Mark yang duduk di depan Wendy itu menatap bingung, "lo pacaran beneran kaga sih Wen sama Putra?"
Wendy yang tertawa pada hape karena vidio lucu itu mendongak ngang ngong, terkekeh pelan lalu meletakkan hape, "napa ih lu penasaran ye?" godanya dengan senyum jahil.
Mark mendelik, mengibaskan tangan lelah dengan sikap random Wendy.
"Jadian lah, emang kenapa?" Wendy menaikkan sebelah alisnya lalu tak lama menutup mulut sok terkejut, "jangan bilang lo sebenernya ada feeling sama gue?"
Lelaki tampan itu hampir melempar botol minumnya, "pede lu."
Wendy mendecih. "Kaga sih, Mark. Heran aja gue sama Putra, doi kaga ada romantis romantisnya ke gue, masa tadi gue panggil sayang aja dia marah marah bilang najis ya gue sakit hati dong," cerita gadis itu menggebu gebu.
"Ya gue paham sih doi emang orangnya begitu, tapi kan kita nih sekarang statusnya udah official, aduh keren banget kaga tuh official haha,"
Mark menoleh heran, geleng geleng kepala bingung sendiri dengan hubungan random mereka.
"Nah tuh cowok lu noh garang bener mukanya," Mark langsung berdiri tergesa berlari pergi menghindari Putra yang menatap tajam.
"Kemana Mark?"
Mark cengengesan, tersenyum sopan pada Putra yang tadi bertanya tajam, "hehe ini bang, aduh gue...ini...sebenernya gue...mau ke ini...kemana? eh kok tanya sih ini gue tuh mau ke...ke...nah ke JOYO, WOY HANDOKO!!"
Joyo yang baru datang bersama Hana dan yang lain itu hampir terpleset kaget. Mark langsung berlari mendekat.
"Gilaaa Putra nakutin asukkk," adu Mark membuat yang lain terkikik geli.
"Ape lu?!" sentak Wendy sebal.
Putra agak termundur, kaget sendiri baru datang sudah digalakin.
Teman temannya yang berdiri tak jauh dari mereka itu menatap penuh penasaran dan antusias, melihat model pacaran seperti apa yang diterapkan dalam hubungan tak jelas mereka.
Putra terkekeh lalu mendekat, menarik leher Wendy lalu memitingnya kuat, gadis itu berteriak kesal meronta kuat. Mereka malah sibuk bergulat di depan supermarket dekat Sadawira.
Yofi menghela nafas panjang, "gila pantes aja Wendy milih candaan sama lu Mark."
Lelaki yang namanya disebut itu menoleh kaget, "dih apaan sih lu."
"Gue rasa si Putra punya tiga belas nyawa," kali ini Joyo.
Han menoleh bingung, "kenapa harus tiga belas, Joy?"
"Kalo sembilan mah kucing," sahut Dewa dari pojok kanan, lelaki itu bersandar pada tiang spanduk menatap Putra yang kini sudah acak acakan dibuat Wendy.
"Tapi asik tuh, mau coba kaga beb?" tanya Hana jahil menoleh ke arah Rinja yang berdiri di belakangnya. Lelaki itu sudah mengancam akan melepas sepatunya membuat Hana tergagap menghadap depan lagi.
Soleh terkekeh miris, "itu sih i hate you but i love you, si Putra masokis abis."
Yang lain langsung menghela nafas kompak. Menatap miris Putra yang kini memohon ampun karena dijambak habis habisan oleh Wendy. Gadis itu berkuasa diatas tersenyum puas.
"Eh tapi Mad, masokis apaan dah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLE GUM✓
Teen FictionPermen karet misterius Yosan yang hidup di dunia. Yoo San Putra, cowok yang maksa sangar padahal mukanya gemesin kayak anak TK. Ada juga Wendy Sonia, si cantik rambut badai. Mereka yang selalu nyolot kalau ketemu, tanpa sadar saling suka. Klise sih...