Putar lagunya yuk!
"Simfoni Cinta di Ruang Sunyi"
Dalam ruang putih yang senyap, alunan melodi biola mengalun lembut.
Jemari lentik Zea menari di atas dawai, menciptakan harmoni yang menyentuh jiwa.
Ayden duduk di sisinya, terpesona oleh keindahan permainannya.Pandangan mereka bertemu, saling mengunci dalam tatapan yang penuh makna.
Seolah waktu berhenti, hanya ada mereka berdua dalam dunia yang fana.
Melodi itu menjadi saksi bisu atas cinta yang kembali bersemi.Di balik jendela, hiruk-pikuk dunia tak mampu mengusik ketenangan mereka.
Zea, sang gadis perkasa, memancarkan aura ketenangan yang memesona.
Ayden, dengan hati yang tulus, mengagumi ketegaran dan kebaikan hatinya.Dalam simfoni cinta yang tercipta, mereka menemukan kembali harapan.
Luka lama perlahan-lahan terobati oleh kemesraan yang terpancar.
Ruang sunyi itu kini dipenuhi oleh alunan melodi kasih yang abadi.Ayden menghela napas panjang, tangannya yang kekar mengusap pelan pucuk kepala Zea. "Ayo, Zea. udah malam, kamu harus istirahat. Besok masih bisa kamu lanjutin lagi mainnya," bujuknya lembut.
Akhirnya, Zea menghentikan permainan biolanya dan menoleh ke arah Ayden. "Tapi, Kwon Ayden, lombanya tinggal dua hari lagi!" balasnya dengan suara yang begitu lemah, lembut, dan halus, membuat Ayden nyaris menangis mendengarnya. Entah mengapa akhir-akhir ini pria itu sering merasa cengeng.
"Tapi ini sudah malam, Kwak Zea," Ayden mencoba membujuk lagi.
Zea mempoutkan bibirnya, "Iya, deh. Tapi, ayo kita ngobrol dulu."
"Yah, ngobrol apa?" tanya Ayden.
Tiba-tiba, keadaan menjadi sunyi. Zea tidak melanjutkan pembicaraannya, melainkan memandangi pemandangan di luar jendela rumah sakit. Ayden terus menunggu, namun Zea masih diam, tidak ada suara yang keluar dari bibirnya.
Setelah beberapa menit berlalu, Ayden akhirnya memutuskan untuk memecah keheningan.
"Ze—"
"—Ayden makasih banyak..."
Ayden terdiam sejenak, mendengarkan Zea yang memotong ucapannya. Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Ayden, lalu berkata dengan lembut, "Ayden, makasih banyak... Makasih udah mencintai aku, makasih udah buat hari-hari aku bahagia, makasih waktunya..."
Ayden menatap Zea dengan sorot mata penuh kekhawatiran. Perlahan, ia menggenggam tangan gadis itu dan memohon, "Ze, operasi ya, biar kita bisa sama-sama di waktu yang lama..."
Namun, Zea menggeleng pelan. "Udah telat Ayden... udah tiga bulan lebih. Yang ada pas dioperasi nanti aku malah sia-sia diatas ranjang rumah sakit..."
Ayden tersentak mendengar perkataan Zea. Ia berusaha meyakinkan gadis itu, "Tolong jangan ngomong kek gitu ze, hidup kamu masih panjang. Takdir di tangan tuhan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔 𝗳𝗼𝗿 𝗭 || 𝗔𝘆𝗱𝗲𝗻 ✔
Fanfiction[REVISI] ❝ 𝗔𝘆𝗱𝗲𝗻 𝗳𝗼𝗿 𝗭𝗲𝗮, Ayden ingin menjadi laki-laki yang bisa membahagiakan zea disaat zea sedang dalam suka maupun duka. ❞ High rank #4 in kesepian #1 in ayden #188 in renjun #99 in huangrenjun #173 in angst #1 in yejun #4 in hrj #1...