Up Lagi Nih Cerita Ayman Dan Adiba.
***
selamat membaca dan jangan lupa votenya ya Karena vote itu gratis dan tidak bayar 😊😊😊
***
Setiap hari kerja sudah menjadi rutinitas bagi Pak Hari untuk pergi mencari nafkah dan pulang sehabis beraktifitas mencari nafkah untuk keluarga. Dan sekarang mungkin bukan hanya untuk keluarga saja yang menjadi tanggunganya. Melainkan puluhan ribu karyawan yang bekerja baik secara langsung dengan Pak Hari, atau karyawan yang bekerja di perusahaan yang sedang dikelola Pak Hari. Dan tentu saja Ayman akan selalu setia mengantar Pak Hari kemanapun sang Bos pergi. Mulai dari pergi kekantor, bertemu dengan relasi bisnis, hingga kembali pulang ke rumah.
Bahkan terkadang sampai larut malam pun Ayman akan selalu setia mengantarkan Pak Hari kemanapun. Lelah? tentu saja pasti sangat lelah, ya namanya juga bekerja pasti rasa lelah akan selalu menghampiri. Seperti yang pernah di katakan oleh Mas Wawan dulu yang namanya bekerja itu pasti lelah rasanya. Mungkin benar apa kata orang nikmati saja setiap proses yang ada dalam hidup. Termasuk rasa lelah ketika menjemput rezeki.
Saat rasa lelah melanda, terkadang ingin rasanya untuk mengeluh. Itu manusiawi namanya dan pasti hampir setiap orang ingin mengeluh tentang rasa lelah itu. Tidak terkecuali dengan Ayman, yah sekali lagi itu manusiawi namanya. Akan tetapi Ayman selalu mengingat pasti kedua orang tuanya dulu lebih lelah darinya ketika harus bekerja banting tulang peres keringat untuk membesarkan ia dan juga adik-adiknya. Dan sekarang hanya tersisa sang Ibu sebagai orang tuanya. Apa iya Ia tega membiarkan Ibunya berlelah-lelah sendirian?. Karena itulah Ayman harus terus bekerja keras.
Toh memang belum seberapa juga pikir Ayman. Lihatlah masih ada orang yang jauh lebih lelah darinya yang tertidur nyenyak di kursi belakang. Ayman merasa tidak tega untuk membangunkan Pak Hari yang tertidur pulas karena rasa lelah. Sudah lebih dari 30 menit sejak mobil terparkir di garasi rumah. Mau tidak mau Ayman membangunkan Pak Hari dengan pelan agar Pak Hari tidak kaget. Dengan perlahan Pak Hari terbangun dari tidur. Mata Pak Hari beredar untuk memastikan dimana ia berada. "Ya sudah saya mau langsung masuk, pengen cepet-cepet mandi" Pak Hari langsung bergegas keluar mobil.
Sepertinya Pak Hari lupa membawa tas kerja yang masih tertinggal di mobil. Mungkin karena sudah terlalu lelah pikir Ayman. Dengan sigap Ayman membawakan tas kerja milik Pak Hari dan menyusul beliau yang sudah masuk kedalam rumah lewat pintu depan. "Assalamualaikum" kata Ayman sebelum memasuki rumah. Pak Hari menjawab salam Ayman sambil memberikan tanda agar Ayaman memelankan suaranya. Ayman pun paham maksud Pak Hari karena melihat Bunda Sarah yang tertidur si sofa.
"Enaknya kalau udah punya istri, pulang kerja aja ditungguin" kata Pak Hari dengan suara pelan sambil tersenyum. Ayman hanya dapat menundukan pandanganya sambil ikut tersenyum. "Maaf Pak Tasnya mau di taruh dimana?" tanya Ayman dengan suara perlahan. "Biar saya yang bawakan" kata Bunda Sarah sebelum Pak Hari menjawab pertanyaan Ayman. "Bunda sudah bangun?" Pak Hari pun menghampiri sang istri dan membantunya bangun dari rebahan.
"Kok Ayah pulang selarut ini sih?" tanya Bunda Sarah sambil mengucek pelan kedua matanya. "Tadi ada meeting dengan perusahaan partner pakai video conference jadi agak malem" kata Pak Hari sambil duduk di samping sang istri. "Iya Yah, tapi jangan sampai malem-malem inget sama umur Yah, harus jaga kesehatan" kata Bunda Sarah yang terlihat khawatir dengan sang suami. "Iya besok kan libur, jadi Ayah bisa istirahat seharian" Pak Hari memijat pelan bahu Bunda Sarah untuk menenangkan istrinya yang sedang dalam mode ngambek itu. "Ayah ini kalau dibilangin suka ngeyel dasar gak inget umur" Bunda Sarah nampak ngambek sambil bersedekap. Sedangkan Pak Hari hanya tersenyum menanggapi Bunda Sarah.
***
Malam beranjak semakin larut namun langit terlihat cukup cerah. terlihat beberapa titik cahaya yang bersinar di atas langit malam. Meski tidak terlalu banyak, titik-titik cahaya dilangit itu masih nampak memukau karena keindahanya. Sungguh hal yang cukup langka melihat kilauan bintang-bintang dilangit Ibu kota. Akan tetapi Adiba tetap merasa beruntung karena ketika melakukan pekerjaan di balkon, Ia masih bisa menikmati indahnya langit malam ciptaan Allah. Senyum terlihat jelas dari bibir indah Adiba saat sejenak ia memandangi langit dari balkon. " Sungguh Allah Maha Besar" batin Adiba yang masih memandangi indahnya langit malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semurni Cinta Karena-Nya : Kisah Sederhana Tentang Cinta & Perjuangan
RomantikTentang Muhammad Ayman Alfarezel Ayman adalah pemuda sederhana dengan pendirian yang sangat kuat.Ayman juga sangat teguh memegang prinsip-prinsip keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Ayman harus mengubur sementara keinginanya untuk dud...