Chapter 16 : Ratu Sekolah

30 20 21
                                    

Doroti, Janet dan Siti sedang menuju perpustakaan. Di tengah perjalanan Doroti...
.
.
.
Doroti terpeleset akibat tumpahan air bekas pel lantai, wajahnya terluka karena tertancap paku dan berdarah. Doroti menangis keras, Janet dan Siti langsung membantunya. Beberapa guru membawa Doroti ke rumah sakit untuk di periksa, sialnya paku tersebut masih tertancap di wajah Doroti.

Yura, Yujin, Rumi dan Indra yang mendengar hal tersebut pun langsung bergegas menuju tempat kejadian. Di sana mereka melihat, Janet dan Siti menangis tersedu-sedu dilantai.

"Apa Doroti baik-baik saja?" tanya Yura khawatir.

"Wajahnya tertancap paku, ia begitu kesakitan, kami tidak bisa berbuat apa-apa," ucap Janet menangis keras.

"Kami merasa bersalah, kami bahkan tidak di izinkan untuk pergi bersama Doroti ke rumah sakit," ucap Siti menangis.

Mereka berusaha menenangkan Janet dan Siti, Yura berpikir bahwa Samujin telah melancarkan aksinya lagi, Samujin sengaja mencelakakan Doroti agar dia bisa mengambil keinginan Doroti.

Yura, Yujin dan Indra bertemu di atap sekolah tanpa Rumi. Mereka membicarakan mengenai rencana Samujin terhadap Doroti.

"Aku yakin ini pasti rencara Samujin," ucap Yura.

"Dia pasti sengaja mencelakai Doroti agar keinginan Doroti bisa menjadi miliknya," lanjut Yura.

"Yura benar. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Yujin kepada Yura dan Indra.

"Aku juga tidak tahu harus berbuat apa? tapi kita harus membuat sebuah rencana, kita juga membutuhkan strategi agar bisa mengalahkan rencana licik dari Samujin," ucap Indra serius.

Ternyata Rumi diam-diam mengikuti mereka dan mendengar semua pembicaraan mereka dari balik tumpukan meja dan kursi bekas di atap sekolah.

"Mereka merencanakan sesuatu tanpa mengajak ku, apa aku kurang berharga? ah, sial!" benak Rumi.

Di rumah sakit, Doroti melihat sebagian wajahnya yang di perban ke cermin, ia menangis keras hingga membuat dokter serta perawat berlari kencang menuju ruang rawat Doroti.

"Apa kau baik-baik saja? biar saya periksa." Dokter tersebut ingin memeriksa Doroti namun Doroti menolak untuk di periksa.

"Tidak dok," ucap Doroti masih menangis.

"Mengapa?" tanya dokter.

"Dok, apa luka saya tidak menimbulkan bekas? apa saya masih cantik? jangan-jangan saya akan menjadi jelek karena luka ini!" Doroti menangis sambil bertanya kepada dokter.

"Luka fisik akan sembuh oleh waktu jadi jangan khawatir!" ucap dokter sambil tersenyum.

"Beneran dok, nanti kalau saya jelek bagaimana? nanti tidak ada laki-laki yang suka dengan saya, saya benar-benar takut menjadi jelek," ucap Doroti masih menangis.

"Tidak akan," ucap dokter lagi.

"Tenanglah! kau tetap akan cantik, oke." perawat berusaha menenangkan Doroti agar Doroti tidak menangis.

Satu minggu kemudian, Doroti akhirnya sekolah kembali, luka di wajahnya masih meninggalkan bekas, ia sangat malu, beberapa siswa mengejeknya dan melemparinya dengan telur. Janet dan Siti membela Doroti, mereka menampar siswa perempuan yang melempari dan mengejek Doroti.

Doroti, Janet dan Siti pergi ke kelas mereka. Disana terlihat siswa kelas 3 MIPA B sedang menyambut kedatangan Doroti sambil membawa hadiah.

Doroti yang melihat hal tersebut pun langsung menatap tajam ke arah mereka, ia mengira bahwa semua temannya telah mengejeknya, ia juga mengira bahwa isi kado mereka adalah sampah dan binatang mati. Karena kesalahpahaman itu Doroti marah kemudian berlari meninggalkan kelas dan mengunci dirinya di toilet sekolah.

Hope (ON GOING) (REVISI SEBELUM MELANJUTKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang