Happy reading♡
"Zea bocah jangkung, muka pucet kaya bambu wuuu..."Sore itu, Zea berjalan menyusuri lapangan sekolah dengan langkah ringan. Namun, ketenangan sore hari itu tiba-tiba terusik oleh suara teriakan dari arah lantai dua.
Zea menghentikan langkahnya dan mendongak, menatap sosok Ayden yang berdiri di balkon. Pemuda itu, musuh abadinya di sekolah, kembali menggodanya dengan kata-kata menyebalkan.
Raut wajah Zea berubah masam. Gadis itu mengepalkan tangan, berusaha menahan emosi yang bergejolak dalam dirinya. Tak mau kalah, ia balas berteriak.
"DASAR AYDEN BOCAH PENDEK KAYA BONEKA MAMPANG, GUA SUMPAHIN JATOH DARI LANTAI DUA LO YA!"
Pertengkaran mereka sudah menjadi rahasia umum di sekolah. Zea dan Ayden, dua sosok yang seolah tak bisa akur, namun terkadang juga menunjukkan kedekatan layaknya Tom dan Jerry. Permusuhan dan persahabatan yang unik, menjadi ciri khas interaksi keduanya.
Sore itu, sekali lagi, mereka terlibat dalam pertengkaran kecil. Namun, di balik itu semua, ada sesuatu yang tak terungkap di antara keduanya.
kalian tahu? Tom and Jerry tidak sepenuhnya selalu bertengkar, terkadang Tom membutuhkan pertolongan Jerry.
Entah punya dendam apa ayden sangat suka meledek zea, ia suka saat zea membalas ledekannya. Dan zea yang kesal karena ayden sering meledeknya, selalu membalas ledekkan pria itu.
Tentu saja wanita tidak mau kalah kan?
Zea memilih untuk tidak mempedulikan ayden, ia sedang lelah karena habis piket kelas sendirian, walau di bantu ayden, tetapi pria itu hanya merusuh di kelas bukan membantu dirinya, bahkan dimana teman kelompok mereka yang lain? mereka hanya memanfaatkan gadis rajin itu piket sendirian bagaimana bisa gadis mungil itu tidak merasa emosi. Ditambah lagi panas yang membuat dirinya tambah lelah dan emosinya meningkat.
dan ayden termasuk salah satu dari semua alasan.
Zea menghentikan langkahnya saat melihat sosok tinggi tegap berdiri di bawah pohon rindang di depan gerbang sekolah. Manik matanya terbelalak saat menyadari siapa pria itu.
"Wish?" gumamnya tak percaya.
Tanpa banyak bicara, Wish segera membuka pintu mobil dan mempersilakan Zea masuk. Gadis itu tanpa ragu langsung memasuki mobil, mengabaikan keberadaan Ayden yang hanya bisa melihat punggungnya.
Setelah pintu mobil tertutup, Wish segera melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah. Sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil terasa hening. Zea tak berani membuka suara, sementara Wish tampak fokus menyetir.
Ayden memandang kepergian mobil Zea dengan perasaan campur aduk. Ia merasa tidak puas dan tidak senang melihat gadis itu tidak lagi meladeni ledekannya seperti biasa.
Bingung dengan perubahan sikap Zea akhir-akhir ini, Ayden mengepalkan tangannya kesal. Ia merasa semakin terdorong untuk terus mengganggu Zea, berharap gadis itu akan kembali menanggapi semua ulahnya.
"Kapan kamu peka, Ze?" gumamnya pelan, namun terdengar frustasi.
Ayden menendang kerikil di dekat kakinya, melampiaskan kekesalannya. Ia tidak mengerti mengapa Zea tiba-tiba menjadi acuh terhadapnya. Padahal selama ini mereka selalu terlibat dalam pertengkaran kecil yang menurutnya menyenangkan.
Menghela napas panjang, Ayden akhirnya memutuskan untuk segera pulang. Ia tidak ingin berlama-lama di sini dan hanya memikirkan Zea. Namun, bayangan gadis itu terus menghantui pikirannya.
Sepanjang perjalanan, Ayden terus bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa Zea berubah? Apa yang membuatnya tidak lagi menanggapi semua ledekannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔 𝗳𝗼𝗿 𝗭 || 𝗔𝘆𝗱𝗲𝗻 ✔
Fanfiction[REVISI] ❝ 𝗔𝘆𝗱𝗲𝗻 𝗳𝗼𝗿 𝗭𝗲𝗮, Ayden ingin menjadi laki-laki yang bisa membahagiakan zea disaat zea sedang dalam suka maupun duka. ❞ High rank #4 in kesepian #1 in ayden #188 in renjun #99 in huangrenjun #173 in angst #1 in yejun #4 in hrj #1...