Happy reading ♡
"Sape lo?" tanya Ayden kepada orang yang tidak ia kenal yang kini sedang berada di depan rumah Zea.
Ya, siang ini Ayden ingin menjenguk Zea, kebetulan hari libur. Namun, saat sampai di rumah Zea, Ayden malah bertemu dengan seorang perempuan yang sedang berteriak-teriak di depan rumah.
"Ya gue manusia lah," jawab perempuan itu dengan nada sinis.
Ayden mengerutkan kening, bingung dengan sikap perempuan asing itu. Apa dia waras? Kenapa dia berteriak-teriak di depan rumah orang?
"Maksud lo apa sih? Lo siapa? Ngapain lo di sini?" tanya Ayden lagi, berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Perempuan itu tampak kesal dengan pertanyaan Ayden. Ia melipat tangannya di dada dan menatap Ayden dengan tatapan menantang.
"Gue temen Zea. Gue mau ngasih tau dia sesuatu. Emang kenapa? Lo siapa? Mau apa ke rumah Zea?" balasnya dengan nada sinis.
Suasana di depan rumah Zea semakin tegang. Ayden dan perempuan asing itu saling beradu tatapan, mencoba memahami satu sama lain. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
"Nama lo begok," ujar Ayden dengan nada kesal.
"Nape lo nanya-nanya? Mau culik gue kah?" balas perempuan itu dengan nada menantang.
Ayden bergidik geli, "Buat apa gue nyulik lo, sialan? Mending gue nyulik Zea daripada lo."
"TUHKAN LO KESINI PASTI BERNIAT JAHAT KAN? MAU CULIK ZEA KAN?" teriak perempuan itu dengan panik.
"APASIH, ORANG GUE TEMENNYA ZEA MAU JENGUK DIA SIAL!" balas Ayden tak kalah keras.
Mereka berdua kini saling beradu bacot di depan rumah Zea yang nampaknya sepi. Mereka tidak peduli berapa banyak tetangga yang menyaksikan pertengkaran mereka.
Ya, begitulah Ayden, kalau tidak berkelahi, bukan Ayden namanya.
Sementara itu, di dalam rumah, Zea, Wish, dan Renjun yang mendengar keributan di depan rumah, mengerutkan kening bingung. Ada apa gerangan di luar sana?
Mereka saling berpandangan, bertanya-tanya siapa yang sedang bertengkar di depan rumah mereka. Apakah ada masalah yang harus mereka selesaikan?
Ah, ya, kemarin Renjun tak pulang, ia menginap dan tidur di kamar Wish, bukan di kamar Zea.
Mendengar keributan di luar, Zea, Wish, dan Renjun saling berpandangan. Mereka memutuskan untuk keluar dan menyaksikan apa yang terjadi.
"Kaya suaranya Ayden," bisik Zea, lalu berjalan dengan langkah cepat menuju pagar rumahnya yang tertutup. Ia dengan lembut membukanya.
"Gua kesini mau ketemu ab— AAA Zea, bang Renjun di mana?" Pergelutan antara Ayden dan gadis bernama Lala terhenti saat Lala melihat Zea keluar.
Lala, adik Renjun, datang ke rumah Zea dengan alasan mencari kakaknya yang tak pulang ke rumah. Ia tahu Renjun menginap di rumah Zea.
Zea, Wish, dan Renjun saling berpandangan, terpesona oleh keindahan momen yang tercipta di depan rumah mereka. Seperti tarian yang mengalun lembut, mereka merasakan getaran kebersamaan yang tak terucapkan.
"Lala, ada apa?" tanya Zea dengan suara lembut, mencoba meredakan kegelisahan yang ada di hati adik Renjun tersebut.
"Hai zea, hai kakak-kakak yang tampan nan manis kaya yupi, mari masuk kedalam, saya tamu loh mau jenguk zea ini. Masa ada tamu didiemin aja di depan pager, apa lucu tuh?"
Zea mengusap wajahnya frustasi mendengar ucapan ayden barusan. Ia tahu maksud ayden itu baik, tapi cara bicara ke kakaknya itu salah.
"Oh iya ayu masuk!" wish mempersilahkan ayden dan lala masuk ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔 𝗳𝗼𝗿 𝗭 || 𝗔𝘆𝗱𝗲𝗻 ✔
Fanfiction[REVISI] ❝ 𝗔𝘆𝗱𝗲𝗻 𝗳𝗼𝗿 𝗭𝗲𝗮, Ayden ingin menjadi laki-laki yang bisa membahagiakan zea disaat zea sedang dalam suka maupun duka. ❞ High rank #4 in kesepian #1 in ayden #188 in renjun #99 in huangrenjun #173 in angst #1 in yejun #4 in hrj #1...