MY GUARD | 4

53 20 5
                                    


4.SIAP?

***

Suara kicauan burung pagi membangunkan Tamara dari tidurnya, sebelum bangun Tamara mengerjapkan matanya, ia duduk dan mulai merenggangkan tubuhnya. berjalan ke kamar mandi, siap dengan pakain sekolahnya tak lupa mengoles sedikit lipbalm agar kelihatan segar. Tamara turun untuk sarapan memulai hari dengan kegiatan seperti biasa, makanan sudah tersaji oleh sang bibi, Tamara tak bisa bersekolah tanpa sarapan karna ia punya penyakit magh apabila ditinggalkan akan menyebabkan sakit perut.

"pagi Tamara," ucap bibi.

"pagi bi" sembari mengulas senyum lalu l, duduk

Selesai sarapan Tamara pergi menggunakan mobil, jangan salah, sekolah Tamara itu tergolong sekolah internasional jadi untuk membawa mobil itu dibolehkan. Dulu Tamara mempunyai supir pribadi tapi selang waktu Tamara menolaknya karena merasa dianggap seperti anak kecil yang harus diantar jemput oleh sang supir. Tamara iri terhadap temannya yang bisa membawa mobil sendiri.

'kenapa Tamara tidak bisa' pikir Tamara.

***

"Tamara,"

Merasa terpanggil Tamara memberhentikan langkahnya tapi tak minat untuk menoleh ke belakang, Koridor saat ini sepi belum banyak siswa yang datang membuat Tamara bergidik ngeri. apakah itu hantu?? mencoba melupakan panggilan tadi Tamara kembali berjalan pelan dan kemudian berlari.

"OYY KITA NGK MAEN KEJAR KEJARAN YA TONG, NGAK USAH PURA PURA BUDEG LO... HOSH.. HOSH.. CAPEK GUE NGEJAR NYA ANJIR!!"
teriak Jeje.

Tamara membalikkan badannya itu ternyata bukan hantu tapi genderuwo.
"anjir ngapain lu disitu.... sini.."

Jeje mengontrol nafasnya dan berjalan menghampiri Tamara.

"sakit nyink!" Tamara meringis sakit karena Jeje menabok pundaknya.

"Lo ya raa tolol dipelihara." ucap Jeje yang masih ngos-ngosan.

________

Tamara duduk malas di bangkunya merebahkan kepala diantara lengannya hendak memejamkan mata tapi ricauan kedua sahabatnya membuat kegiatan tidurnya terganggu.

"kenapa siii berisik banget Lo pada." kata Tamara kesal.

"pokoknya gua ga mau tau lu bedua harus temenin gua ke kantin." kata Jeje

"nggak mau, gue ngantuk." kata Tamara dan kembali menidurkan kepalanya di meja.

"gua ga mau tau lu harus ikut ayo!"
kekeuh Jeje sambil menarik tangan Tamara untuk bangun.

"udah Tamara ikut aja emang kamu mau disini sendirian?" kata Reva sambil menatap sudut kelas dengan tatapan ngeri berniat menakuti Tamara.

mendengar itu mata yang tadinya ingin terpejam mendadak membulat sempurna Tamara menegakkan tubuhnya dan langsung mendekat dengan sahabatnya.

"ck. yaudah ayo!" Tamara keluar kelas dengan cemberut setiap langkah ia hentakkan pada lantai karena kesal.

Tamara kesal pada umumnya orang pergi ke kantin karena ia lapar tapi tidak dengan seorang Jeje yang pergi ke kantin bukan untuk membeli makanan melainkan melihat kakak kelas yang bernama Devan, membuat mereka harus setiap saat pergi ke kantin, mereka ke kantin setiap pagi itu karena Jeje, Jeje selalu saja meminta agar ditemani ke kantin dengan alasan ingin membeli sesuatu, tapi Tamara, dan Reva sudah tau niat Jeje.

Erland, Devan dan dkk setiap pagi sering berkumpul di kantin membuat kantin itu rame dibuatnya.

"yaudah sana beli gue nunggu disini aja," cerutu Tamara mager sekali masuk ke kantin apalagi bertemu banyak orang disana, Tamara pengen cepat cepat kembali ke kelas dan tidur.

"aku juga deh banyak orang ga mau desak desakan" kata Reva ikutan.

"kok malah gue sendiri si yang masuk... trus guna gue ngajak Lo bedua tu buat apa." sentak Jeje kesal

"banyak orang Jeje, gue nggak mau desak desakan.. lagian Lo yang beli kenapa gue ikutan ke dalem dah,"

mendengar Jeje yang marah marah Reva pasrah.

"yaudah aku temenin..." pasrah Reva.

akhirnya mereka bedua masuk dan tinggal Tamara yang menunggu di luar kantin sambil menyender di dinding, pengen sekali ia kembali ke kelas tapi keadaan kelas sedang sepi itu membuat Tamara takut.

lama sudah ia menunggu tapi temannya tak kunjung kembali ini sudah beberapa menit Tamara menunggu. Tamara merasa tidak nyaman menunggu di luar karena mendapat siswa siswi yang memandangnya membuatnya risih.
"mana si tu bocah bedua,"

"apa gue samperin aja ya," lama ia mempertimbang masuk atau enggak, karena geram menunggu, Tamara memutuskan untuk masuk. baru saja ia memasuki ruangan tersebut Tamara didorong seseorang yang tak ia ketahui dari belakang hingga membuat Tamara oleng.

Tamara terjatuh menabrak seseorang yang sedang membawa makanan lantas makanan pun tumpah mengenai pakaian sang empu.

Tamara menutup mulutnya tak percaya. Ohh ini masalah besar, Tamara mengenai kakak kelas.
"Duh, gue minta maaf banget kak," Tamara hendak membantu kakak kelas nya berdiri.

Kakak kelas itu menepis tangan Tamara dengan kuat.

***

MY GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang