Bubble Gum 04

9 3 0
                                    

Hatchi

Putra mengusap hidungnya sebentar lalu menggosok kuat hingga memerah.

"Sebenernya lo ada apaan sih sama Yofi?" Putra menoleh. Menatap antusias lelaki berkulit Soleh yang mendecak sebal tak ingin membahas apa yang ditanyakan oleh playboy gadungan itu alias Benji.

Joyo berseru. Lalu terbatuk karena sedang makan mie instan. Benji memutar mata malas melihatnya. Kembali menatap Soleh yang sibuk sendiri.

"Friend-zone, Mat?" Tanya Putra. Tersenyum lebar dengan kedua alis naik turun. Benji dan Joyo berseru setuju.

Soleh buang muka. Masih diam. Viko mendelik, "nggak asik candain dia, kalau kata Hana nggak ada mantepnya," katanya menyebutkan gadis urakan teman kelasnya.

Benji terkekeh. "Elu sendiri ada apaan sama Wendy?" Berganti menatap Putra yang langsung ganti raut wajah menjadi datar.

Joyo berjalan mendekat. Duduk dimeja depan Putra meninggalkan mie instannya. "Lo ada something kan sama Wendy?"

Putra mendelik, menepis tangan Joyo yang menunjuknya. "Something apaan, dia nyolot gitu ke gue," kesalnya.

"Lo duluan yang nyolot njing, dia ngomong sama gue adem ayem," sahut Benji. "Apa karena gue cakep?" Tambahnya sembari mengelus dagu sombong. Umpatan langsung terdengar.

"Yee selo dong," Benji kesal. Melotot pada Joyo dan Viko yang tadi mengumpat paling kasar.

Putra mendecak. Mendorong Benji memaksanya menjauh tak ingin membahas. Soleh terkekeh pelan.

"Nggak nyaman kan saat ada orang yang terlalu kepo sama urusan percintaan lu," lelaki itu menekan kata percintaan. Menyenggol bahu Putra sok akrab. Putra mendelik.

"Gue nggak ada percintaan apapun sama Wendy," sangkal Putra.

Soleh manggut manggut paham. "Lo terlalu menonjol," jawabnya. Berdiri menarik Benji masuk ke dalam tempat mbak Uun masak. Playboy gadungan itu menjerit membuat Joyo ikutan menjerit. Viko malah membuat suara tak jelas semakin membuat bising.

Putra menghela nafas tak suka.






**






KINGDOM

Hana : woi putra cewek lo nih ngeyel

Yana : wohoo cewek mana nih

Joyo : aduh Putra

Boji : loh put? Lo ada cewe?

Hana : apa si ajg

Boji : yeu selo dong

Hana : sori bang

Hana : woi putra

Hana : @putra

Putra : apa nyet

Hana : selo jing

Putra : iya hana?

Joyo : yeu gembel

Jordi : woi playboy

Benji : pakboi

Rinja : apaan put?

Putra : setan

Putra : ampun nja

Viko : mampus

Udin : pawang berbicara

Hana : apasih monyet

Hana : wendi nih pengen gue gaplok

Hana : ngeyel pengen bolos njir

Hana : ngga ada akhlak

Dewa : wah nggak ada akhlak

Hana :iya kan?

Dewa : elunya

Dewa : temen mau bolos dilarang

Soleh : tau

Hana : ajg

Hana : diem lu mat

Putra : mana dia?

Hana : lapangan basket keknya

Hana : apa kafe depan Pelita tau dah

Jordi : lah lu deket sama wendi put?

Jordi : woi put






**






Putra menghela nafas. Mengumpat kasar lalu masuk ke dalam kafe dengan tak santai membuat beberapa pengunjung yang ada menoleh kaget dan heran. Berjalan cepat menuju pojok dimana ada gadis cantik yang menyandarkan kepalanya dimeja. Setelah riweh nyari di lapangan basket dan kafe depan Pelita seperti kata Hana tetapi gadis ini tak ada, ternyata nongkrong garing di kafe samping Apartemen.

Menarik kursi di depan si gadis dengan kasar lalu duduk membuat suara gaduh. Alhasil Wendy mendongak kaget.

"Lo ngapain disini?" Tanya Wendy bingung.

"Lo bebal banget sih, apa salahnya tiduran di UKS? Malah tepar disini nggak tau malu," Putra menjawab kasar. Tatapan matanya tajam menghunus Wendy yang tergagap ngeri. Terlepas dari wajah imutnya, Putra memang orang yang tegas dan agak kasar. Ya sangar khas anak STM.

"Gue males di UKS, sepi..." cicit gadis itu. Menunduk dalam meremas tangannya sendiri.

Putra mendecak, "lain kali ajak gue atau siapapun, lo nggak aman pergi sendiri."

Wendy mengangguk patuh. Lalu mendongak sadar, "lo khawatir."

Lelaki berambut coklat itu tergagap. Lalu menggeleng kuat, "dih nggak!"

Wendy terkekeh. "Itu pernyataan, bukan pertanyaan," Putra mendelik.






**






Wendy berguling kiri kanan. Membuat sprei dan seragam yang masih dipakainya kusut. Setelah lelah berguling, tidur terlentang dengan nafas ngos ngosan. Menatap langit langit kamar yang berwarna biru. Bibirnya sedari tadi tak berhenti tersenyum lebar. Sesekali cicitan aneh keluar dari bibirnya.

"HUAAAAAAA" gadis itu kembali berteriak. Telungkup menenggelamkan wajahnya dibantal berteriak keras dan kaki bergerak tak karuan.

Bibirnya tak henti tersenyum lebar dengan degupan jantung kencang. Mencicit kecil memukul mukul bantal lalu malu sendiri.

"Ihhh Putraaa" rengeknya tak jelas. Menggigit bibir menahan teriakan. Jika biasanya saat dia mengingat Putra hanya ada umpatan tapi kini rasanya kupu kupu terbang memenuhi kamar. Matanya berubah menjadi bentuk hati warna pink seketika.

"Jadi dia beneran suka sama gue? Yaelah sok sokan judes lagi dasar," gumamnya. Menyentuh dadanya yang berdebar, "berani ya lo bikin gue jejeritan gak jelas gini huhuhu"

Gadis itu bangun. Memukul mukul bantalnya geram seolah itu adalah Putra. "Awas aja lo!" kesalnya. Lalu menutup wajah malu.

"Aihh goblok"


















BUBBLE GUM✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang