Part 15 : Memenuhi Permintaan Bagian 1

346 30 5
                                    

Assalamualaikum Man teman
aku up lagi dan sedikit lebih panjang semoga kaliaan suka ya 😊

***
Dua gadis dengan kerudung yang berbeda warna tampak sedang sangat serius di depan prangkat notbooknya masing-masing. disamping mereka memang terdapat beberapa tumpukan produk fashion hijab dengan berbagai jenis dan model yang beragam. Adiba terlihat memeriksa hasil jepretan di kamera karena merasa ada sesuatu yang menurutnya sidikit kurang pas.

"apa sebaiknya kita gunakan model?" perkataan Anisa mengalihkan perhatian Adiba dari layar notbook.

"untuk saat ini sepertinya belum". Adiba kembali memperhatikan layar notebook untuk kembali memeriksa hasil jepretan contoh-contoh produk.

"Tapi sepertinya kamu kurang puas" Anisa mengambil salah satu contoh produk kemuduan ia mengeluarkanya dari bungkusan plastik. "emm sebelum itu kamu sudah memeriksa tempat yang strategis buat lokasi butik?" tanya Adiba tanpa mengalihkan perhatianya dari layar notebook.

"Ada beberapa tempat sih" kata Anisa yang mulai merentangkan produk gamis di atas karpet. Adiba menuliskan sesuatu di buku catatnya karena terpikirkan sesuatu.

"sudah aku kirim melalui email" kata Anisa yang sekarang sedang sibuk dengan tumpukan produk gamis. Adiba membuka email miliknya untuk mencari file alamat yang sudah dikirimkan oleh Anisa.

"lokasi-lokasinya cukup strategies" Adiba memeriksa setiap alamat pada aplikasi map dilayar notbooknya. Sementara Anisa masih sibuk menjepret gamis yang baru saja ia rentangkan di atas karpet dengan kamera.

"tapi untuk harga sewanya juga lumayan tinggi" kilatan cahaya terlihat pada camera yang sedang digunakan Anisa. usai beberapa jepretan Anisa memeriksa hasilnya pada layar camera.

"maka dari itu kita harus bergrilya untuk cari dana" jemari-jemari Adiba mulai menari-nari pada deretan tombol dituas keyboard notbook dengan sangat lincah.

Sementara itu Bunda Sarah yang baru saja datang dari kamar menyaksikan kesibukan dua gadis cantik di ruang keluarga rumahnya. Semenjak pagi hingga mau masuk waktu Ashar keduanya memang disibukan dengan rencana pembukaan butik.

"sudah pada sholat dzuhur?" Tanya Bunda Sarah saat duduk disofa tepat disamping putrinya yang terlihat sangat serius dengan notbook. "eh iya Tante kami sudah sholat dzuhur bersama" Anisa menyudahi proses menjepret gamis dan duduk di sofa.

"Sibuk banget putri Bunda" Bunda Sarah mengelus jilbab Adiba dengan sayang. "emmm"Adiba berdehem sambil terus mengetik dengan tuas keyboard. "Istirahat dulu ajak Anisa makan siang gih" Titah Bunda Sarah pada putri cantiknya itu.

Adiba pun menyudahi mengetik karena disuruh oleh Bunda Sarah. sebelum Ia menutup notbooknya, Adiba menyimpan hasil pekerjaanya agar tidak hilang. "Bunda sudah makan?" tanya Adiba pada Bunda Sarah. "belum" jawab Bunda Sarah.

"Ya udah yuk makan bareng" Ajak Bunda Sarah sambil beranjak dari sofa. "Yuk Nis" Adiba mengajak Anisa untuk mengikutinya dan Bunda Sarah menuju ruang makan.
Selang beberapa menit kemudian terdengar suara gerbang terbuka dan gemuruh mesin mobil memasuki parkiran rumah. "Bunda kedepan dulu kalian lanjutin makanya" kata Bunda Sarah yang tidak jadi mengambil nasi dan memilih untuk ke ruang tamu.

"Assalamuallaikum Bunda" suara lembut khas Pak Hari terdengar di depan pintu. "Waalaikumsallam" jawab Bunda Sarah sambil membukakan pintu untuk suaminya. Bunda Sarah mencium tangan suaminya dengan penuh rasa hormat seorang istri.

Seorang pemuda keluar dari mobil Pak Hari usai memarkirkanya. Pemuda itu membawa sebuah buku cukup tebal ditanganya. Karena panggilan dari Pak Hari, Pemuda itu menghampiri Pak Hari keteras rumah. "Assalamuallaikum Ibu" Pemuda itu menelungkupkan kedua telapak meski terhalang buku didada tanda sebagai salam.

Semurni Cinta Karena-Nya : Kisah Sederhana Tentang Cinta & PerjuanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang