Cahaya panas matahari memaksa masuk memasuki ruangan yang terdapat banyak siswa bergelar OSIS yang sedang membahas rancangan yang akan dibuat untuk penyambutan kedatangan tamu sekolah.
"karna besok lusa ada kedatangan tamu di sekolah, kita bakal melaksanakan gotong royong bersama, besok. diharapkan semuanya hadir dalam kegiatan ini." kata Azzam yang duduk dikelilingi anggota.
Semuanya mengangguk paham dengan perkataan Azzam selaku ketua OSIS. sesudah itu dilanjutkan dengan membahas tentang kepentingan lainnya. Setelah dirasa semua sudah tersampaikan Azzam beralih bertanya kepada Lisa yang sebagaimana menjabat menjadi ketua bidang.
"Lisa ada yang mau ditambahkan?"
Lisa pun mengangguk singkat dan mulai berbicara
"diharapkan para OSIS bidang pendidikan untuk meminta sedikit uang ke pada siswa sebesar 35.000 untuk acara dan uang itu nantinya akan dipakai untuk membelikan makanan, sewa kursi dan kepentingan lainnya. Lo pada tenang aja pokoknya urusan makanan dan kursi kursi biar gue sama Tamara yang ngatur, ya kan Ra?" kata Lisa menatap sejenak Ke Tamara.Tamara kaget mendengar namanya, kenapa Lisa tiba tiba menyebut namanya??, kenapa teman temannya yang lain??, kenapa harus dirinya??
"Ya gue setuju, kita bagi tim Tamara dan Lisa tugasnya di bagian kursi sama makanan, Rizki ama Rian Lo bagian ngurus hiasan sekolah yang lain sisanya." Tambah Azzam.
Hal itu membuat Lisa naik sudut bibirnya, karna jika ketua OSIS memutuskan maka tidak dapat dibantah dan pasti rencananya akan berjalan lancar.
Nama yang disebut semuanya mengangguk setuju entah apa yang dipikiran Tamara, dihatinya dia menolak untuk melakukan tugas bersama dengan Lisa.
rapat pun selesai Tamara keluar dari ruangan OSIS. Tamara tak kembali ke dalam kelas ia pergi ke kelas Hava ingin mengobrol dengan sebentar dengannya.
"Tamara." Sapa Hava yang sedang duduk seorang diri di depan kelas
"kenapa sendiri? Kak Tessa kemana?"
"Tadinya sama Tessa tapi dia laper kantin deh dia."
Tamara mengangguk sembari membentuk kan mulut o
"Lo beneran jadi satu tim bareng Lisa??" tanya Hava mengingat mereka bertengkar di kantin membuat Hava tak yakin.
"Duh gue juga gamau kali, ya tapi mau gimanaagi udah keputusan si Azzam mana bisa gue tolak."
"Bukannya nakut nakutin Lo ya, tapi gue rasa si lisa ada niat jahat deh, soalnya mana mungkin dia langsung baik kyak gitu, pokoknya kalo ada apa apa telepon gue atau yang lainnya. Atau Lo tenang aja entar gue bakal ngomong ke Lisa."
"gausah kak... Gue gamau ya lo berantem sama Lisa cuma gara gara gue. "
Java menyenggol bahu Tamara yang meremehkan Hava "yeee gini gini gue mantan atlit taekwondo ya!!"
Tamara terkekeh sambil mengelus bahunya, tak sengaja mengangkat tangan kanannya melihat jam.
"Duh kak gue ke kelas dulu ya soalnya udah mau pelajarannya ibu Erna." Tamara berdiri langsung bergegas pergi.***
Tamara bersandar menumpu badannya ke dinding, memandangi buku buku yang bersusun di rak. Bosan, sudah lama ia berdiri menunggu Jeje membeli buku tapi tak kunjung selesai.
"Ra... bantuin gue pilihan novel dong. yang ini atau yang ini?" tanya Jeje sambil menunjukkan novelnya.
"terserah lu lah kan lu yang beli kok nanya gue." .
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GUARD
Teen FictionBagaimana jika seseorang sudah terbiasa dengan kehadiran dia, dia yang datang saat kapal Tamara hampir tenggelam, dia temani Tamara berlayar, dia yang selalu ada disaat semua orang menjauhinya entah itu sahabat, hingga orangtua. Dia ajak berbicara...