Wendy memasuki kelas dengan santai. Tersenyum lebar melirik ke kursi di depannya yang sudah terisi tas. Gadis itu mencicit malu sendiri. Hatinya terasa berbunga. Berjalan dengan senandung pelan.
Joyo yang melihat itu mengernyit bingung, merasa ada yang salah dengan gadis pirang itu. "Dih lu kenapa, Wen? Sehat?" Tanyanya begitu Wendy mencicit tak jelas membuatnya terkejut sekaligus merinding.
Wendy menoleh dengan senyum lebar dan mata berkelip, Joyo jadi termundur kaget. Lelaki itu tertawa dengan paksa lalu berlari menuju Hana yang baru datang bersama Rinja yang langsung kaget melihat Joyo lari lari.
Wendy mengabaikan itu. Menatap kursi di depannya yang masih kosong. Dadanya jadi berdebar, menanti datangnya lelaki sok sangar tetapi ternyata menyimpan rasa padanya.
**
"Woi!"
Putra mendelik. Mengancam tinju pada lelaki yang tadi memanggilnya. "Eh Putra, mana nih Wendy?" Tanya Muklis yang kini merangkul bahu Putra menariknya berbalik arah menuju toilet.
Putra melengos, "mana gue tau, lo pikir gue bapaknya?" Sewotnya. Merasa kesal disangkut pautkan terus menerus dengan gadis sinting itu.
Muklis terkekeh. Mendorong kasar Putra sedangkan ia sibuk berkaca. Mengacak rambutnya lalu beralih, "ada yang titip salam buat dia, temen gue."
Putra melirik tapi tak peduli banyak.
Muklis menatap geli. "Kalau suka mah samperin woi."
"Gue?" Putra menunjuk dirinya sendiri lalu mendecih, "ogah!"
"Gengsi lo anjeng."
**
Wendy berlari kecil menyusul Hana yang sudah berjalan agak jauh bersama Hero dan Rinja. Di depan mereka ada Benji, Dom dan Han yang bercanda. Saat sudah menyamai langkah Hana, gadis itu agak melambat melirik dari arah toilet muncul lelaki yang kini merapikan poni kecilnya bersama Joyo.
Tersenyum tertahan dengan rona wajah kemerahan. Hana yang melihat itu mendengus geli. Berjalan agak terhuyung huyung lalu dengan sengaja mendorong Wendy ke belakang tepat dimana Putra berada.
"Aduh aduh kaki gue kegajahan," rintih gadis itu, melirik Wendy yang ditangkap tepat oleh Putra. Mereka kini tatap tatapan menggelikan.
Rinja menggeplak pelan kepala Hana. "Yang sinting sinting aja sih, Na," kesal lelaki itu.
Hana nyengir.
Wendy berdehem. "Bisa tolong lepasin gue?" Tanyanya pelan pada Putra yang masih menatapnya. "Woi!"
Putra mengernyit. Mendorong Wendy lalu berjalan lagi menyusul Joyo yang sudah di depan. Wendy yang tertinggal mendengus pelan.
Putra menghela nafas panjang. Rasanya aneh jika berada didekat Wendy. Dadanya sedikit sakit karena terlalu berdebar dan perutnya kram, seperti banyak hal hal terbang diperutnya.
"Joy, lu pernah nggak sih perut kram terus jantung lu degup kenceng?"
Joyo mengernyit. Menyusuri lantai dua Sadawira sembari mencerna pertanyaan Putra. "Ya kaga pernah sih, itu penyakit apaan?" Tanya Joyo yang tidak menemukan jawaban.
Putra mengelus tengkuknya, "engh..." melirik sekitar sempat melihat Wendy yang tertawa lebar bersama beberapa senior. Dan lagi, jantung dan perut kramnya terasa lagi.
"Joy Joy, ini loh gue ngerasain lagi," Putra menggoyangkan lengan Joyo yang jadi mendecak kesal. Joyo menatap bingung teman lelakinya yang absurd.
"Apaan?"
Putra menahan nafas sebentar, "gue deg degan anjer, perut gue kram lagi."
Joyo mendelik. Meraba dada dan perut Putra yang baik baik saja. Mengikuti arah pandang temannya itu yang masih menatapi Wendy. Bule lokal itu mengernyit geli lalu tawanya tersembur begitu saja.
"Gimana gimana? Deg degan terus perut lu kram?" Tanya Joyo dengan senyum lebar. Putra mengangguk kecil. Melirik Joyo yang sumringah padanya.
"Gejala apa Joy?" Lirih Putra. Memegangi pundak Joyo yang menatap geli padanya.
"Pfftttt, hahahaha," Joyo ngakak sendiri. "Woiii, itu euphoria anjeng namanya," jawabnya geli.
Putra mengernyit tak paham
"Itu tuh gejala jatuh cinta."
Putra menatap bingung.
Joyo terkekeh geli. "Lo jatuh cinta," katanya menjelaskan lagi. "Jatuh.cinta."
Lelaki yang kini membuka seluruh kancing kemeja menunjukan kaus putih polos itu mundur linglung. Berdehem menetralkan perasaannya. Jatuh cinta?
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM✓
Teen FictionPermen karet misterius Yosan yang hidup di dunia. Yoo San Putra, cowok yang maksa sangar padahal mukanya gemesin kayak anak TK. Ada juga Wendy Sonia, si cantik rambut badai. Mereka yang selalu nyolot kalau ketemu, tanpa sadar saling suka. Klise sih...