Chapter 6 : Tulisanmu adalah kehidupanmu

37 28 19
                                    

Secara tiba-tiba, Samujin langsung menusuk Yujin tepat dijantungnya dengan sebuah pisau.
.
.
.
Ketika Samujin mencabut pisau tersebut, darah pun keluar dengan deras seperti air terjun dari luka didada Yujin. Yujin pun merasakan sakit yang luar biasa didadanya namun dirinya tidak bisa mati karena hanya Yura lah yang bisa membunuh Yujin dari dunia mimpi.

"Meskipun kau berusaha membunuhku berkali-kali, aku tidak akan bisa mati," ucap Yujin tertawa keras.

"Dasar payah, akulah yang menciptakan dirimu dan dunia mimpi ini, bagaimana bisa aku tidak mampu membunuh makhluk lemah seperti mu." Samujin menendang Yujin hingga Yujin menghantam pohon.

Samujin secepat kilat mencengkram leher Yujin ,ia membawa cerminnya dan memasukan Yujin ke dalam cermin tersebut.

"Kau mungkin tidak bisa mati, tapi kau akan terjebak ke dalam cermin ini untuk selama-lamanya," ucap Samujin sambil menatap sinis ke arah cermin.

Sementara itu, Yura tengah menyiapkan diri untuk berangkat ke sekolah, karena jarak sekolah sedikit jauh maka ia berangkat menuju halte bis lebih awal yaitu pukul 05:50 WIB.

Di halte bis, Yura melihat Yujin telah datang lebih awal, yura berjalan pelan sambil melihat kearah Yujin, ia sedikit terpesona melihat ke tampanan Yujin. Yujin pun menyadari kehadiran Yura dari jauh, ia pun melambaikan tangan dan memanggil Yura.

"Yura," panggil Yujin sambil melambaikan tangannya.

Yura masih terdiam karena terpesona dengan Yujin, Yujin pun menghampirinya dan memeluk Yura.

"Jangan memukulku ya, aku hanya ingin memeluk sahabatku sebentar," ucap Yujin senang sambil memeluk Yura.

Yura tidak bisa berkata apa-apa ,ia pun membiarkan Yujin memeluknya sejenak hingga bis sekolah pun tiba. Yujin melepaskan pelukannya, mereka segera naik ke bis sekolah.

Seperti biasa, didalam bis mereka selalu duduk bersama, dari dulu hingga kini tidak ada yang berubah, Yura menyandarkan kepalanya ke bahu Yujin, Yujin sedikit bingung dengan tingkah luku Yura hari ini.

"Ada apa? kau tidak seperti biasanya, apa ada masalah?" tanya Yujin bingung.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin melakukan hal seperti ini hanya hari ini, nikmati saja," ucap Yura.

"Baiklah."

Sesampainya disekolah, mereka melihat para siswa sedang mengerumuni Ara dan hendak meminta tanda tangan serta membeli buku karya Yura.

Dalam sekejap buku tersebut laku terjual, Yura dan Yujin menghampiri Ara, Yura memberitahu bahwa Ara tidak bisa berjualan di sekolah.

"Ara."

"Iya, ada apa?"

"Bukankah ada larangan bahwa seorang siswa tidak boleh berjualan di sekolah, kau tahu kan ini melanggar tata tertib sekolah," bentak Yura.

"Aku tahu itu."

"Jika kau tahu, mengapa kau melakukan hal ini?"

"Apa kau ingin uang?"

"Hei, jangan mengubah topik pembicaraan!"

"Aku akan membayar mu, terima lah!" Ara memberikan uang bernilai seratus ribu rupiah kepada Yura.

"Apa ini sogokan?" tanya Yura mulai emosi.

"Apa ini kurang?" tanya Ara balik sambil memberikan Yura uang tambahan senilai dua ratus ribu rupiah kepada Yura.

"Aku tidak membutuhkan uang ini." Yura langsung melempar uang  tersebut ke lantai.

Ara memunguti uang tersebut , Yura dan Yujin melihat hal yang tidak ingin mereka lihat.

Hope (ON GOING) (REVISI SEBELUM MELANJUTKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang