Hatchi
Putra mengusap hidungnya sebentar lalu menggosok kuat hingga memerah.
"Sebenernya lo ada apaan sih sama Yofi?" Putra menoleh. Menatap antusias lelaki berkulit Soleh yang mendecak sebal tak ingin membahas apa yang ditanyakan oleh playboy gadungan itu alias Benji.
Joyo berseru. Lalu terbatuk karena sedang makan mie instan. Benji memutar mata malas melihatnya. Kembali menatap Soleh yang sibuk sendiri.
"Friend-zone, Mat?" Tanya Putra. Tersenyum lebar dengan kedua alis naik turun. Benji dan Joyo berseru setuju.
Soleh buang muka. Masih diam. Viko mendelik, "nggak asik candain dia, kalau kata Hana nggak ada mantepnya," katanya menyebutkan gadis urakan teman kelasnya.
Benji terkekeh. "Elu sendiri ada apaan sama Wendy?" Berganti menatap Putra yang langsung ganti raut wajah menjadi datar.
Joyo berjalan mendekat. Duduk dimeja depan Putra meninggalkan mie instannya. "Lo ada something kan sama Wendy?"
Putra mendelik, menepis tangan Joyo yang menunjuknya. "Something apaan, dia nyolot gitu ke gue," kesalnya.
"Lo duluan yang nyolot njing, dia ngomong sama gue adem ayem," sahut Benji. "Apa karena gue cakep?" Tambahnya sembari mengelus dagu sombong. Umpatan langsung terdengar.
"Yee selo dong," Benji kesal. Melotot pada Joyo dan Viko yang tadi mengumpat paling kasar.
Putra mendecak. Mendorong Benji memaksanya menjauh tak ingin membahas. Soleh terkekeh pelan.
"Nggak nyaman kan saat ada orang yang terlalu kepo sama urusan percintaan lu," lelaki itu menekan kata percintaan. Menyenggol bahu Putra sok akrab. Putra mendelik.
"Gue nggak ada percintaan apapun sama Wendy," sangkal Putra.
Soleh manggut manggut paham. "Lo terlalu menonjol," jawabnya. Berdiri menarik Benji masuk ke dalam tempat mbak Uun masak. Playboy gadungan itu menjerit membuat Joyo ikutan menjerit. Viko malah membuat suara tak jelas semakin membuat bising.
Putra menghela nafas tak suka.
**
KINGDOM
Hana : woi putra cewek lo nih ngeyel
Yana : wohoo cewek mana nih
Joyo : aduh Putra
Boji : loh put? Lo ada cewe?
Hana : apa si ajg
Boji : yeu selo dong
Hana : sori bang
Hana : woi putra
Hana : @putra
Putra : apa nyet
Hana : selo jing
Putra : iya hana?
Joyo : yeu gembel
Jordi : woi playboy
Benji : pakboi
Rinja : apaan put?
Putra : setan
Putra : ampun nja
Viko : mampus
Udin : pawang berbicara
Hana : apasih monyet
Hana : wendi nih pengen gue gaplok
Hana : ngeyel pengen bolos njir
Hana : ngga ada akhlak
Dewa : wah nggak ada akhlak
Hana :iya kan?
Dewa : elunya
Dewa : temen mau bolos dilarang
Soleh : tau
Hana : ajg
Hana : diem lu mat
Putra : mana dia?
Hana : lapangan basket keknya
Hana : apa kafe depan Pelita tau dah
Jordi : lah lu deket sama wendi put?
Jordi : woi put
**
Putra menghela nafas. Mengumpat kasar lalu masuk ke dalam kafe dengan tak santai membuat beberapa pengunjung yang ada menoleh kaget dan heran. Berjalan cepat menuju pojok dimana ada gadis cantik yang menyandarkan kepalanya dimeja. Setelah riweh nyari di lapangan basket dan kafe depan Pelita seperti kata Hana tetapi gadis ini tak ada, ternyata nongkrong garing di kafe samping Apartemen.
Menarik kursi di depan si gadis dengan kasar lalu duduk membuat suara gaduh. Alhasil Wendy mendongak kaget.
"Lo ngapain disini?" Tanya Wendy bingung.
"Lo bebal banget sih, apa salahnya tiduran di UKS? Malah tepar disini nggak tau malu," Putra menjawab kasar. Tatapan matanya tajam menghunus Wendy yang tergagap ngeri. Terlepas dari wajah imutnya, Putra memang orang yang tegas dan agak kasar. Ya sangar khas anak STM.
"Gue males di UKS, sepi..." cicit gadis itu. Menunduk dalam meremas tangannya sendiri.
Putra mendecak, "lain kali ajak gue atau siapapun, lo nggak aman pergi sendiri."
Wendy mengangguk patuh. Lalu mendongak sadar, "lo khawatir."
Lelaki berambut coklat itu tergagap. Lalu menggeleng kuat, "dih nggak!"
Wendy terkekeh. "Itu pernyataan, bukan pertanyaan," Putra mendelik.
**
Wendy berguling kiri kanan. Membuat sprei dan seragam yang masih dipakainya kusut. Setelah lelah berguling, tidur terlentang dengan nafas ngos ngosan. Menatap langit langit kamar yang berwarna biru. Bibirnya sedari tadi tak berhenti tersenyum lebar. Sesekali cicitan aneh keluar dari bibirnya.
"HUAAAAAAA" gadis itu kembali berteriak. Telungkup menenggelamkan wajahnya dibantal berteriak keras dan kaki bergerak tak karuan.
Bibirnya tak henti tersenyum lebar dengan degupan jantung kencang. Mencicit kecil memukul mukul bantal lalu malu sendiri.
"Ihhh Putraaa" rengeknya tak jelas. Menggigit bibir menahan teriakan. Jika biasanya saat dia mengingat Putra hanya ada umpatan tapi kini rasanya kupu kupu terbang memenuhi kamar. Matanya berubah menjadi bentuk hati warna pink seketika.
"Jadi dia beneran suka sama gue? Yaelah sok sokan judes lagi dasar," gumamnya. Menyentuh dadanya yang berdebar, "berani ya lo bikin gue jejeritan gak jelas gini huhuhu"
Gadis itu bangun. Memukul mukul bantalnya geram seolah itu adalah Putra. "Awas aja lo!" kesalnya. Lalu menutup wajah malu.
"Aihh goblok"
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM✓
Teen FictionPermen karet misterius Yosan yang hidup di dunia. Yoo San Putra, cowok yang maksa sangar padahal mukanya gemesin kayak anak TK. Ada juga Wendy Sonia, si cantik rambut badai. Mereka yang selalu nyolot kalau ketemu, tanpa sadar saling suka. Klise sih...