🌾Selamat membaca
Bintang kini tengah menunggu kehadiran sang kakak diruangannya. Rafdan belum juga kunjung balik padahal sudah hampir tengah malam. Agra yang memperhatikan gerak-gerik Bintangpun mulai menghampiri anak itu dan menanyainya.
"Lo nungguin Rafdan?" Tanya Agra sambil duduk disamping ranjangnya.
Bintang lalu menganggukkan kepalanya pertanda iya. "Rafdan pulang, katanya besok dia bakal kesini lagi. Jadi malam ini lo sama gua dulu." Ujar Agra lagi."Oh gitu, makasih kak." Jawab Bintang seadanya.
Bintangpun mulai memejamkan matanya karena orang yang ia tunggu takkan hadir malam ini. Begitupun dengan Agra. Ia beranjak ke sofa yang ada di sudut ruangan, dan mencoba mengistirahatkan dirinya.
☏ 01.30
Handphone Agra mendadak berbunyi pada tengah malam itu. Matanya menyipit ketika melihat cahaya handphone yang masuk ke retinanya. Nama Rafdan terpampang jelas di layar handphonenya tersebut. Ia geser tombol hijau itu ke samping dengan segera.
"Halo, dan?" Ujar Agra dengan suara seraknya. Matanya belum sepenuhnya terbuka, tapi Agra mencoba menahan kantuknya tersebut.
"Gra, tuh bocah udah tidur belom?" Tanya Rafdan tanpa babibu. Agrapun sedikit terkekeh pelan, ia lalu melihat ke arah Bintang yang tampak sudah lelap dan dibawa ke alam mimpinya.
"Udah, kenapa emang?" Tanya Agra lagi.
"Ngga, gua cuma mau nanya itu aja. Sorry ganggu lo." Jawab Rafdan.
"Lo ada masalah lagi ya sama adek lo?" Pertanyaan itu tiba-tiba Agra ucapkan. Namun tak lama, Bintang mendadak bangun sambil memanggil nama Rafdan. Agrapun segera mematikan telpon itu dan menghampiri Bintang yang sudah banjir akan keringatnya.
"Bintang? Bintang lo kenapa?!" Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Agrapun berlari keluar untuk mencari suster, tanpa ia sadari bahwa telpon itu masih tersambung.
Rafdan yang sedari tadi mendengar teriakan Agra yang menyiratkan kekhawatiran itupun segera mengambil jaket serta kunci mobilnya dan berlalu ke rumah sakit tempat Bintang dirawat.
Kembali ke Agra, lelaki itu kini tengah menunggu dokter yang sedang menangani Bintang. Jujur ini kali pertamanya melihat Bintang seperti itu di depan matanya, sehingga detak jantungnya masih terdengar kencang berdetak. Tak lama, Rafdan tiba-tiba muncul dihadapan Agra dengan nafas yang terengah-engah.
"Gra! Bintang kenapa?" Tanya Rafdan dengan nafas yang masih tersengal-sengal. Agra yang sedari tadi tertundukpun mulai menatap Rafdan.
"Gua ngga tau. Tadi dia manggil lo, dan. Gua panik jadi gua panggilin dokter. Sekarang Bintang lagi dicek." Jawab Agra dengan serius yang membuat Rafdan terdiam. Ia lalu melirik ke arah pintu kamar rawat adiknya yang masih tertutup tersebut dengan sendu.
Beberapa saat kemudian...
Setelah beberapa saat, Dokter akhirnya keluar dari kamar Bintang diikuti 2 perawat di belakangnya. Dokter itu lalu berjalan mendekat ke arah Rafdan yang tampak termenung.
"Permisi!" Ujar dokter tersebut kepada Rafdan dan Agra.
"Eh iya dok. Gimana? Bintang kenapa?" Tanya Rafdan sambil berdiri meghadap laki-laki berjas putih itu dan mulai bertanya serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
B I N T A N G
Teen Fiction"Gua udah berusaha dekat sama lo, tapi kayaknya kehadiran gua dari awal ngga lo terima, kak?" ... 'JAUH' mungkin Kata itu yang dapat mendeskripsikan Bintang dan Rafdan saat ini. Memiliki Dua kepribadian yang berbeda membuat jalan mereka tak searah...