Mendengar hal tersebut, Rumi segera keluar dari kamarnya, ia menarik tangan Indra untuk berbicara diluar.
.
.
.
"Apa yang kau lakukan? kau akan menikahiku, itu omong kosong, kita masih SMA, jika memang benar aku hamil maka aku akan aborsi," tegas Rumi."Ini hanya kesalahpahaman, aku tidak menghamilimu, sungguh ini hanya salah paham," ucap Indra.
"Ini gila, mengapa bisa seperti itu?" ucap Rumi kesal.
"Semuanya salahku, karena aku memberimu bir itu." Indra memegang kepalanya.
"Ini bukan salahmu, ini salahku." Rumi menundukan kepalanya di hadapan Indra.
"Ayo kita menikah!" ajak Indra.
"Bisa-bisanya kau mengatakan hal seperti itu dengan mudah, menikah bukan perihal kesenangan tapi tanggung jawab. Meskipun aku mencintaimu, aku tidak akan menikah diusia muda, aku juga punya impian yang harus ku raih, aku akan menjelaskan kepada orang tua ku bahwa tidak ada yang terjadi di malam itu," tegas Rumi.
"Aku tidak memiliki impian, apa impianku?" Indra menatap Rumi dengan wajah sedih.
"Kau harus memiliki impian, kita masih muda dan wajib memiliki impian, kalau bisa ayo kita masuk univsersitas yang sama! untuk mencapai hal itu kita harus lulus dari SMA terlebih dahulu, aku ingin menjadi pengacara yang hebat dan terkenal di seluruh Indonesia, ayo kita gapai bersama!" Rumi memegang tangan Indra dan memberitahu impiannya.
"Baiklah, aku akan mengikuti impianmu, kita akan masuk ke universitas terbaik dan menjadi pengacara yang hebat." Indra memeluk Rumi dengan penuh kasih sayang.
Titan dan Simba diam-diam melihat hal tersebut, mereka berpikir bahwa putri mereka telah dewasa dan bisa memilih serta menentukan jalan hidup sendiri.
Disisi lain, Yura mulai pulih, ia meminta Yujin untuk tidak memberitahu ayahnya mengenai keadaannya, Yujin pun menyetujuinya, ia mengendong Yura di belakangnya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Yujin khawatir.
"Selama kau berada disisiku maka aku akan baik-baik saja," ucap Yura.
"Aku mencintaimu," ucap Yujin.
"Aku juga," ucap Yura.
Sesampainya Yujin di apartemen Yura, Yujin membawa Yura masuk ke dalam kamarnya kemudian membaringkan Yura di kasur kamarnya.
"Apa kau sungguh baik-baik saja?" Yujin khawatir sambil memegang tangan Yura.
"Iya, kau tak perlu khawatir, apa kau lupa bahwa aku gadis yang kuat terlebih lagi aku adalah ketua osis yang hebat." Yura tersenyum kearah Yujin sambil mengatakan bahwa Yujin tidak perlu mengkhawatirkannya.
"Haruskah aku tinggal sebentar disini, lagi pula ayah dan ibu kita adalah teman, mereka pasti mengizinkan kita untuk tinggal bersama," ucap Yujin.
"Disini banyak setan, aku takut kau tidak akan bisa mengendalikan dirimu."
"Jika aku tidak bisa mengendalikan diriku maka kau harus membunuhku, oke."
"Astaga," ucap Yura tertawa kecil.
Yujin pergi ke dapur, ia membuat makanan untuk Yura dengan bahan seadanya. Yura keluar kamar dan memperhatikannya, Yujin menyadari bahwa dia sedang diperhatikan oleh Yura.
Yujin pun membuat strategi memasak agar Yura bisa terkesan dengan cara masakan serta rasa makanan yang dibuatnya.
1 jam kemudian, akhirnya Yujin selesai memasak, ia menyajikan makanan dan minuman diatas meja, ia sangat teliti dan rapi meletakan makanan dan minuman tersebut agar Yura bisa terkesan saat melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope (ON GOING) (REVISI SEBELUM MELANJUTKAN)
Mystère / Thriller"Sebuah keinginan yang digapai dengan cara yang salah akan membawa petaka bagi dirimu sendiri." HOPE menceritakan tentang perjuangan 2 siswa kelas 3 SMA bernama Yura Umberela dan Yujin Sbastian yang ingin menyelamatkan teman-teman mereka yang terjeb...