Sebulan kemudian...
Ayden memandang lamat-lamat gadis di depannya saat ini. Zea mengenakan gaun berwarna merah muda pastel yang membuatnya terlihat sangat cantik. Ayden tidak bisa berpaling dari penampilannya.
Rasanya Ayden ingin terus menatap wajah cantik Zea.
"Ayden, ada yang salah gak sih sama gue?" tanya Zea dengan bingung, karena Ayden terus memandanginya.
Ayden menarik napas dalam-dalam, berusaha mengontrol dirinya sendiri. Kemudian, ia menjawab dengan lantang.
"IYA ADA YANG SALAH, LO CANTIK BANGET ZEA!"
Ayden tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap penampilan Zea saat ini. Gadis itu terlihat begitu memesona di matanya.
Zea tampak terkejut dengan pernyataan Ayden. Pipinya merona, menandakan bahwa ia juga merasakan hal yang sama. Momen ini terasa begitu spesial bagi mereka berdua.
Ayden merasa bahwa penampilan Zea saat ini sangat berbeda dari biasanya. Gadis yang biasanya terlihat tomboy itu kini berubah menjadi sangat feminim, seperti Cat Woman yang tiba-tiba berubah menjadi Elsa.
Ya, sebulan telah berlalu sejak terakhir kali mereka bertemu. Selama sebulan itu, Zea telah berlatih keras setiap hari di ruang musiknya untuk mempersiapkan diri mengikuti lomba yang sangat dinantikannya.
Kini, Zea harus bersiap-siap bersaing melawan beberapa temannya, baik itu adik kelas maupun kakak kelas, dalam memainkan biola. Termasuk Jian, seorang pesaing yang juga sangat berbakat.
Ayden dan Zea sendiri berada di kelas 11. Zea harus menang dalam lomba ini dan membuktikan kepada semua orang bahwa ia sangat mahir dalam bermain piano, sehingga berhak mendapatkan biola putih yang menjadi hadiah utama.
Ini adalah kesempatan besar bagi Zea untuk menunjukkan kemampuannya. Ayden yakin Zea pasti akan bisa melakukannya dengan baik. Ia akan terus mendukung dan menyemangati Zea dalam menghadapi kompetisi ini.
"Yaudah gue pergi dulu ya sebentar, Yewang ngajak ngantin bentaran," kata Ayden sambil berpamitan kepada Zea.
"Oh yaudah sana..." jawab Zea.
"Lo latihan aja, nanti kalau acaranya udah mau mulai, gue samperin lo," ujar Ayden.
"Iya bawel," balas Zea dengan nada sedikit kesal, tapi terlihat ada senyum kecil di wajahnya.
Ayden tersenyum lebar, memperlihatkan giginya, lalu mengacak pelan surai Zea sebelum akhirnya pergi meninggalkan Zea sendirian di ruang musik.
Baik, waktu acara masih lama, jadi Zea pun memanfaatkan waktunya untuk berlatih dengan sungguh-sungguh. Ia harus mempersiapkan diri sebaik mungkin agar bisa memenangkan kompetisi ini.
Zea tahu bahwa Ayden akan datang menyemangatinya nanti. Hal itu membuat Zea semakin bersemangat untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya di atas panggung.
Waktu terus berlalu...
Kini Ayden dan Yewang duduk santai sambil menunggu acara dimulai. Mereka menatap lurus ke arah depan, yang kini terisi oleh beberapa peserta yang akan mengikuti lomba.
Acara sudah hampir dimulai, namun Ayden merasa ada yang janggal. Entah ia melupakan sesuatu atau apa. Inilah Ayden, si pelupa.
Sampai akhirnya Yewang memberikan pertanyaan yang membuatnya ingat apa yang ia lupakan.
"Pacar lo mana weh?" tanya Yewang saat melihat ke arah depan dan tidak menemukan Zea di sana.
Belum sempat Ayden menjawab, ia langsung bergegas pergi menuju ruang musik dengan tergesa-gesa.
Ayden membatin frustasi, "Si Zea lupa ama acaranya?"
Ia khawatir Zea telah melupakan lomba yang sangat penting baginya itu. Ayden harus segera menemuinya dan memastikan bahwa Zea tidak melewatkan kesempatan berharga ini.
Dengan langkah cepat, Ayden bergegas menuju ruang musik, berharap dapat menemukan Zea dan membantunya agar tidak terlambat untuk tampil.
Kaki jenjang Ayden menaiki anak tangga dengan sangat cepat, menuju lantai dua ke ruang musik. Ia ingin segera menemui kekasihnya, Zea, yang belum juga hadir di lapangan, padahal acara sudah hampir dimulai.
Namun, langkah Ayden terhenti saat ia sudah hampir sampai di depan ruang musik. Matanya tertuju pada seorang gadis dengan gaun putih yang kini sedang mengunci pintu ruang musik dan membuang kuncinya ke tempat sampah terdekat.
Awalnya Ayden hanya berpikir bahwa gadis itu hanya mengunci pintu, tapi setelah melihat ia membuang kuncinya, rasa penasaran Ayden muncul.
Gadis itu kemudian mulai menjauh dan turun melalui anak tangga yang berbeda dengan yang Ayden lewati.
Suara gedoran pintu dari ruang musik yang telah terkunci itu berhasil membuat rasa penasaran Ayden terjawab. Ada seseorang di dalam sana.
Ayden merasa ada yang tidak beres. Ia harus segera menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa berpikir panjang, Ayden bergegas menuju tempat sampah untuk mengambil kunci yang dibuang gadis itu, lalu mencoba membuka pintu ruang musik.
Ada jian di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔 𝗳𝗼𝗿 𝗭 || 𝗔𝘆𝗱𝗲𝗻 ✔
Fanfiction[REVISI] ❝ 𝗔𝘆𝗱𝗲𝗻 𝗳𝗼𝗿 𝗭𝗲𝗮, Ayden ingin menjadi laki-laki yang bisa membahagiakan zea disaat zea sedang dalam suka maupun duka. ❞ High rank #4 in kesepian #1 in ayden #188 in renjun #99 in huangrenjun #173 in angst #1 in yejun #4 in hrj #1...