MY GUARD | 10

38 16 1
                                    

10.LEBIH DEKAT.

***





"AAAAAAAAAA..." teriak Tamara.

Tamara terjatuh ke pinggir jalan karena  terkena motor sang pengendara, untung motor itu bisa mengelak kalo tidak mungkin ia sudah berbaring di rumah sakit.

"awh." Tamara melihat tangan dan kakinya lecet terkena batas jalan, sedikit membersihkan kotoran pasir yang mengenai lukanya dari tanah.

sang pengendara membuka helm dan  turun dari motornya berjalan kearah Tamara melutut menyeimbangkan tingginya " saya minta maaf mbak.. mbak gakpapa??"

Tamara  menoleh "saya gak pa-"

"kak Erland??" tanya Tamara meyakinkan.

melihat itu adik kelasnya Erland sedikit lega kalau saja itu bukan orang yang ia kenal pasti panjang urusan.
"Tamara. sini gua bantu," Erland  memberikan tangan kanannya yang diterima oleh Tamara dengan tangan satunya memegang pinggang Tamara.

"awh.."  ingin berdiri Tamara merasakan sakit di bagian pergelangan kaki kanannya yang membuat Tamara berjalan pincang.

"kaki lo kayaknya keseleo deh, tangan lo juga lecet, naik, gua bawa lo ke rumah sakit."

"eh gak usah kak ini cuma lecet doang pake Betad*ne juga sembuh," bukannya bermaksud  menolak Tamara tak boleh pulang larut malam apalagi ini sudah hampir jam 10 Tamara harus pulang sekarang.

"Jangan bikin gue ngerasa bersalah deh." kata Erland.

Tamara juga merasa bersalah karena merepotkan Erland  andai saja tadi ia berhati hati menyebrang pasti Tamara sudah sampai di rumah saat ini

"bisa naik?"

Tamara mendongak lalu mengangguk sebagai jawaban. Erland  memberikan helm cadangan yang selalu ia bawa kepada Tamara, Tamara mengambil helm dan berusaha memakai ke kepalanya tapi karna tangannya sakit Tamara jadi susah untuk memasang helm itu. Erland yang memerhatikan sejak tadi dengan  sigap mengambil helm dan langsung memasang helm ke kepala Tamara dengan pelan.

Erland fokus pada ikatan helm sampai tak sadar bahwa Tamara   menatapnya dari tadi apalagi dengan jarak yang lumayan dekat membuatnya menahan nafas, ia terdiam hanya memerhatikan wajah Erland.

"udah."  menyadari itu Tamara buru buru mengalihkan pandangannya, meruntuki keberaniannya yang menatap Erland.

Erland melepas jaketnya dan memakaikan  kan ketubuh Tamara yang  memakai kaos oversize "udah malem ntar masuk angin lagi Lo."

tanpa memperdulikan apa tanggapan Tamara, Erland  menaiki motornya di ikuti oleh Tamara.

( setelah Pulang dari rumah sakit)

setelah pulang dari rumah sakit Erland  mengantarkan Tamara ke rumahnya Erland juga tau bahwasanya perempuan tidak boleh pulang larut malam Erland  hanya ingin bertanggungjawab.

kini mereka  di depan gerbang rumah Tamara, Erland membantu Tamara berjalan sampai ke pintu masuk.

"Apa perlu gue jelasin ke ortu Lo soal ini?" Erland tentu paham melihat Tamara yang seperti memikirkan sesuatu apalagi Tamara pulang larut malam.

"e-ngak usah kak lagian ortu gue lagi ngak ada di rumah, gue bisa jelasin sendiri nanti."

Erland mengangguk.
"besok lu gak usah sekolah biar gue yang absen."

"gak pa-pa udah ga sakit lagi kok, gue tetep pergi." kekeuh Tamara.

oh ayolah Tamara tak bisa seharian di  rumah ia lebih suka kesekolah menjumpai teman temannya. menurutnya ini tidak terlalu buruk besok juga sembuh.

MY GUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang