misterius Yosan yang hidup di dunia. Yoo San Putra, cowok yang maksa sangar padahal mukanya gemesin kayak anak TK. Ada juga Wendy Sonia, si cantik rambut badai. Mereka yang selalu nyolot kalau ketemu, tanpa sadar saling suka. Klise sih...