Part 1 : Kota Hujan

6.9K 136 5
                                    

Sore hari langit tampak bersahabat udara juga cukup sejuk untuk mengawal langkah seorang pemuda yang berjalan menyusuri jalanan kota hujan dengan menggendong ransel dipunggunya. memakai baju kemeja rapi, celana bahan dan sepatu pantofel lama yang tampak sedikit usang menunjukan bahwa pemuda ini barusaja berusaha melamar pekerjaan di berbagai perusahan.

Angin sepoi-sepoi melaju dengan kecepatan tak terlihat oleh mata menampar pepohonan yang berdiri berbaris di terotoar dengan kokoh. andai ini upacara bendera pastilah barisan pepohonan itu akan mendapat nilai sikap sempurna jika saja tidak titampar angin sore yang membuat daun-daunya bergoyang kesana kemari. sebagian daun yang menguning copot dari batangnya sehingga berguguran terjun ke trotoar dan badan sebagian aspal jalan raya kota hujan.

buakan hanya aspal dan trotoar aja yang jadi korban dari dedaunan pohon yang berguguran, kepala Ayman si pemuda pencari kerja pun ikut jadi bulan-bulanan daun yang jatuh. dengan ekpresi mukanya yang ditekuk Ayman bergumam "kalo kejatuhan uang enak kali ya rasanya"

Ayman berhenti sejenak dari ribuan kali langkahnya. kedua tanganya dengan cekatan mengusap rambut untuk membersihkan daun-daun kuning yang bertengger di atas kepalanya. kemudian matanya melirik ke samping kiri melihat warung klontongan. kaki Ayman kembali bergerak cuma kali ini arahnya berbelok menuju warung klontongan tersebut.

"Permisi" dengan sopan Ayman memanggil penunggu warung klontong. Karena merasa panggilanya tak terjawab Ayman kembali memanggil si penunggu warung dengan nada yang masih sopan tentunya "Permisi"

dari arah yang tak terduga tepatnya dari arah belakang seorang bapak-bapak menyahutinya
"mau beli apa sep". sapaan si bapak sukses membuat Ayman terjingkat dikarenakan kaget bukan main. tentu saja Ayman terkaget orang biasanya penjaga warung klontong itu ada di dalam warungnya lah ini seperti jin yang tiba- tiba muncul di belakangnya.

"biasa aja kali sep gak usah kaget kayak gitu da bapak mah bukan Jin" kata si bapak penjaga warung klontong yang seakan tau isi di dalam benak Ayman.

"ya Bapaknya tiba-tiba di belakang saya manamungkin saya gak kaget pak" jawab Ayman dengan bibir yang berusaha tersenyum.

"emang acep mau beli apa ?" tanya Bapak penjaga warung sembari memasuki ruang administrasi warung klontongnya.

"ini pak saya mau beli aqu'a botolnya harganya berapa pak?" tanya Ayman menunjuk boto air mineral.

"5000 aja cep" jawaba Bapak tukang klontong sambil mengambil botol air mineral yang isinya tentunya air mineral.

"boleh saya ikut duduk pak" tanya Ayman meminta ijin ke si pemilik kursi dipan di samping warung klontong itu saat transaksinya dengan si penjual selesai.

"oh... mangga cep" kata si bapak penjaga warung klontong.

Ayman pun duduk sambil membuka botol air mineral yang baru saja dia beli, dengan beberapa tegunkan dia meminum air tersebut yang memberikan kesegaran kedalam tubuh penantnya. ia kembali mengingat lamaran kerjanya yang ditolak beberapa perusahaan yang ia masuki.

Ayman sudah melamar pekerjaan lebih dari 6 perusahaan hari ini dan semua belum memberikan hasil yang memuaskan. ternya memang benar apa kata orang dulu waktu dia masih duduk manis di bangku sekolah bawa mencari pekerjaan itu seperti nyari jodoh dan melupakan mantan susahnya minta ampun.

"ngomong-ngomong soal mantan memangnya saya punya mantan" gumam Ayman pada diri sendiri. sekali lagi Ayman meembuka tutup botol air mineral dengan perlahan sebelum ia menenggak air segar berwarna bening itu.

"lagi ngalamunin apa cep?" teguran si bapak penjaga warung itu mampu membuyarkan lamunan Ayman.

"eh iya pak" kata Ayman lirih menjawab teguran si bapak penjaga warung. "saya gk nglamunin apa-apa kok pak" lanjut Ayman sambil merubah posisi duduknya mengarah ke bapak penjaga warung.

Semurni Cinta Karena-Nya : Kisah Sederhana Tentang Cinta & PerjuanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang